Pendekatan Mengenai Konsep Neraka Sebagai Tempat, Tingkatan dan Kualitas Penderitaan

C. Pendekatan Mengenai Konsep Neraka Sebagai Tempat, Tingkatan dan Kualitas Penderitaan

Neraka adalah satu tempat yang telah Allah sediakan untuk orang-orang kafir kepadaNya. Ini adalah makna neraka secara istilah syariat yang sering diungkapkan dalam banyak naṣ al-Qur`an ataupun al- Sunnah. Definisi ini di antaranya disampaikan oleh Muḥammad Ṣāliḥ al-Uthaimīn dalam kitab Ta’līq Mukhtaṣar ‘alā Kitāb Lum’at al- 69 I’tiqād.

Ada beberapa ayat yang menunjukan bahwa neraka adalah satu tempat, sehingga neraka ini menjadi hunian yang paling buruk bagi orang-orang yang akan memasukinya. Dalam al-Qur`an neraka disebut dengan bi`sa mathwā al-ẓalimīn hal ini bisa dilihat dalam surat Ᾱli Imrān[003]:151, dan terkadang disebut sharra ma`āb dan bi`sa al- mihād seperti yang terdapat dalam surat Ṣād[038]:55-56, dan bi’sa al-maṣīr sebagaimana yang terdapat dalam surat al- Ḥadīd[057]:15. 70

Allah berfirman dalam surat Ᾱli Imrān:             

        Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut,

disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang

68 Muḥammad Ibn Jarīr al-Ṭabarī (W: 310 H), Jāmi’u al-Bayān fī Ta’wīl al- Qur`ān (Beirūt: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 2009 M), 116.

69 Muḥammad Ṣāliḥ al-Uthaimīn, Ta’līq Mukhtaṣar ‘alā Kitāb Lum’at al- I’tiqād (Riyāḍ: Dar al-Watan, 1423 H), 65.

70 Aḥmad Muṣṭafā Mutawalli, Surga dan Neraka (Bogor: Darul Ilmi, 2012 M), 229.

Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan Itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim ( Ᾱli Imrān[003]:151)

Tempat kembali (Ma`wa) orang-orang kafir pada hari kiamat adalah neraka, dan ini adalah seburuk-buruk tempat tinggal untuk orang-orang zalim, yang telah menzalimi diri mereka sendiri dengan melakukan segenap amalan yang menyebabkan diri mereka

mendapatkan siksaan di dalam neraka. 71 Dari sini al- Ṭabarī memastikan bahwa neraka adalah satu tempat yang penuh dengan

siksaan. Ibn ‘Uyainah al-Ḥasanī (W:1224 H) mengatakan Allah akan

meletakan pada hati orang-orang kafir seperti Abu Sufyan dan sahabatnya dulu, rasa takut karena keshirikan mereka kepada Allah yang pada hakekatnya mereka melakukan itu tanpa dasar dan tempat kembalinya ( ma`wā) adalah neraka dan itu adalah seburuk-buruk tempat tinggal untuk orang-orang yang zalim. 72

Ayat di atas menunjukan bahwa neraka adalah tempat siksaan untuk orang-orang zalim. Berarti neraka mempunyai ruang dan berupa material, jika diperhatikan ayat-ayat tentang neraka dan siksaan yang ada di dalamnya, maka akan didapatkan keyakinan bahwa neraka bukan lah bersifat abstrak atau hayalan semata, akan tetapi ia adalah tempat penyiksaan yang konkrit yang akan dirasakan oleh fisik manusia, walaupun keadaan yang ada di hari akhirat nanti tidak semuanya dapat dikiaskan dengan kehidupan dunia, karena berbeda antara kehudupan keduanya.

Ayat ini juga menjelaskan tentang bentuk pertolongan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman, yaitu dengan memasukan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut untuk melanjutkan peperangan disebabkan mereka menyekutukan Allah. Tempat mereka di akherat adalah neraka, dan itulah seburuk-buruk

tempat tinggal untuk orang-orang zalim. 73 Dari penafsiran ayat di atas bisa dipastikan berdasarkan dzahir

teks ayat-ayat al-Qur`an dan perkataan beberapa mufassir seperti al- Ṭabarī dan Ibn ‘Uyainah bahwa neraka adalah satu tempat yang

penuh dengan siksaan, sehingga neraka mempunyai ruang dan bersifat kongkrit bukan hayal.

