Agenda Setting Model Teoretis

Pengaruh media tersebut banyak kaitannya dengan aspek lain, seperti sifat komunikator, struktur isi media dan sifat audience . Dalam menemukan tanggapan audience yang berhadapan dengan media. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti memahami bahwa komunikasi massa berfungsi menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Komunikasi massa memiliki komunikan yang bersifat heterogen. Dimana satu dengan lainnya tidak saling megenal dan tidak memiliki kontak pribadi masing-masing berbeda dalam berbagai hal : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya. Penelitian ini komunikasi menggunakan media massa elektronik berupa televisi yang dikenal dengan nama Surya Citra Televisi SCTV dalam program ajang Little Miss Indonesia di SCTV yang ditujukan kepada pemirsanya yang tersebar kebanyak tempat yang anonim dan heterogen.

I.4.5 Agenda Setting

Teori agenda setting pertama kali ditampilakn oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Show. Teori ini pertama kali muncul sekitar tahun 1972 dengan publikasi pertamanya berjudul“The Agenda Setting Function of The Mass Media” Public Opinion Quartely No.37. Ketua pakar tersebut mengatakan bahwa jika media memberikan tekanan pada peristiwa maka media iu akan menjadi agenda masyarakatnya Nuruddin 2007:195-197. Meningkatnya nilai penting suatu topik berita pada media massa menyebabkan meningkatnya nilai penting topik tersebut bagi khalyaknya. Teori agenda setting ini dikatakan media khusunya media berita tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Dasar pemikiran teori ini adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu. Akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media. Dalam memenuhi kebutuhan secara psikologis dan sosial, audiens menjadi tergantung pada media massa. Masyarakat akan menjadikan topik utama yang diangkat oleh media sebagai bahan perbincangan sehari-hari.

I.4.6 Model Teoretis

Model Teoritik terdiri dari variabel-variabel yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Gambar 1 Model Teoretis

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Komunikasi

Secara etimologi bahasa kata komunikasi berasal dari Bahasa Inggris “communication” yang mempunyai akar kata dari bahasa latin “communicare” Weekly, 1967: 338. Kata “communicare” sendiri memiliki tiga kemungkinan arti yaitu; 1. “to make common” atau membuat sesuatu menjadi umum. 2. “cum+munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah. 3. “cum+munire” yaitu membangun pertahanan bersama. Di antara ratusan definisi, ada baiknya kita simak beberapa diantaranya, yaitulihat a.l Ruben, 1992: R Loose, 1999:1; DeVito, 1986:5 : 1. “Communication means that information is passed from one place to another” komunikasi adalah informasi yang disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. 2. “Communication...includes all teh procedures by which one mind may effect another. Komunikasi... meliputi semua prosedur dimana pikiran seseorang mempengaruhi orang lain. 3. “The transmission of infromation, ideas, emotion, skills, etc. By thh use of symbol-word, pictures, figures, graph, dan lain-lain dengan menggunakan simbol seperti kata, foto, figur dan garafik. 4. “The imparting, conveying or exchange of ideas, knowledge, or information whether by speech, writing or sign.” memberi, meyakinkan atau bertukar ide, pengetahuan atau informasi baik melaui ucapan , tulisan atau tanda. Alat yang banyak dipergunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, karena melalui bahasa orang dapat mentransmisikan gagasan, ide, pendapat baik yang konkret maupun yang abstrak dan tidak terikat waktu untuk masa sekarang saja.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tayangan Super Boy Indonesia Terhadap Pengembangan Bakat Anak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Super Boy Indonesia di SCTV Terhadap Pengembangan Bakat Anak SD Negeri 164518 Kota Tebing Tinggi)

0 59 117

Persepsi Mahasiswa Terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia Pada Ajang Miss Universe (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe)

13 127 140

Komodifikasi Profil Dai dalam Tayangan Ajang Pencarian Bakat Dai Muda Pilhan ANTV

0 4 35

Kembangkan Bakat di Miss Indonesia.

0 1 1

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013).

0 5 121

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF PELAJAR SMA SEKOLAH ISLAM DI GRESIK DALAM MENONTON TAYANGAN PROGAM ACARA “ISLAM” KTP DI SCTV (Study Deskriptif Motif Pelajar Sma Sekolah Islam Di Gresik Dalam Menonton Tayangan Progam Acara “Islam KTP” Di SCTV).

0 1 91

LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar).

0 0 17

DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV )

0 0 27

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013)

0 0 22