Rumusan Masalah Lokasi Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

penertiban perjudian yang dibuat oleh pemerintah serta bagaimana tanggapan orang disekitar mereka tentang perilaku tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi alasan ibu-ibu tersebut bermain judi? 2. Bagaimana sikap tindakan orang terdekat mereka tentang perilaku judi tersebut?

1.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasi ini dipilih karena di desa tersebut ada sekelompok ibu-ibu yang gemar dalam bermain judi seperti permainan dalam bentuk Kartu Remi.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam bagaimana perilaku ibu-ibu tersebut dalam bermain judi khususnya permainan judi kartu remi yang berada di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban, mengkaji lebih dalam lagi apa itu permainan judi bagi ibu-ibu tersebut dan kenapa harus permaian judi ini yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut dalam mencari kesenangan dihidup mereka. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis ataupun teoritis. Manfaat secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tentang permainan judi dan memberi masukan bagi mahasiswa antropologi dan instansi yang terkait untuk dapat memperhatikan masalah judi pada kaum wanita khususnya ibu-ibu. Sedangkan manfaat akademisnya adalah untuk menambah wawasan pengetahuan tentang permainan judi serta menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan bagi ilmu-ilmu pendidikan yang bersangkutan dengan penelitian ini.

1.5. Tinjauan Pustaka

Permainan merupakan pertunjukan atau tontonan, sementara itu menurut beberapa ahli yang dapat disebut dengan permainan adalah: 1. Suatu kegiatan membebaskan diri dari kelebihan daya hidup 2. Dalam permainan mahluk hidup tunduk pada suatu hasrat meniru 3. Ia memuaskan akan suatu hiburan 4. Ia melakukan suatu latihan persiapan bagi kegiatan yang serius, yang nantinya akan dituntut dirinya dalam kehidupannya 5. Permainan itu dimaksudkan sebagai latihan untuk menguasai diri 6. Hasrat untuk berkuasa 7. Hasrat untuk bersaing 8. Permainan sebagai suatu upaya yang tidak berbahaya untuk menyalurkan naluri-naluri merugikan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Cohan perjudian sudah ada sejak jaman prasejarah. Perjudiaan bahkan seringkali dianggap seusia dengan peradaban manusia. Dalam cerita Mahabarata dapat diketahui bahwa Pandawa menjadi kehilangan kerajaan dan dibuang ke hutan selama 13 tahun karena kalah dalam permainan judi melawan Kurawa. Para penjudi primitif adalah para dukun yang membuat ramalan ke masa depan dengan menggunakan batu, tongkat atau tulang hewan yang dilempar ke udara dan jatuh di tanah. Biasanya yang diramal pada masa itu adalah nasib seseorang pada masa mendatang. Pada saat itu nasib tersebut ditentukan oleh posisi jatuhnya batu, tongkat atau tulang ketika mendarat di tanah. Dalam perkembangan selanjutnya posisi mendarat tersebut dianggap sebagai suatu yang menarik untuk dipertaruhkan 10 Alice Hewing dalam Stanford Susan mengemukakan bahwa orang-orang Mesir kuno sangat senang bertaruh dalam suatu permainan seperti yang dimainkan oleh anak-anak pada masa kini dimana mereka menebak jumlah jari-jari dua orang berdasarkan angka ganjil atau genap. Orang-orang Romawi kuno menyenangi permainan melempar koin dan lotere, yang dipelajari dari Cina. Orang Yunani Kuno juga menggunakan hal yang sama. Selain itu, mereka juga menyenangi permainan dadu. Pada jaman Romawi kuno permainan dadu menjadi sangat populer. Para Raja seperti Nero dan Claudine menganggap permainan dadu sebagai bagian penting 10 Sumber: http:www.google.co.idsearch?client=firefoxsejarah+perjudianpbx=sejarah+per judian , akses 16 Februari 2012. