Epistasis dan Hipostasis
a. Epistasis dan Hipostasis
Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh illiam Bateson dan R.C Punnett . M ereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan
memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe rose (mawar) dengan tipe pea (ercis) menghasilkan 100% ayam berjengger alnut .
Semula, munculnya ayam berjengger alnut diduga merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya heterozigot. A kan tetapi, jika ayam F 1 berjengger alnut tersebut dikawinkan sesamanya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose , pea , dan alnut muncul satu sifat baru lain, yakni single (tunggal).
Diagram Persilangan Ayam Berjengger Rose dan Ayam Berjenger Pea
P 1 genotipe :
F 1 RrPp
P 2 genotipe :
RRPp RrPp
alnut
alnut
alnut alnut
RrPP
rP
RrPp rrPp
alnut pea
Rp Rrpp
92 Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII
Sumber: Biology: The Unity and Diversity of Life, 1995
Em pat t ipe jengger ayam
Jengger tipe alnut dan single merupakan tipe jengger baru yang muncul dan tidak dijumpai pada kedua induk. H al ini disebabkan oleh adanya interaksi antargen. A danya empat sifat beda dengan perbandingan 9:3:3:1 memberikan petunjuk bahwa terdapat dua pasang alel yang berbeda ikut mempengaruhi bentuk jengger ayam.
Fakta Biologi
Sepasang alel (RR) menentukan tipe jengger rose dan sepasang alel (PP) menent ukan t ipe jengger pea. Int eraksi ant ar gen rose dan pea
Charles Darw in m enam ai perist iw a
menghasilkan fenotipe m unculnya kem bali suat u sifat alnut (R-P-) dan single (rrpp).
ket urunan yang t elah m enghilang
Gen R dominan terhadap alel r dan gen P dominan terhadap p. Satu selam a beberapa generasi sebagai
atau sepasang gen R dominan terhadap gen r, dalam hal ini menghasilkan
atavisme. Perist iw a epit asis dapat
fenotipe baru, yakni m enyebabkan t im bulnya suat u sifat alnut . Sepasang gen rp menghasilkan fenotipe
yang t elah m enghilang selam a
baru, single . M eskipun terdapat dominansi antara gen P dan gen R, gen-
beberapa generasi. At avism e sering
gen tersebut bukanlah gen sealel (Suryo, 2001: 131).
dijum pai pada perkaw inan burung dara
Peristiwa sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan kipas yang dapat m enghasilkan anak
berekor lurus m enyerupai burung dara
ekspresi gen lain yang bukan sealel disebut epistasis. A dapun gen yang liar. kalah disebut hipostasis. Terkadang, peristiwa epistasis dan hipostasis
Sumber: Suryo, 2001
menghasilkan fenotipe baru (Starr Taggart, 1995:179) Epistasis dapat dibedakan berdasarkan dominansi terhadap gen lain menjadi:
1) Epistasis dominan
H al ini terjadi jika suatu gen bersifat epistasis terhadap gen lain jika bersifat dominan terhadap alelnya. M isalnya, terdapat gen A dan B yang mengatur suatu ciri, maka pada epistasis dominan berlaku sifat gen:
A epistasis terhadap B dan b
2) Epistasis resesif Pada epistasis ini, gen akan bersifat epistasis jika dalam keadaan resesif terhadap alelnya. Contohnya:
aa epistasis terhadap B dan b
3) Epistasis dominan dan resesif Epistasis jenis ini terjadi jika pada suatu ciri yang dikendalikan oleh dua gen dan terdapat epistasis dominan dan resesif. Contohnya:
A epistasis terhadap B dan b
bb epistasis terhadap A dan a
Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat