D. Pengawasan Terhadap Peredaran Obat di Sumatera Utara
Salah satu komponen kesehatanyang sangat penting adalah tersedianya obat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat. Hal itu disebabkan
karena obat digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan atau memelihara kesehatan. Yang sangat spesifik dari produk pelayanan kesehatan apabila
dibandingkan dengan komunitas produk lainnya, yaitu konsumen hanya dapat menentukan pilihan pada jasa dokterrumah sakit tenaga kesehatansarana
kesehatan danatau produk obat bebas dan obat bebas terbatas apabila informasi tentang dokterRumah sakit danatau produk obat tersedia secara memadai.
Pilihan untuk menggunakan obat resep obat generik atau obat paten, bukanlah pilihan murni konsumen, melainkan “dipilihkan” oleh Dokter.
Hak pilihnya Pasal 4 huruf b Undang-Undang Perlindungan Konsumen ditentukan orang lain pelaku usaha, padahal menyangkut hak konsumen
yang paling asasi, yaitu hak atas keamanan dan keselamatan Pasal 4 huruf a undang-undang perlindungan konsumen.
47
Oleh karena itulah pengawasan terhadap peredaran obat di Sumatera Utara harus diawasi dan perlu adanya suatu
kerjasama yang baik antara pihak penegak hukum itu sendiri dengan instansi terkait yang harus menangani bagaimana peredaran obat di Sumatera Utara yang
diatur dan diperboleh oleh aturan yang berlaku, dan oleh sebab itu, pemerintah memberikan kepercayaan kepada Badan POM tentang kewenangan pengawasan
obat dan makanan di seluruh wilayah Indonesia melalui keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001.
47
Yusuf Shofie, Op.Cit., hal. 283.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan
ketentuan peraturan perundang-undangan dilaksanakan oleh pemerintah, masyarakat, dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
LPKSM. Dalam pelaksanaan tugas pengawasan selain dibebankan kepada
pemerintah, juga dilimpahkan kepada masyarakat, baik berupa kelompok, perorangan, maupun lembaga swadaya masyarakat. Masyarakat dapat melakukan
penelitian, pengujian, danatau pensurveyan terhadap barang-barang beredar di masyarakat ini meliputi : pemuatan informasi tentang resiko penggunaan barang
jika diharuskan, pemasangan label, pengiklanan, dan lain-lain yang diisyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebiasaan dalam
praktik dunia usaha. Misalnya, masyarakat dapat melakukan survey atas penulisanpencantuman masa daluwarsa produk tertentu yang beredar di
masyarakat tentang : 1.
Apakah produk tertentu itu memuatmencantumkan masa daluwarsa atau tidak
2. Apakah pencantuman masa daluwarsanya jelas atau tidak
3. Apakah produk yang sudah melewati masa daluwarsa masih dipajangkan
di tempat penjualan 4.
dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Informasi-informasi tersebut dapat dikumpulkan dan kemudian diteruskan ke pihak pemerintah yang berwenang mengenai hal tersebut, pejabat kepolisian
ataupun ke lembaga swadaya masyarakat.
48
Pengawasan terhadap obat di Sumatera Utara sendiri, khususnya Medan membentuk satuan tugas satgas untuk
membrantas obat dan makanan yang illegal untuk mengefektifkan fungsi pengawasan terhadap arus masuk obat dan makanan illegal ke Indonesia.
Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Jakarta, “masih banyak obat dan makanan yang masuk secara illegal”. Oleh karena itu,
untuk mengantisipisanya dibentuklah satgas, agar efektifitas pengawasan dapat terjamin.
Guna menindaklanjuti hal ini, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM Sumatera Utara, juga melakukan hal yang sama dengan memantau
peredaran obat-obatan dan makanan illegal. Untuk pemasukan dari luar negeri, produk yang masuk wajib terdaftar di Badan POM RI. Di samping terdaftar,
barang-barang yang masuk harus melalui pintu National Single Windows NSW. Menurut Kepala Bidang Kabid Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
LIK BBPOM Sumut Drs. Yulius Sacramento Tarigan, Apt. “Biasanya, ketika barang-barang tersebut masuk ke pelabuhan atau pun bandara, pihak Bea Cukai
langsung memeriksa dan mengirimkan nomor registrasi dari barang yang masuk. Setelah itu, pihak Bea Cukai mengirimkan registrasi tersebut ke BBPOM dan
nantinya pihaknya langsung mengecek data base ke pusat. Dikatakannya juga, dengan jalur NSW ini, peredaran obat dan makanan illegal dapat terus dipantau.
48
Janus Sidabalok, Op.Cit., hal. 183-184
Universitas Sumatera Utara
Dirinya mengakui, mungkin saja peredaran di dalam negeri juga terjadi. Namun, selaku pengawas obat dan makanan ini, BBPOM lebih cendrung
melakukan pengawasan ke tempat peredaran langsung.
49
Peredaran dalam negeri sendiri bisa saja terjadi, oleh karena itu harus terus dilakukan pengawasan terhadap tempat peredaran tersebut agar dapat segera
ditemukan sumbernya dan pengawasan tersebut sebaiknya harus dilakukan secara rutin. Sedangkan untuk kecederungan peredaran obat dan makanan
yang masuk dari luar negeri semakin meningkat karena adanya pasar bebas. Walaupun demikian BPPOM terus melakukan pengawasan di lapangan agar
masalah ini tidak berlarut-larut dan dapat segera diatasi. Dari pengawasan rutin yang dilakukan selama 2011 ini, BBPOM Sumut berhasil mengamankan obat
tradisional Cina dan kosmetik yang tidak terdaftar serta yang diduga palsu senilai Rp. 350.000.000,-. Jenis obat tradisional Cina yang berhasil diamankan petugas
senilai Rp. 300.000.000,- diamankan dari salah satu lokasi pergudangan di Medan, Sumatera Utara. Sehingga sangat diperlukan campur tangan Pemerintah
Daerah Sumatera Utara sendiri dalam mengawasi peredaran obat yang beredar di pasaran dan masyarakat Medan khususnya.
Pengaturan mengenai obat-obatan ini sendiri, terdapat dalam Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Daerah Sumatera Utara Nomor 13 Tahun 1998
Bab IV, Pasal 6 a, tentang Jenis Retribusi Pelayanan Kesehatan.
49
http:msofyanakbar.blogspot.com201103bentuk-satgas-bbpom-sumut-pantau.html diakses pada tanggal 16 Oktober 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ASPEK PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP
PEREDARAN OBAT KERAS DI PASARAN
A. Kriteria Obat yang Dapat Didaftarkan pada BPOM