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam acara kerajaan. Namun permainan dadu menghilang bersamaan dengan keruntuhan kerajaan Romawi, dan baru ditemukan kembali beberapa abad kemudian di sebuah Benteng Arab bernama Hazart, semasa perang salib. Setelah dadu diperkenalkan lagi di Eropa sekitar tahun 1100-an oleh para bekas serdadu perang salib, permainan dadu mulai merebak lagi. Banyak kerabat kerajaan dari Inggris dan Perancis yang kalah bermain judi ditempat yang disebut Hazard mungkin diambil dari nama tempat dimana dadu tersebut diketemukan kembali. Sampai abad ke XVIII, Hazard masih tetap populer bagi para raja dan pelancong dalam berjudi. Pada abad ke XIV, permainan kartu juga mulai memasuki Eropa, dibawa oleh para pelancong yang datang dari Cina. Kartu pertama yang dibuat di Eropa dibuat di Italia dan berisi 78 gambar hasil lukisan yang sangat indah. Pada abad XV, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 dan mulai memproduksi kartu untuk seluruh Eropa. Pada masa ini Ratu Inggris, Elizabeth I sudah memperkenalkan lotere guna meningkatkan pendapatan negara untuk memperbaiki pelabuhan-pelabuhan. Seiring dengan dilakukannya pelayaran dan perdagangan serta ditemukannya beberapa benua baru, maka anekaragam jenis permainan judi turut serta disebarluaskan oleh para pedagang dan pelancong. Kondisi ini semakin memperbanyak pilihan permainan judi karena jenis permainan yang dibawa oleh para pedagang dan pelancong tersebut sebenarnya hanya merupakan tambahan dari jenis yang sudah dikenal oleh komunitas masyarakat setempat. Dengan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keanekaragaman jenis permainan judi dan kemudahan teknik permainannya maka perjudian dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh penjuru dunia. Stanford Wong dan Susan Spector mengatakan bahwa kategori perjudian berdasarkan karakteristik psikologis mayoritas para penjudi ada 5, yaitu: - Sociable Games Dalam Sociable Games, setiap orang menang atau kalah secara bersama-sama. Penjudi bertaruh di atas alat atau media yang ditentukan bukan melawan satu sama lain. Pada perjudian jenis ini akan sering dijumpai para penjudi saling bercakap, tertawa, ataupun tegang. Walaupun para penjudi selau ingin menang, mereka sadar bahwa jika mereka tidak mendapatkan hal tersebut, paling tidak mereka sudah mendapatkan kesempatan yang baik untuk mencoba permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Dadu, Baccarat 11 , BlackJack, Pai Gow Poker, Let It Ride, Roulette Amerika. - Analytical Games Permainan Analisis Analytical Games sangat menarik bagi orang yang mempunyai kemampuan menganalisis data dan mampu membuat keputusan sendiri. Perjudian model ini memerlukan riset dan sumber informasi yang cukup banyak serta kemampuan 11 Bakarat adalah salah satu permainan yang paling sederhana yang Anda akan menemukan di setiap kasino permainan ini sangat gampang sekali karena permainan judi ini hanya menggunakan sebuah keberuntungan yang besar dalam bermain judi jenis ini. Cara bermainnya yaitu mengandalkan suatu analisa untuk mendapatkan kemenangan dalam bermain judi. Sumber:http:www.google.co.idurl?sa=trct=jq=judi20bakaratsource=webid, akses 7 Mei 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menganalisis berbagai kejadian. Termasuk dalam kategori ini adalah: Pacuan Kuda, Sports Betting Sepakbola, Balap MobilMotor, dan lain-lainnya. - Games You Can Beat Dalam Games You Can Beat penjudi sangat kompetitif dan ingin sekali untuk menang. Penjudi juga berusaha extra keras untuk dapat menguasai permainan. Dalam kategori ini penjudi menanganggap kemenangan diperoleh melalui permainan dengan penuh keahlian dan strategi yang jitu serta dapat membaca strategi lawan. Penjudi harus dapat memilih dan membuat keputusan secara tepat serta dapat membedakan alternatif kondisi mana harus ikut bermain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa permainan judi jenis ini adalah permainan yang