Letak dan Kedudukan Lembaga

6. Undang-undang no.5 tahun 1997 tentang psikotropika. 7. Undang-undang no.22 tahun 1997 tentang narkotika. 8. Undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. 9. Undang-undang no.39 tahun 1999 tentang pengesahan ILO convention no.182 mengenai penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk pada anak. 10. Undang-undang no.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. 11. Undang-undang no.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. 12. Undang-undang no.23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. 13. Keputusan Menteri Sosial no.49 HUK 2004 tentang pemberdayaan peran keluarga.

4.2. Letak dan Kedudukan Lembaga

Penelitian ini di lakukan di lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga yang berada di bawah naungan dinas sosial pemerintahan Kabupaten Deli Serdang jalan mawar nomer 18 komplek kantor Bupati Deli Serdang telp. 061-7956111 -.7956222 Lubuk Pakam. Alasan memilih lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga sebagai tempat pelaksanaan penelitian karena lembaga ini sangat berperan besar membantu menangani permasalahan keluarga yang semakin hari semakin meningkat skala maupun kompleksitasnya baik karena faktor- faktor internal maupun eksternal keluarga itu sendiri. Lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga pada umumnya dibentuk pada lokasi yang memenuhi persyaratan yaitu : 1. Mudah dijangkau dan digunakan oleh sasaran pelayanan 2. Memudahkan pengembangan kualitas dan jangkauan pelayanan 3. Menjamin terwujudnya efektifitas dan efisiensi pelayanan Pembentukan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga yang dilakukan oleh instansi sosial kabupaten atau kota dengan melibatkan masyarakat dilakukan dengan langkah-langkah Universitas Sumatera Utara 1. Pengumpulan data dan informasi tentang kondisi aktual keluarga yang mengalami masalah sosial psikologis dan masyarakat pada umumnya 2. Analisis data guna penentuan jenis dan besaran kebutuhan keluarga yang mengalami masalah sosial psikologis 3. Penyusunan rencana pendirian yang meliputi penentuan lokasi, menentukan sarana dan prasarana, menentukan waktu, membuat struktur organisasi dan menyiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan komitmen untuk membantu upaya menyelesaikan masalah keluarga 4. Sosialisasi rencana pendirian lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga oleh instansi sosial kabupaten kota kepada masyarakat 5. Mobilisasi dukungan dari pihak terkait yang terdiri dari tokoh masyarakat, akademis, aparat pemerintah sampai dengan tingkat kelurahan, LSM, dan jaringan kerja lain seperti rumah sakit, kepolisian, dan LBH 6. Pembuatan komitmen dari pihak terkait untuk mendukung pembuatan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga 7. Peresmian pendirian lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga yang dikukuhkan melalui SK yang ditandatangani minimal oleh kepala instansi sosial kabupaten kota dan dihadiri oleh pihak terkait jaringan kerja serta kelompok sasaran.

4.3. Visi dan Misi Visi