71 Muḥammad Ibn Jarīr al-Ṭabarī (W: 310 H), Jāmi’u al-Bayān fī Ta’wīl al- Qur`ān (Beirūt: Dār Ibn Ḥazm, 1423 H), 156. 72

Aḥmad Ibn Muḥammad Ibn Mahdī Ibn ‘Uyainah al-Ḥasanī (W: 1224 H), al- Baḥru al-Madīd fī Tafsīr al-Qur`ān al-Majīd (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1426 H), 383.

73 Departeman Agama, al-Qur`an dan Tafsirnya (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1990 M), 63.

Kemudian ayat lain yang menujukan bahwa neraka adalah tempat firman Allah dalam surat Ṣād[038]:55-56:

            Beginilah (keadaan mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang

yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka Jahannam, yang mereka masuk ke dalamnya; Maka Amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tinggal ( Ṣād[038]:55- 56)

Al- Ṭabarī (W: 310 H) mengatakan tentang tafsir ayat ini, bahwa orang-orang yang melampaui batas dengan bermaksiat kepada Allah, padahal Dia telah berbuat baik kepada mereka, kelak setelah mereka keluar dari kehidupan dunia ini, mereka akan mendapatkan tempat kembali yang paling buruk, yaitu mereka akan memasuki

Jahannam 74 dan Jahannam ini adalah seburuk-buruk tempat tinggal. Teks ayat yang menyebutkan Jahannam adalah seburuk-buruk

tempat tinggal menunjukan bahwa neraka berupa tempat bukan hayal.

Siapapun yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan menyelisihi Rasulullah mereka akan mendapatkan tempat kembali yang paling buruk ( sū`u munqalib wa marji’) yaitu Neraka Jahannam, mereka akan memasukinya dan mereka akan diliputi oleh api pada setiap sisi tubuh mereka, dan akan dikatakan kepada mereka rasakanlah air yang sangat panas ini ( ḥamīm), dan juga rasakanlah air nanah yang sangat dingin ini ( gassāq), sehingga mereka tidak dapat minum karena panasnya ḥamīm dan dinginnya gassāq. Dari penjelasan Ibn Kath īr ini yang mengatakan bahwa nerakan adalah tempat kembali dan tersedia juga air panas dan nanah dingin,

menunjukan neraka adalah tempat. 75 Setiap kali seorang mu`min membaca ayat-ayat tentang azab

Allah di dalam neraka maka badannya akan bergetar karena kerasnya sifat yang diinformasikan, dan azab-azab neraka yang dikisahkan oleh Allah seolah-olah tampak di depan mata, termasuk ke dalamnya ketika Allah menceritakan neraka dalam surat Ṣād, bahwa balasan untuk orang-orang yang melampaui batas yaitu orang-orang kafir mereka akan mendapatkan Jahannam sebagai tempat kembali yang paling buruk, dan Jahannam di dalam ayat ini diumpamakan sebagai kasur atau tempat yang dibentangkan yang akan dihuni oleh orang-

74 Muḥammad Ibn Jarīr al-Ṭabarī (W: 310 H), Jāmi’u al-Bayān fī Ta’wīl al- Qur`ān (Beirūt: Dār Ibn Ḥazm, 1423 H), 214.

75 Ismāil Ibn ‘Umar Ibn Kathīr al-Qurashī al-Dimashqī (W: 774 H), Tafsīr al- Qur`ān al-Aẓīm (Riyād: Dār Ṭayyibah, 1418 H), 407.

orang kafir, dan keburukan tempat ini ditambah pula oleh keburukan minuman, yaitu air yang sangat panas dan nanah yang keluar dari tubuh-tubuh orang kafir yang sangat bau menjijikan dan sangat dingin. Ditambah pula dengan buah zaqq ūm yang akan menambah penderitaan para penghuni neraka. Ini adalah beberapa jenis siksaan

yang Allah kabarkan. 76 Neraka sebagai satu tempat ditunjukan juga oleh firman Allah

surat al- Ḥijr[015]:43-44 yang menginformaiskan bahwa neraka mempunyai tujuh pintu. Jika neraka adalah khayal tentu tidak akan disebut jumlah pintu dan pintu itu sendiri.