dirancang khusus bagi penjudi yang hanya mementingkan kemenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah : Blackjack, Poker, Pai Gow Poker, Video Poker, Sports Betting dan Pacuan Kuda. - Escape from Reality Setiap orang pada dasarnya ingin sekali lain dari kenyataan. Pada permainan Escape From Reality, para pemain yang menjalankan Slot Machine atau Video Games dalam waktu yang cukup lama akan merasa seperti terbawa ke alam lain. Permainan ini bukan hanya menyuguhkan hal-hal yang menarik tetapi juga membuat penjudi terbuai menunggu hasil yang tidak terduga, meski penjudi pada akhirnya selalu mengalami kekalahan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Slot Machines dan Video Games. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Patience Games Bagi penjudi yang ingin santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil, maka Patience Games merupakan pilihan yang paling digemari. Dalam perjudian model ini para penjudi menunggu dengan sabar nomor yang mereka miliki keluar. Bagi mereka masa-masa menunggu sama menariknya dengan masa ketika mereka memasang taruhan, mulai bermain ataupun ketika mengakhiri permainan. Termasuk dalam kategori ini adalah: Lottery, Keno dan Bingo 12 . Menurut Kartini dalam bukunya judi buntut perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa- peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian yang tidak dan belum pasti hasilnya Kartono, 1992:56. Sedangkan Undang-undang Hukum Pidana, mengartikan perjudian sebagai tiap-tiap permainan yang kemungkinannya akan menang pada umumnya tergantung pada untung-untungan saja, juga kalau kemungkinan bertambah besar, karena permainan lebih pandai atau lebih cakap. Menurut Hamsah:1986:154 Main judi mengandung juga segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau pemain itu, demikian juga segala pertaruhan lainnya. Menurut Poerwadarminto:1991:50, memberi arti judi sebagai permainan dengan bertaruh uang. 12 Sumber: http:www.e-psikologi.comepsisosial.detail.asp?id=279 , akses 16 Februari 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam PP No. 9 tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian, perjudian dikategorikan menjadi tiga: 1. Perjudian di Kasino yang terdiri dari Roulette, Blackjack, Baccarat, Creps, Keno, Tombola, Super Ping-pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine Jackpot, Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar Paseran. Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu. 2. Perjudian di tempat keramaian yang terdiri dari lempar paser bulu ayam pada sasaran atau papan yang berputar Paseran, lempar gelang, lempar uang Coin, kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar, lempar bola, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu dombakambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing, kailai, mayongmacak dan erek-erek. 3. Perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang terdiri dari adu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda, karapan sapi, adu dombakambing. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat 3 tahun 1981 mengartikan judi adalah tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemainan. Termasuk juga main judi adalah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala permainan lain-lainnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam Pasal 303 ayat 3 diatas secara detil dijelaskan dalam penjelasan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Antara lain adalah rolet, poker, hwa hwe, nalo, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu kambing, pacuan kuda dan karapan sapi. Selain yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah tersebut di atas, masih banyak perjudian yang berkembang di masyarakat. Semisal “adu doro”, yaitu judi dengan mengadu burung merpati, dimana pemenangnya ditentukan