Adanya kewajiban konsumen membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan
dan keselamatan merupakan hal yang penting untuk mendapat pengaturan. Seringkali pelaku usaha telah menyampaikan peringatan secara jelas pada suatu
produk, namun memberikan konsekuensi pelaku usaha tidak bertanggung jawab jika konsumen yang bersangkutan menderita kerugian akibat mengabaikan
kewajiban tersebut, namun jika produsen tidak menggunakan cara yang wajar dan efektif untuk mengkomunikasikan peringatan itu yang menyebabkan konsumen
tidak membacanya, maka hal itu tidak mengahalangi pemberian ganti kerugian pada konsumen yang telah dirugikan.
D. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen ditetapkan berapa asas yang mengayomi serta memberi perlindungan baik kepada pelaku usaha maupun
konsumen. Pada Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen dinyatakan perlindungan konsumen, serta kepastian hukum. Perlindungan Konsumen
diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 asas yang relevan dalam pembangunan nasional, yaitu :
1. Asas manfaat maksudnya adalah untuk mengamanatkan segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
27
27
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hal. 31.
Universitas Sumatera Utara
Menyimak asas di atas dapat dimaknai bahwa pembentuk Undang-Undang Perlindungan Konsumen ternyata sependapat dengan teori Jeremy Bentham
melalui penganalogian yang mengajarkan bahwa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan
adalah memberikan juga kebahagian terbesar untuk jumlah yang terbanyak, sebagaimana tuujuan hukum yang dikemukannya.
2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat terwujudkan
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumendan pelaku usaha untuk memproleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara
adil.
28
3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antar
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual.
Asas keseimbangan tersebut dapat diproyeksikan lebih ke bawah lagi sehingga dapat dikemukan asas yang lebih rinci yaitu :
1 Asas perlindungan konsumen yaitu asas untuk melindungi konsumen
terhadap mutu produk barangjasa dari produsen yang tidak bertanggung jawab misalnya membahayakan kesehatan, mutu di bawah standar,
penipuan atau pemaksaan kehendak karena secara ekonomis produsen lebih kuat.
2 Asas kebebasan berkontrak merupakan salah satu hak asasi yang perlu
ditegakkan agak terjadi pemaksaan dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain terutam sekali produsen tertentu kepada konsumen.
28
Ibid, hal. 32.
Universitas Sumatera Utara
3 Asas perlindungan terhadap kepentingan publikumum yaitu masyarakat
umum yang awam dalam hukum perlu dilindungi terhadap itikad buruk pelaku usaha umumnya atau produsen khususnya, sehingga perlu adanya
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan menawarkan produknya kepada masyarakat.
29
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang danatau jasa
yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
akan dikonsumsidipakainya, dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya.
30
5. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun
konsumen menaati hukum dan memproleh keadilan dalam penyelanggaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin
kepastian hukum. Asas ini disejajarkan dengan asas efisiensi karena hukum yang beribawa berarti hukum yang efisien, di bawah naungan
mana seseorang dapat melaksanakan hak-haknya tanpa ketakutan dan melaksanakan kewajibannya tanpa penyimpangan.
31
29
Husni Syawali Neni Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2000, hal. 33.
30
Janus Sidabalok, Op.Cit., hal. 33.
31
Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan konsumen diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yaitu :
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri. b.
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan atau jasa
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen. d.
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi. e.
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha. f.
Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan konsumen. Kesemua tujuan perlindungan konsumen ini merupakan sasaran akhir yang
harus dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di bidang hukum perlindungan konsumen. Keenam tujuan khusus perlindungan konsumen tersebut bila
dikelompokkan ke dalam tiga tujuan hukum secara umum maka tujuan hukum untuk mendapatkan keadilan terlihat dalam rumusan huruf c dan huruf e.
Universitas Sumatera Utara
Sementara tujuan untuk memberikan kemanfaatan dapat terlihat dalam rumusan huruf a, b, dan f. Terakhir tujuan khusus yang diarahkan untuk tujuan kepastian
hukum terlihat dalam rumusan huruf d.
32
32
Ibid, hlm, 34.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN
Pelayanan kesehatan tidak bisa terlepas dari perkembangan ilmu dan teknologi. Penyakit terus berkembang dan teknologi pengobatan pun harus
berkembang lebih maju. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu lembaga yang dapat mengawasi dan memperhatikan mengenai obat dan makanan yang dikonsumsi
oleh masyarakat dan konsumen. Sedangkan, pengertian Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM itu sendiri adalah merupakan Lembaga Pemerintah
Non Departemen LPND, yaitu sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 merupakan lembaga pemerintah pusat yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas pemerintah tertentu dari Presiden serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan