Perubahan Jumlah Kromosom
b. Perubahan Jumlah Kromosom
Secara normal, jumlah set kromosom setiap makhluk hidup selalu tetap. Semua sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom, jagung memiliki 20 buah, dan kelinci memiliki 44 buah. Kromosom-kromosom tersebut berpasangan dengan kromosom homolognya. Jumlah set kromosom homolog ini disebut ploidi.
Pada sel tubuh manusia (sel somatis), jumlah kromosomnya diploid (2n), sedangkan pada sel-sel gamet jumlah kromosomnya haploid (n). Melalui fertilisasi, sel-sel gamet akan melebur membentuk zigot dengan
Sekilas jumlah kromosom diploid (2n).
Biologi
Perubahan kromosom yang dapat menyebabkan mutasi dapat terjadi melalui dua cara, yakni perubahan jumlah set kromosom dan perubahan
jumlah kromosom. Perubahan jumlah set kromosom yang mempunyai tiga,
Famili rumput-rumputan
(Gramineae) meliputi 10.000
empat, atau lebih jumlah perangkat kromosom haploid yang menjadi ciri
spesies, dikelompokkan dalam 600– 700 genus. Famili ini sering dipakai
khas spesiesnya, disebut poliploidi. Adapun perubahan jumlah kromosom
dalam satu set, disebut aneuploidi.
dalam mempelajari poliploidi.
Secara alami, poliploidi sering lebih besar penampakan
1) Poliploidi
morfologinya dari spesies diploid,
Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki jumlah kromosom lebih
seperti permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang
dari dua set. Saat pembentukan gamet, terkadang nukleus sel tidak
melanjutkan pembelahan meiosis II. Jika hal ini terjadi, gamet yang
lebih tebal, dan tanaman lebih
tinggi. Populasi poliploidi
terbentuk bukan gamet haploid, melainkan gamet diploid (2n). Gamet-
mempunyai kemampuan
gamet diploid ini akan melakukan fertilisasi dengan gamet haploid (n)
berkompetisi lebih baik dan daerah penyebarannya luas.
pasangannya dan menghasilkan zigot triploid (3n). Peristiwa ini juga dapat
menghasilkan zigot atau individu poliploidi lainnya dengan kromosom tetraploid (4n), pentaploid (5n, lima set kromosom), dan seterusnya.
Sumber: www.tumoutou. net
Berdasarkan prosesnya, poliploidi dapat dibedakan atas autopoliploidi dan allopoliploidi. Autopoliploidi adalah proses pembentukan poliploidi dengan kromosom yang berasal dari spesies yang sama. Adapun allopoliploidi adalah kromosom yang terbentuk berasal dari spesies yang berbeda, hasil perkawinan antarspesies.
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XII
Poliploidi bersifat letal pada manusia dan hewan. Akan tetapi, pada tumbuhan hal tersebut merupakan hal yang umum. Bahkan, beberapa
Kata Kunci
tumbuhan poliploidi lebih besar dan sehat dibandingkan tumbuhan diploidnya. Tanaman gandum dan kentang yang dikembangkan dalam
Aneuploidi
pertanian merupakan tanaman poliploidi. Euploidi
Ploidi
2) Aneuploidi
Poliploidi
Autopoliploidi
Aneuploidi adalah keadaan sel yang tidak euploidi, terjadi perubahan
Allopoliploidi
jumlah satu set kromosom. Adapun euploidi adalah keadaan ploidi yang
Aneusomi
normal. Contohnya, sel manusia memiliki 46 buah kromosom. Perubahan tersebut meliputi pengurangan kromosom atau penambahan. Aneuploidi disebut juga aneusomi.
Terbentuknya Aneuploidi terjadi karena adanya peristiwa gagal berpisah (nondisjunction) pada kromosom saat pembentukan spermatogenesis atau oogenesis. Gagal berpisah dapat terjadi pada meiosis
I atau II. Secara normal, pada meiosis I pasangan kromosom homolog memisah menghasilkan dua sel haploid. Selanjutnya, pada meiosis II pasangan kromatid memisah pada sel baru. Pada peristiwa gagal berpisah, terdapat pasangan kromosom homolog dan pasangan kromatid yang melekat satu sama lain, tidak berpisah. Akibatnya, terdapat gamet abnormal dengan kromosom berlebih dan kurang.
Jika terjadi fertilisasi antara gamet abnormal dengan gamet lain, zigot yang dihasilkan juga akan abnormal. Hal ini tentunya akan membentuk pengaruh pada individu yang dibentuknya. Jika sel memiliki tambahan satu kromosom disebut trisomi, sedangkan jika kekurangan satu kromosom disebut monosomi. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar 5.6 dan Tabel
5.1 berikut.
meiosis I
di meiosis I
Nondisjunction
di meiosis II
Normal meiosis II
Sel telur
n+1
Gambar 5.6
Sel sperma
Zigot
Peristiwa gagal berpisah saat
2n +1
(a) meiosis I dan
n (normal)
(b) meiosis II, serta
Sumber: www.anselm.edu
(c) zigot trisomi.
Tabel 5.1 Jumlah Kromosom Aneuploidi
Istilah Rumus Kromosom
Keterangan: n = jumlah set kromosom normal (ploidi)
Nulisomi
2n – 2
Monosomi
2n – 1
Trisomi
2n + 1
Tetrasomi
2n + 2
Pentasomi
2n + 3
Mutasi
Berdasarkan tabel tersebut, pada manusia dengan jumlah kromosom diploid (2n) 46 buah kromosom (44A + XX atau 44A + XY), jika terjadi mutasi menghasilkan aneuploid trisomi, kromosom individu tersebut akan bertambah satu menjadi 47 kromosom (2n + 1). Pada manusia, mutasi akibat aneuploid ini dapat menyebabkan kelainan atau penyakit. Meskipun hal ini membahayakan individu penderita, kelainan tersebut jarang dapat diturunkan, karena umumnya penderita menjadi mandul dan tidak dapat menghasilkan keturunan. Terdapat beberapa kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh mutasi kromosom aneuploid, di antaranya sindrom Down, sindrom Edwards, sindrom Patau, sindrom Klinefelter, dan sindrom Turner.