oleh peserta yang merpatinya atau merpati yang dijagokannya mencapai finish paling awal, dan yang paling marak biasanya saat piala dunia. Baik di kampung, kantor dan cafe, baik tua maupun muda, sibuk bertaruh dengan menjagokan tim favoritnya masing-masing. Bahkan bermain catur pun kadang dijadikan judi. Sehingga benar kata orang “kalau orang berotak judi, segala hal dapat dijadikan sarana berjudi” 13 . Pada umumnya masyarakat Indonesia berjudi dengan menggunakan kartu remi, domino, rolet dan dadu. Namun yang paling marak adalah judi togel toto gelap, yaitu dengan cara menebak dua angka atau lebih. Bila tebakannya tepat maka sipembeli mendapatkan hadiah beberapa ratus atau ribu kali lipat dari jumlah uang yang dipertaruhkan. Judi ini mirip dengan judi buntut yang berkembang pesat pada tahun delapan puluhan sebagai ekses. Perjudian yang berkembang dimasyarakat bisa dibedakan berdasarkan alatsarananya, yaitu ada yang menggunakan, kartu, hewan, mesin ketangkasan, bola, video, internet dan berbagai jenis permainan olah raga. 13 Sumber: http:www.googleundang-undang perjudian.co.id, akses 16 Februari UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Di Jepang judi merupakan suatu bentuk hiburan yang dapat memberi masyarakat tersebut lepas dari kebosanan dan kepenatan yang ada dalam diri mereka. Disini ada beberapa jenis-jenis judi yang dapat digolongkan ke dalam jenis perjudian yang dianggap sebagai penghibur atau sebagai alat hiburan: 1. Takarajuki loterry berhadiah Salah satu judi yang sangat popular dan mudah ditemukan. Ada berbagai jenis dan ragam dari Lottery namun secara umum ada 4 jenis yaitu Lotto, Scretch, Number dan Jumbo Takarajuki. Dari sekian banyak jenis Takarajuki yang ada, Jumbo Takarajuki mungkin adalah yang paling menarik karena menawarkan hadiah kemenangan yang paling heboh sampai 3 miliyar Yen 300 miliar rupiah. Namun yang cukup unik adalah walaupun menawarkan hadiah yang menggiurkan, jumbo takarajuki yang digelar selama 4 kali dalam setahun nyaris ditanggapi biasa-biasa saja oleh masyarakat Jepang. Umumnya orang-orang Jepang membeli jumbo takarajuki pada bulan desember yang kadang dianggap sebagai peruntungan akhir tahun. Hal ini berbeda di Indonesia saat lottre keberuntungan yang mirip dengan takarajuki yaitu SDSB Sumbangan Dana Sosial Berhadiah dilegalkan di era tahun 80-an. Setiap menjelang periode penarikan, situasi di tempat penjualan lotre selalu ramai dan penuh sesak. Cukup beruntung karena pada akhirnya judi jenis ini dihapuskan dan dilarang dilakukan di Indonesia. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Keiba Balap Kuda Keiba Balap Kuda ini merupakan sebuah judi yang tidak digemari oleh masyarakat Jepang. Judi ini hanya berlangsung setiap hari Sabtu Minggu dan hari libur nasional saja, yang paling unik dari judi kaiba ini adalah jumlah penonton sangat banyak sekali mirip pertandingan sepak bola. Tempat jenis judi ini mirip dengan tempat pinik karena ditempat tersebut anak-anak, dewasa bisa masuk kedalam dengan hanya membayar 200 Yen perorang. Di tempat ini tersedia taman yang indah, tersedia makanan dan minuman yang enak dan terdapat permainan- permainan. 3. Pachinko Permainan Bola-bola Permainan judi dimana cara kerjanya mirip dengan permainan pinball atau jackpot. Namun sedikit berbeda dengan permainan pinball dimana pemain selalu berusaha keras agar bola tidak sampai jatuh pada lobang namun dalam permainan pachinko berlaku sebaliknya yaitu berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola ke lobangnya. Jadi kemenangan sangat ditentukan oleh “keterampilan atau ketangkasan” dalam memasukkan bola ke lobangnya serta kemampuan menebak gambar game animasi yang ditampilkan untuk menetukan kemenangan berikutnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Kyotei Balap Perahu Sebuah perlombaan perahu boat dengan mesin jet Bout Race. Jenis judi ini kurang begitu popular dibandingkan dengan balap kuda. Judi jenis ini sangan digemari oleh penduduk di daerah pesisir , sekitar danau, pelabuhan dan sejenisnya mungkin karena berkaitan dengan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan boat dan perahu. Kalah menangnya permainan tergantung kepada skill dan dukungan team mekaniknya. 