Determinasi Seks

a. Determinasi Seks

Deteminasi seks, seperti halnya penentuan ciri khas lain dari makhluk hidup, diturunkan dari induk kepada turunannya. Mekanisme penentuan jenis kelamin ini melalui mekanisme yang sama dengan penentuan ciri lain.

Seperti yang telah A nda ketahui dari bab sebelumnya, penentuan jenis kelamin satu individu bergantung pada kromosom seks. Penentuan ini dilakukan semenjak pembent ukan gamet dan proses fert ilisasi. Berdasarkan t ipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi seks dapat dibedakan atas tipe XY, Z , XO, dan ZO.

1) Tipe

Fakta Biologi

Determinasi seks berdasarkan kromosom tipe XY ini berlaku pada

manusia, sebagian hewan, dan tumbuhan. Pada betina, memiliki jenis

Mut asi dapat m enyebabkan

kromosom seks XX, sedangkan jantan memiliki jenis kromosom seks XY.

perubahan jum lah krom osom pada m anusia. Selah sat unya perubahan

Bagaimanakah kromosom ini diwariskan?

krom osom seks. Jika pada m anusia

Jika diperhatikan, kromosom dalam sel tubuh, misalnya pada lalat

norm al, krom osom w anit a XX, m ut asi

D r osophila , berada dalam keadaan berpasangan dengan kromosom

daoat m enyebabkan individu m em iliki krom osom XXX, XXY, at au hanya X saja.

homolognya. Pada lalat

D rosophila betina, A nda dapat dengan mudah mengelompokkan 8 buah kromosom dalam empat pasangan. A kan tetapi, pada lalat jantan, hal tersebut berbeda. A nda dapat mengelompokkan enam buah kromosom dalam tiga pasang kromosom sama, tetapi masih terdapat dua kromosom yang tidak mirip. Kedua kromosom ini, yaitu kromosom X dan Y.

Bet i n a

Jant an

Gambar 4.27

Sel jant an dan bet ina pada lalat

buah

Sumber: Biology: Discovering Life, 1991

Kromosom X dan Y diberikan dari satu sel ke sel keturunannya seperti kromosom lain, kecuali saat proses meiosis. Sel tubuh betina memiliki sepasang kromosom X sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, semua sel gamet betina memiliki kromosom X. A dapun sel tubuh jantan memiliki kromosom X dan Y sehingga saat meiosis dan pembentukan gamet, terdapat gamet dengan kromosom X dan gamet dengan kromosom Y.

Mudah dan Akt if Belajar Biologi unt uk Kelas XII

M elalui fert ilisasi, gamet jant an melebur dengan gamet bet ina menghasilkan individu XX (betina) dan XY (jantan) dengan perbandingan fenot ipe 1:1. Oleh karena it u, kemungkinan didapat individu jant an adalah 50% dan betina 50%.

Jant an XY

sperm a X Sem ua t elur X

sperm a Y

Diagram Punnet yang

1 : 1 Jant an : Bet ina

m em p erlihat kan p enent uan jenis kelam in berdasarkan krom osom X

Sumber: Biology: Discovering Life, 1991

dan Y

M ekanisme kromosom X dan Y juga t erjadi pada manusia dan menghasilkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan kemungkinan yang sama. A pa yang terjadi pada gen-gen yang terdapat di kromosom X atau Y? Jawaban ini kali pertama ditemukan oleh Thomas Hunt Morgan, bahwa pewarisan sifat dapat berpautan dengan jenis kelamin. Penjelasan lebih lanjut dapat A nda temukan pada bahasan pautan seks.

2) Tipe Z Penentuan jenis kelamin berdasarkan tipe ini berlaku pada beberapa unggas, kupu-kupu, reptil, dan beberapa jenis ikan. Penentuan jenis kelamin tipe ini kebalikan dengan tipe XY. Jika manusia laki-laki XY dan perempuan

XX, pada tipe ini terjadi kebalikannya. Untuk menghindari kekeliruan, maka dipakai lambang ZZ untuk jantan dan Z untuk betina.

3) Tipe Pada tipe ini, kromosom seks atau gonosom yang dimiliki jantan hanya

X saja (XO), sedangkan betina XX. Penentuan jenis kelamin tipe ini berlaku pada beberapa jenis serangga, sepert i kut u, belalang, sert a anggot a Orthoptera dan Heteroptera lain.

Reproduksi Sel dan Pew arisan Sifat

22A+ XO

44A+ XY

44A+ XX

76A+ZZ

76A+ZW

22A+ XX

11A+ O 11A+ X 22A+Y

22A+ X

38A+Z

11A+ X

38A+Z

38A+W

22A+ X

22A+ XX

44A+ XX

44A+ XO

76A+ZZ

22A+ XO

76A+ZW

Gambar 4.29

4) Tipe Ploidi

Beberapa t ipe penent uan jenis kelam in pada (a) m anusia, (b) ayam ,

Penentuan jenis kelamin tipe ini tidak ditentukan oleh kromosom

dan (c) belalang

kelamin, tetapi ditentukan oleh jumlah set kromosom yang dimiliki. Pada lebah, betina memiliki jumlah kromosom diploid (2n) hasil fertilisasi.

A dapun lebah jantan merupakan individu haploid (n) yang dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu utuh meskipun tidak dibuahi. Proses ini disebut juga partenogenesis.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training de

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training dengan Pendekatan Andragogi di SMP Kristen 1 Salatiga

0 0 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Semester I

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 16

4.1 Uji Prasyarat 4.1.1 Uji Normalitas - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tah

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Prestasi Belajar Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 2 Perubahan Iklim dan Cuaca Kelas III SD Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 64

SMA dan MA Kelas XII

0 3 242

UNTUK SMAMA KELAS XII

0 1 310