Allah berfirman:            

 Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah

diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu dari mereka (al- Ḥijr[015]:43-44)

Al- Ṭabarī (W: 310 H) mengatakan tentang tafsir ayat ini, bahwa Jahannam mempunyai tujuh pintu yang bertingkat-tingkat dan setiap tingkat akan dihuni oleh orang yang berhak mengisinya dari para pengikut Iblis. Tingkatan-tingkatan neraka ini akan dihuni mulai dari tingkatan pertama sampai terakhir, jika tingkatan pertama penuh makan akan dipenuhi tingkatan yang ke dua dan begitu seterusnya sampai tingkatan ke tujuh. Al- Ṭabarī pun menyebutkan nama-nama tingkatan ini yang sanadnya sampai pada Ibn Juraij, bahwa yang pertama adalah Jahannam, kemudian Laẓā, kemudian, al-Ḥuṭamah, kemudian al- Sa’īr, kemudian Saqar, kemudia al-Jaḥīm, kemudian al- Hāwiyah. 77

Sepertinya al- Ṭabarī hendak menjelaskan tentang kekonkritan neraka dengan menjelaskan tingkatan-tingkatan neraka dan menyebutkan nama-nama pintu neraka itu.

Rasulullah (W: 11 H) menerangkan juga bahwa neraka mempunyai pintu-pintu sebagaimana surga mempunyai pintu-pintu. Ini menunjukan bahwa neraka adalah suatu tempat, Rasulullah bersabda:

76 Wahbah al- Zuḥaili, al-Tafsīr al-Wasīṭ (Beirut: Dar al-Fikr al-Muasir, 2000 M), 2213.

77 Muḥammad Ibn Jarīr al-Ṭabarī, Jāmi’u al-Bayān fī Ta’wīl al-Qur`ān (Beir ūt: Dār Ibn Ḥazm, 1423 H), 45.

ُيِطاَيَّشلا ِتَدِّفُصَو ِراَّنلا ُباَوْ بَأ ْتَقِّلُغَو ِةَّنَْلْا ُباَوْ بَأ ْتَحِّتُ ف ُناَضَمَر َءاَج اَذِإ

Jika datang bulan Ramadan maka akan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dirantai syetan-syetan. 78

M āhir Aḥmad menamai ketujuh pintu neraka ini sebagaimana nama-nama neraka. Yang pertama bernama pintu Jahannam, dinamai pintu ini karena ia menimbulkan muka sangat masam kemudian membakar habis daging-daging penghuninya, dan ia merupakan azab yang paling ringan dibanding pintu neraka lainnya. Yang kedua pintu Laẓā yang akan memakan kedua tangan dan kaki, dan selalu mencari dan memanggil orang yang berpaling dari Tauhid dan syariat Islam lainnya. Yang ketiga, pintu Saqar, dia akan memakan daging penghuninya tanpa tulangnya. Kemudian pintu Ḥuṭamah, yang akan menghancurkan tulang-tulang serta membakar hati penghuninya, pembakaran ini dimulai dari kedua tumit kemudian menjalar sampai ke hati, kemudian neraka itu melontarkan bunga api sebesar istana, yang kelima pintu Jaḥim, disebut seperti ini karena bara apinya sangat besar, satu bara api ukurannya lebih besar dari dunia. Yang keenam al- Sa’īr neraka ini dibuat nyala apinya sangat hebat, sejak diciptakan neraka ini belum pernah diredupkan, di dalamnya terdapat ular, kalajengking, borgol, rantai dan belenggu, juga terdapat sumur kesedihan (jubb al- ḥuzn), dan di dalam sumur ini adalah siksaan yang paling mengerikan. Dan yang terkahir yang ketujuh pintu al-

H āwiyah, siapapun yang terjatuh ke dalamnya ia tidak akan pernah keluar selama-lamanya. 79

Azab yang telah Allah sediakan untuk orang-orang kafir bermacam-macam, berat dan ringannya satu azab bergantung pada banyak dan sedikitnya kekufuran, semakin banyak kekufuran yang dilakukan oleh seorang hamba maka akan semakin besar siksaannya di dalam neraka, dan semakin sedikitnya kekufuran maka semakin ringan siksaannya, sehingga azab untuk Ab ū Ṭālib lebih ringan dari azab yang akan diterima oleh Ab 80 ū Lahab.

Kesimpulan dalam pembahasan ini adalah keterangan bahwa neraka adalah satu makhluk Allah yang disediakan untuk orang-orang kafir, neraka ini bersifat konkrit dan mempunyai ruangan serta ragam siksaan. Sifat neraka ini dikekalkan oleh Allah berdasarkan keterangan ayat-ayat dan hadith yang ṣaḥīḥ.

78 Hadith ini diriwayatkan oleh Bukhārī dan Muslim (lihat Maktabah Shāmilah).

79 Māhir Aḥmad, Misteri Kedahsyatan Neraka (Jakarta: Sukses Publishing, 2009 M), 107.

80 Aḥmad Ibn Taimiyyah al-Ḥarrānī (W: 728 H), Majmu’ al-Fatāwā (Riyād: Maktabah al- ‘Ubaikah, 1419 H), 448.