METODOLOGI PENELITIAN Persepsi Para Guru Menonton Tayangan Ajang Pencarian Bakat Little Miss Indonesia Di SCTV (Studi Deskriptif Kualitatif)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Metode adalah proses, prinsip yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain Mulyana, 2001:145. III.1.1 Paradigma Penelitian Sebelum melakukan pilihan pendekatan approach, metode method, teknik technique ataupun cara dan piranti ways and instruments, peneliti menetapkan cara pandang yang digunakan terhadap bahan dan tujuan kajiannya. Cara pandang mendasar ini disebut paradigma kajian paradigm of inquiry. Denzin dan Lincoln eds. 1994: 99 menjelaskan paradigma sebagai “ …a basic set of beliefs that guide action. Paradigms deal with first principles, or ultimates ”. Jadi, paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian. Dalam suatu paradigma terkandung sejumlah pendekatan. Dalam suatu pendekatan terkandung sejumlah metode. Dengan menggunakan paradigma interpretif, kita dapat melihat fenomena dan menggali pengalaman dari objek penelitian. Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Pendekatan interpretatif diadopsi dari orientasi praktis. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi. Newman, 1997: 62-68. Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks dan makna yang khusus sebagai esensi dalam memahami makna sosial, melihat fakta sebagai hal yang cair tidak kaku yang melekat pada sistem makna dalam pendekatan interpretatif. Fakta - fakta tidaklah imparsial, objektif dan netral. Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang beragantung pada pemaknaan sebagian orang dalam situasi sosial. Interpretif menyatakan situasi sosial mengandung ambiguisitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat memiliki makna yang banyak dan dapat dinterpretasikan dengan berbagai cara. Newman, 1997: 72 Selaras dengan tinjauan aksiologik, dalam khasanah metodologi penelitian atau kajian dikenal, tiga paradigma kajian utama, yaitu: 1 paradigma positivistik positivistic paradigm, 2 paradigma interpretif interpretive pardigm, dan 3 paradigma refleksif reflexive paradigm. Lazimnya, paradigma positivistik disepadankan dengan pendekatan kuantitatif quantitative approach, paradigma interpretif disepadankan dengan pendekatan kualitatif qualitative approach, sedangkan paradigma refleksif disepadankan dengan pendekatan kritik critical approach. Ada sejumlah butir pembeda antara ketiga jenis paradigma tersebut. Berikut adalah butir pembeda beserta penjelasan ringkasnya. Pertama, perbedaan cita-cita. Menurut paradigma positivistik, setiap kajian harus bercita-cita menemukan semacam hukum kenyataan yang memungkinkan manusia meramal dan mengendalikan kenyataan. Paradigma ini, yang berkembang dalam tradisi pemikiran Perancis dan Inggris, akibat terobsesi dan dipengaruhi oleh tradisi ilmu-ilmu alam natural sciences yang tergolong Aristotelian. Ia bertumpu pada pandangan bahwa realitas hakikatnya bersifat materi dan kealaman. Manusia pun hakikatnya bersifat materi dan kealaman. Paradigma interpretif bercita-cita memahami dan menafsirkan makna suatu kenyataan. Sedangkan paradigma refleksif bercita-cita memberdayakan dan membebaskan manusia dari semacam belenggu pemahaman atau kesadaran palsu. Paradigma interpretif dan refleksif, yang berkembang dalam tradisi pemikiran Jerman, lebih humanistik dan memandang manusia sebagai manusia, serta terobsesi dan dipengaruhi oleh filsafat rasionalisme idealisme Platonik. Tradisi pemikiran inilah yang kemudian menjadi akar-akar pendekatan penelitian kualitatif. Tradisi pemikiran ini seringkali diberi label fenomenologisme. Sumber:http:wordpress.com20120117paradigma-penelitian kualitatif Tradisi ini menganggap jiwa manusia terutama adalah sebagai produser ide. Sejarah umat manusia pada kenyataannya diwarnai oleh ide-ide besar manusia. Perjalanan sejarah umat manusia bukan sekadar perubahan dari sebuah peristiwa ke peristiwa yang lain, melainkan perjalanan sejarah ide-ide dan kreasi manusia sebagai makhluk sadar dan bertujuan purposive creators. Ini mengandung pengertian bahwa dunia ide, dunia makna, merupakan sesuatu yang teramat sentral pada diri manusia, kapan pun, dan di mana pun. Memahami dunia manusia beserta perilakunya, termasuk perilaku berbahasanya, harus menukik ke tingkat dunia ide dan dunia makna yang terbenam dalam diri manusia itu sendiri. Sebab, apa yang tampak di permukaan tingkat perilaku sesungguhnya merupakan pantulan dari dunia ide atau dunia makna yang tersembunyi di bagian dalam. Dunia ide atau dunia makna itulah yang kemudian disebut fakta fenomenologis, yang untuk memahaminya sangat diperlukan suatu proses penghayatan, suatu proses interpretive understanding, yang oleh Weber disebut dengan istilah verstehen Faisal, 1998: 4. Paradigma interpretif dijabarkan ke dalam langkah-langkah: 1 penentuan pumpun kajian focus of study, yang mencakup kegiatan memilih masalah yang memenuhi syarat kelayakan dan kebermaknaan, 2 pengembangan kepekaan teoretik dengan menelaah bahan pustaka yang relevan dan hasil kajian sebelumnya, 3 penentuan kasus atau bahan kajian, yang