film yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang delembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak
tempat, anonim dan heterogen. 5.
Komunikasi Publik Publik Communication Komunikasi publik adalah komunikasi anatra seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang khalayak yang tidak dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah atau kuliah.
II.2 Komunikasi Perspektif Budaya
Setiap teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang. Suatu perpektif adalah sebuah titik pandang, suatu cara
mengkonseptualisasikan sebuah bidang studi. Perpspektif pertama komunikasi multikultural bertitik tolak pada kajian komunikasi yang memfokuskan diri pada
level komunikasi antarpersonal di berbagai level komunikasi. Proses interaksional dan transaksional partisipan komunikasi dalam komunikasi personal
dikaji secara mendalam dalam perspketif budaya yang melibatkan berbagai pendektan bidang-bidang ilmu lain yang mendukungnya seperti sosiologi,
psikologi sosial, antropologi budaya dan bahasa. Hal ini sejalan dengan sifat ilmu komunikasi sendiri yang heterogen multidisiplin dan eklektif. Sumbangan
berbagai disiplin ilmu yang mendasari pertumbuhan ilmu komunikasi tersebut pada mulanya memang lebih banyak memfokuskan diri pada studi komunikasi
massa, yang pada awalnya disebut publisistik. Hasil kajian yang pernah dilakukan oleh para ahli biasanya merupakan
hasil kajian mengenai diffusion of inovation, flow and diffussion of information, agenda setting, uses and gratification, mass media and social reality, dependecy
theory of mass media, mass media and social change. Jika komunikasi massa yang memfokuskan diri pada media studies sedangkan komunikasi multikultural
mencoba mengkaji komunikasi antarpersona dan komunikasi massa dalam perspektif budaya. Keduanya dalam dunia pengembangan ilmu komunikasi belum
cukup mendapatkan perhatian yang serius dari para ahli, ditandai dengan
sedikitnya studi-studi yang telah diterbitkan untuk bidang kajian tersebut. Sebagaimana kajian bidang-bidang komunikasi lain, kajian komunikasi
multikultural membutukan pendekatan, metode dan teori yang agak berbeda dengan pendekatan, metode dan teori yang digunakan dalam kajian komunikasi
massa seperti media effect, media contents dan media studies. Kajian multikultural mempunyai pendekatan, metode, dan teori yang khas sesuai dengan
visi peneltiannya. Dengan demikian, teori-teori yang digunakan untuk membahas kajian komunikasi multikultural juga sangat berbeda dengan kebiasaan
komunikasi massa, karena sifat penelitian ini lebih mengarah pada studi komunikasi dalam perspektif antropologi budaya perilaku dan etnografi
mentalitas. Kajian komunikasi multikultural memerlukan suatu telaah analisis kritis,
pengungkapan data yang berulang-ulang agar supaya mencapai tingkat kedalaman yang dibutuhkan. Dengan kata lain penelitian komunikasi
multikultural lebih bersifat eksploratif grounded research jika penelitian lapangan melibatkan partisipan komunikasi dalam tindak komunikasi massa
dalam ranah komunikasi sosial-budaya. Sedangkan bersifat analisis tekstual manakala bahan kajian merupakan produk manusia yang telah terdokumentasi
baik dalam sosifak, mentalfak, dan artefak. Meskipun demikian, komunikasi multikultural tetap terbuka untuk berbagai jenis penelitian seperti jenis survei,
eksperimen dengan berbagaimacam metode kuantitatifnya.
II.3 Disonansi Kognitif