KEKEKALAN NERAKA DARI SEGI PENGHUNINYA

BAB V KEKEKALAN NERAKA DARI SEGI PENGHUNINYA

Siapapun yang membaca sejarah Islam mengetahui bahwa dahulu ketika Islam mulai muncul di Makkah, manusia ketika itu terbagi menjadi dua golongan, ada kalangan mu`min yang sefaham dan mendukung dakwah Rasulullah Ṣalallāhu’alaihi wasallam, dan ada kalangan kafir yang memusuhi dakwah yang dibawa oleh beliau. Ketika hijrah ke Madinah dan Islam mulai berkembang pesat di Madinah maka mulailah bermunculan orang-orang Munafik yang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman mereka. Sehingga pada akhirnya manusia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan mu’min yang mendukung risālah Rasulullah, golongan kafir yang menentang risālah beliau dan golongan munafik yang kufur secara batin dan muslim secara dzahir. 1

Dalam permulaan surat al-Baqarah Allah Subḥānahu wata’ālā menyebut ketiga golongan ini, pertama adalah orang-orang beriman yang memurnikan ketaatan pada Allah sehingga keimanannya ini sampai pada hati dan lisan mereka, yang kedua orang-orang kafir yang menampakkan kekufurannya secara zahir dan yang ketiga orang yang berada dipertengahan keduanya, yaitu orang munafik yang menyatakan keimanan di lisan-lisan mereka akan tetapi hati mereka tetap dalam kekufuran, dan yang ketiga ini termasuk ke dalam golongan kafir yang paling buruk di sisi Allah karena telah mencampurkan kekufuran dengan tipu daya dan mengolok-olok agama, sehingga penjelasnnya dalam surat al-Baqarah lebih panjang sebagai

penjelasan atas tipu daya mereka. 2 Dari ketiga golongan besar ini, kalangan kafir dan munafik telah

diancam dalam banyak na ṣ, sedangkan golongan mu`min yang terjerumus ke dalam dosa besar untuk mereka di akherat berada pada kehendak Allah, jika Allah hendak mengampuni karena rahmatNya maka mereka tidak akan disiksa karena dosa besar yang telah dilakukannya, dan jika Allah menghendaki untuk disiksa karena keadilanNya, maka mereka akan disiksa karena perbuatan dosanya tersebut.

Ahlu al-Sunnah wa al-Jam ā’ah memandang bahwa janji dan ancaman sudah ditentukan oleh Allah dalam al-Qur`an. Siapa saja yang selamat dan mendapat pahala maka pada hakekatnya dia telah mendapat apa yang telah Allah janjikan, dan siapa saja yang celaka serta mendapat hukuman maka ia telah mendapat apa yang Allah ancamkan kepadanya. Dan

1 Aḥmad Ibn ‘Abd al-Ḥalīm Ibn Taimiyyah al-Harrāni (W: 728 H), al-Imān al- Ausaṭ (Riyād: Dār al-Tayyibah, 1422 H), 5.

2 ‘Abd Allāh Ibn ‘Umar Ibn Muḥammad al-Shirāzī al-Baiḍāwī (W:685 H), Anwār al- Tanzīl wa Asrāru al-Ta`wīl (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1429 H), 24.

akal sama sekali tidak berperan dalam menentukan janji dan ancaman. 3 Setiap janji pahala adalah karunia dari Allah untuk hambaNya dan setiap

ancaman siksaan pada hakekatnya adalah keadilan dari Allah, dan semua ini bukan satu kewajiban bagi Allah, dan semua firman Allah baik berupa

ancaman atau kewajiban adalah benar dan serius bukan main-main. 4 Penentuan orang-orang yang akan menghuni surga atau neraka adalah

hak yang dimiliki oleh wahyu, akal sama sekali tidak bisa menentukan seseorang masuk surga atau neraka, hanya saja seseorang bisa berharap kepada orang-orang baik dan khawatir terhadap orang-orang buruk. Penentuan penghuni surga atau neraka ini ada yang bersifat umum ada juga yang bersifat khusus. Penentuan umum maksudnya adalah penentuan seseorang menjadi penghuni surga atau neraka dengan sifat mereka, seperti penentuan setiap orang yang beriman di dalam surga dan penentuan orang- orang kafir di dalam neraka. Adapun penentuan yang bersifat khusus adalah

penentuan dengan menyebut langsung nama dari individu tersebut. 5 Ancaman neraka untuk orang-orang kafir dan munafik telah

dinyatakan dalam banyak naṣ oleh Allah Ta’ālā, dan ada juga ayat dan hadith yang menerangkan ancaman untuk kaum mu`minin yang berdosa besar. sebagai pendalaman maka akan diuraikan ancaman-ancaman Allah untuk ketiga kelompok itu sebagai berikut: