eksperimen dengan berbagai macam metode kuantitatifnya. Dalam tayangan Little Miss Indonesia perilaku yang ditanamkan oleh anak sejak kecil yang perilaku
anak yang meniru prilaku orang dewasa. Nilai-nilai kesopanan anak-anak masih minim, anak diajarkan berbusana minim layaknya orang dewasa yang berpose di
khalayak ramai.
I.4.2 Disonansi Kognitif
Teori disonansi kognitif pertama kali dikemukakan oleh psikolog Leon Festinger pada tahun 1957. Menurut Festinger, perilaku seseorang dapa dijelaskan
dari keiinginan mendasar pada diri seseorang untuk selalu konsisten antara sikap yang telah ada dengan perilaku aktualnya M. Surip, 2011:63. Kognisi terkait
dengan sikap atau perilaku yang dipegang seseorang yang terekam dalam pikirannya. Lebih lanjut Festinger mengemukakan, bahwa seseorang dimotivasi
untuk mengurangi ketidaknyamanan sebanyak mungkin, bahkan bila perlu mengubah sikap yang sudah dianutnya. Disonansi kognitif sebagian besar
merupakan teknik pembelaan diri yang dilakukan oleh sesorang untuk memperoleh harga diri. Untuk mendapatkannya seseorang harus memiliki
kemampuan beradaptasi dengan berbagai pilihan dan kemungkinan yang beragam.
Menurut Festinger 1957 disonansi dapat terjadi dari beberapa sumber antara lain inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umumserta
pengalaman masa lalu Sarwono, 1991. Adanya Disonansi selalu menimbulkan dorongan untuk menghindari disonansi tersebut. Dalam hubungan ini caranya
adalah dengan menambah-menambah informasi – informasi baru yang diharapkan dapat mengarahkan dukungan terhadap pendapat orang yang bersangkutan tau
menambah perbendaharaan elemen kognitif dalam diri orang yang bersangkutan. Penelitian ini akan dilihat seberapa jauh anggapan ditolak, sedangkan pola prilaku
tidak sesuai dengan keyakinan. Pada dasarnya orang tua maupun guru-guru lah yang seharusnya mendidik anaknya dengan norma-norma agama dan kesopanan
dari sejak kecil. Finalis anak – anak dari sejak kecil sudah mengikuti trend-trend busana minim serta gaya artis-artis orang dewasa masa kini.
I.4.3 Persepsi
Persepsi atau dalam bahasa Inggris Perception berasal dari bahasa latin “perceptio”, dari percipare yang artinya menerima atau mengambil. Dalam arti
sempit, persepsi ialah penglihatan, yakni bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau penegrtian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Sobur, 2003:445.
Manusia dalam menerima informasi, mengolah, menyimpan dan menghasilkannya kembali mengalami empat proses, yaitu meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan
memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon. Persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi, menafsirkan pesan. Jhon R. Wenburg dan
William W. Wilmot Mulyana, 2005:167, mengungkapkan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai cara orgainsm memberi makna. Sedangkan menurut J.
Cohen, persepsi didefinisikan sebagai representatif objek eksternal, persepsi adalah pengetahuan yang tampak menegnai apa yang ada diluar sana.
Persepsi memberikan makna pada stimuli indrawi Rakhmat, 2005:51. Persepsi sebagai proses yang kita gunakan untuk menginterpretasikan data-data
sensoris Severin, 2005:83. Data sensoris kepada kita melalui lima indera kita. Dunia anak-anak adalah dunia belajar yang tidak dapat dipaksakan. Bakat
yang dimiliki oleh seorang anak akan tampak, muncul, berkembang dan menjadi keahlian secara alami dengan dorongan dan pembelajaran yang humanis. Tetapi
akibatnya anak tersebut kehilangan kesempatan untuk tumbuh berkembang secara wajar dalam hal fisik, psikologis, sosial, dan pendidikan. Namun usia mereka
seharusnya menikmati masa bermain, belajar, bergembira, dan mendapatkan kedamaian, bukan menjalani proses belajar yang menyita konsentrasi tinggi.
Namun berdasarkan konteks sosial, ajang Little Miss Indonesia dapat
menghasilkan interpretasi positif, yaitu dapat menjadi ajang pengembangan bakat dan meningkatkan potensi anak, salah satunya melalui pelatihan-pelatihan yang
diberikan. Persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang.
Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya,
segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, selanjutnya diproses.
I.4.4 Komunikasi Massa