meliputi kegiatan memilih dari mana dan dari siapa data diperoleh, 4 pengembangan protokol pemerolehan dan pengolahan data, yang mencakup kegiatan menetapkan piranti, langkah dan teknik pemerolehan dan pengolahan data yang digunakan, 5 pelaksanaan kegiatan pemerolehan data, yang terdiri atas kegiatan mengumpulkan data lapangan atau melakukan pembacaan naskah yang dikaji, 6 pengolahan data perolehan, yang meliputi kegiatan penyandian coding, pengkategorian categorizing, pembandingan comparing, dan pembahasan discussing, 7 negosiasi hasil kajian dengan subjek kajian, dan 8 perumusan simpulan kajian, yang meliputi kegiatan penafsiran dan penyatu-paduan interpreting and intergrating temuan ke dalam bangunan pengetahuan sebelumnya, serta saran bagi kajian berikutnya. Fokus kajian, misalnya mungkin mengalami penajaman dan perumusan ulang setelah peneliti melakukan penjajakan lapangan. Tentu saja, penajaman ulang perlu dilakukan berdasarkan ketersediaan data, serta dimaksudkan untuk meningkatkan kebermaknaan kajian Terakhir, setiap kajian berparadigma interpretif harus memenuhi kriteria: 1 keterpercayaan credibility, 2 kebergantungan dependability, dan 3 kepastian confirmability, dan 4 keteralihan transferability. Keterpercayaan membuktikan bahwa data perolehan dan simpulan kajian benar-benar dapat dipercaya. Kabergantungan membuktikan bahwa temuan dan simpulan kajian benar-benar bersandar pada data mentah. Kepastian membuktikan bahwa kebenaran temuan dan simpulan kajian bisa dilacak berdasarkan data perolehan. Sedangkan keteralihan membuktikan bahwa temuan dan simpulan penelitian bisa diberlakukan pada kasus lain yang memiliki ciri-ciri sama dengan kasus yang dikaji. Sumber :http:ernams.wordpress.com20080107pendekatan-interpretif III.1.2 Tradisi Penelitian Kualitatif Penelitian kuantitatif terlebih dulu ada sebelum penelitian kualitatif. Kedua tradisi penelitian ini memiliki perbedaan yang menonjol. Metodologi kuantitatif menuntut adanya rancangan yang menspesifikasikkan objeknya secara eksplisit dieliminasikan dari objek-objek lain yang tidak diteliti. Tata pikir logikal sesuai dengan analisis yang telah diperkembangkan, metodologi penelitian kuantitatif membatasi sejumlah tata pikir logikal tertentu, yaitu korelasi, kausalitas, dan interaktif; sedangkan objek ditata dalam tata pikir kategorisasi, intervalasi dan kontimuasi. Metodologi penelitian kualitatif mulai dengan penetapan objek studi yang spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks besarnya, sehinggaa eksplisit jelas objek studinya. Disusun kerangka teori sesuai dengan objek studi spesifik. Kemudian akan melahirkan hipotesis atau problematik penelitian, instrumentasi pengumpulan data, dan teknik sampling serta teknik analisisnya, juga rancangan metodologi lain seperti : penetapan batas signifikasi, teknik-teknik penyesuaian bila ada kekurangan atau kekeliruan dalam hal data, administrasi, analisis dan sebagainya. Dengan kata lain, semua dirancangkan dengan matang sebelum terjun ke lapangan untuk meneliti. Penelitian kualitatif didasarkanpada penafsiran, dnegan konsep-konsep yang umumnya tidak memberikan angka numerik, seperti etnometodologi atau jenis wawancara tertentu. Penelitian kualitatif ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian sesorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain berdasarkan fakta yang tampak atau sebgaimana adanya Nawami, 1995:63. III.1.3 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Program Tayangan Ajang Little Miss Indonesia - 1 di SCTV. III.1.4 Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel, karena peneltian kualitatif ini bukanlah bertujuan menggeneralisasi hasil peneltian. Hasil riset lebih bersifat kontekstual atau kasuistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan. Karena itu, pada penelitian kualitatif sampelnya disebut informan atau subjek riset, yaitu orang-orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset bukan objek, karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner Kriyantono, 2006:161-163. Penelitian ini dilakukan pada sebuah Yayasan Perguruan Budaya Medan yang terletak di Jl. Kepribadian No.23-25, Kesawan, Medan Barat 20111. Penelitian ini mengambil subjek penelitian para guru TK dan SD Yayasan Perguruan Budaya Medan sebanyak 10 orang. Metode ini sering disebut total sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono, 2011:68. Teknik ini digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil. Pada saat penelitian jumlah para guru TK dan SD Yayasan Perguruan Medan yang diwawancarai peneliti sebanyak 10 orang. Pengambilan data yang dijadikan sampling sebanyak 10 orang, karena data yang diperoleh hampir semua sama. Setelah itu didapatlah data dari total sampling jenuh dan dapat memberikan kelengkapan dan kedalaman informasi yang sesuai dengan keperluan bagi pemahaman masalahnya. III.1.5 Kerangka Analisis Kerangka analisis merupakan mencari dan menyusun secara sistematis seluruh data sehingga dapat dengan mudah dipahami, untuk kemudian dianalisis. Ada pun kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti adalah Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman, yang terdiri dari tiga hal, yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Gambar 4 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman,1992 Penelitian ini akan menganalisis mengenai persepsi para guru Yayasan Perguruan Kebudayaan Medan tentang Tayangan Little Miss Indonesia di SCTV. Tayangan little miss indonesia SCTV tersebut dikumpulkan dari youtube. Seluruh video tayangan yang memuat unsur anak-anak perempuan akan dikumpulkan, ditabulasikan, lalu dibahas secara menyeluruh. Kemudian peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak yang menjadi subjek penelitian ini. Wawancara tersebut dilakukan untuk memperoleh keterangan konfirmasi mengapa dan bagaimana persepsi menonton Tayangan Ajang Little Miss Indonesia di SCTV tersebut. III.1.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a Metode wawancara, yaitu penelitian dilakukan dengan mewawancarai pihak yayasan perguruan kebudayaan medan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini kepada para guru Yayasan Perguruan Budaya Medan adalah dengan dua cara yaitu dengan wawancara dan studi literature. Wawancara mengandung arti sebagai proses komunikasi diadik, relasional dengan tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dahulu yang dirancangankan untuk mempertukarkan perilaku dan melibatkan tanya jawab. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam indepth interview dengan responden yaitu para guru Yayasan Perguruan Budaya Medan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara namun dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai diminta pendapat atau pandangan beserta ide-idenya. Selain wawancara mendalam dengan informan, peneliti juga melakukan studi literature. Literature dapat berbentuk dokumen, tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi literature merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif. b Metode dokumenter, yaitu mengumpulkan data berupa video serta foto- foto tayangan Little Miss Indonesia di SCTV yang menampilkan anak- anak permepuan. Video dan foto-foto terkait kemudian disajikan di harddisk, dan selanjutnya dilakukan analisis data. c Metode kepustakaan, yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. III.1.7 Keabsahan Data Data - data yang akan penulis lampirkan, sebagai tanda keabsahan data penelitian ini antara lain : - Melampirkan video tayangan serta foto-foto yang memuat unsur anak- anak perempuan di tayangan ajang Little Miss Indonesia-1 SCTV. - Melampirkan transkip wawancara dengan para guru TK dan SD Yayasan Perguruan Budaya Medan. III.1.8 Teknik Analisis Data Bogdan dan Biken Moleong, 2005:248 menyajikan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat diikelola, menafsirkannya, memaknai, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang yang dapat diceritakan kepada orang lain. Seperti digambarkan dalam kerangka analisis, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman untuk menganalisis data yang ada dengan teknik : 1. Reduksi Data Reduki data dapat diaertikan sebagai prosedur pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan dan transformasi data kasar. 2. Penyajian Data Setelah proses reduksi berlangsung, maka langkah berikutnya adalah penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan Tahap akhir yaitu verifikasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti dari data yang dikumpulkan di lapangan, direduksi dan disajikan. Pemberian makna atas kesimpulan ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuatnya. Terlebih dahulu video tayangan dibahas secara menyeluruh dengan teknik deskriptif. Kemudian peneliti akan melakukan wawancara terhadap para guru Yayasan Perguruan Budaya, bukan hanya pandangan para guru TK dan SD Yayasan Perguruan Budaya Medan menonton Tayangan ajang Little Miss Indonesia di SCTV yang diberi, tetapi juga untuk menginformasi temuan dari penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tayangan Super Boy Indonesia Terhadap Pengembangan Bakat Anak (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Super Boy Indonesia di SCTV Terhadap Pengembangan Bakat Anak SD Negeri 164518 Kota Tebing Tinggi)

0 59 117

Persepsi Mahasiswa Terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia Pada Ajang Miss Universe (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe)

13 127 140

Komodifikasi Profil Dai dalam Tayangan Ajang Pencarian Bakat Dai Muda Pilhan ANTV

0 4 35

Kembangkan Bakat di Miss Indonesia.

0 1 1

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013).

0 5 121

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF PELAJAR SMA SEKOLAH ISLAM DI GRESIK DALAM MENONTON TAYANGAN PROGAM ACARA “ISLAM” KTP DI SCTV (Study Deskriptif Motif Pelajar Sma Sekolah Islam Di Gresik Dalam Menonton Tayangan Progam Acara “Islam KTP” Di SCTV).

0 1 91

LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar).

0 0 17

DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV )

0 0 27

PERSEPSI MASYARAKAT BALI TERHADAP KONTES MISS WORLD 2013 (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Bali Terhadap Kontes Miss World 2013)

0 0 22