5. Keirin Balap Sepeda Keirin adalah perlombaan balap sepeda. Arena balapan menggunakan arena berbentuk melingkar dengan kemiringan lintasannya cukup ekstrim yaitu sisi lintasan terluar dibuat lebih tinggi dari lintasan sisi dalam, jadi pengendara tetap bisa memacu sepedanya tanpa harus menurunkan kecepatannya pada setiap tikungan. Ada juga jenis judi di Jepang yang sangat dilarang oleh pemerintah Jepang dimana jika masyarakatnya ketahuan bermain judi jenis ini akan berurusan dengan hokum. Jenis judi ini adalah judi Kartu. Dadu, Mahjon tetapi dalam jumlah yang terbatas 14 . 14 Sumber: http:www.eonet.ne.jp~limadakibudayajepangartikelutamakhusus_judi.html , akses 16 Februari 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Seiring dengan semua ini judi baik di negara mana pun tidak ada yang salah karena mungkin itu merupakan suatu kebudayaan yang mereka miliki. Tetapi sebaliknya bermain judi selalu digemari dan dimainkan oleh kaum laki-laki dan jarang sekali dimainkan oleh kaum perempuan sehingga dengan demikian peran perempuan harus mengikuti sesuai dengan aturan-aturan budaya yang dimiliki oleh mereka. Sehingga peran sosial ditujukan pada aturan-aturan budaya bagaimana seseorang dengan tipe tertentu harus berlaku. Peran menetapkan tentang hal yang diharapkan atau paling tidak tentang perilaku, yang layak dilakukan. Dan sebagian besar peran yang terpenting berkaitan dengan jenis kelamin. Terdapat kode perilaku yang berbeda untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Perilaku tidak semata-mata ditentukan oleh kecenderungan biologis atau ciri-ciri kepribadian yang dipelajari. Telah sering dikemukakan bahwa tidak terdapat hubungan langsung dan sederhana diantara keterlibatan wanita pada kegiatan di luar rumahtangga atau masyarakat luas dengan kedudukan mereka ataupun kekuasaan di dalam maupun di luar rumahtangga Stoler dan Rogers, 1977:39-40 . Rogers menyatakan bahwa untuk mengerti sebaik-baiknya kedudukan wanita Women’s Place dalam kebudayaan tertentu adalah dengan mempelajari hubungan antara kedua grup jenis kelamin yang berbeda yaitu pria dan wanita, untuk ini Rogers mengembangkan dua macam pola hubungan yaitu: 1. Hubungan antara pria dan wanita dapat ditelaah dalam arti distribusi kekuasaan,dengan mengukur sampai berapa jauh masing-masing jenis kelamin UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menguasai sumber-sumber yang berharga tanah, tenaga kerja bahan makanan, uang, keterampilan, informasi dan sebagainya sesuai dengan kebudayaan masing-masing 2. Hubungan secara konsepsional antara pria dan wanita atau sikap dari perbedaan jenis kelamin dapat dipelajari dengan menganalisa ada atau tidak adanya diferensiasi dalam perilaku dan diferensiai dalam ideologi. Sistem nilai budaya yang sudah berpola merupakan gambaran sikap, pikiran dan tingkah laku anggota warga yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat. Setiap anggota warga masyarakat yang menyusaikan diri dengan sistem nilai budaya mereka yang sudah berpola adalah produk budaya hasil pengalaman hidup yang berlangsung secara terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama sebagai pedoman hidup mereka, dan sebagai identitas kelompok masyarakat. Apabila sistem nilai budaya mengalami perubahan, akan terjadi perubahan sikap mental, dan pola tingkah laku anggota warga masyarakat dalam berbagai aspek nilai kehidupan. Perubahan sistem nilai budaya dapat berakibat negatif dari perubahan sistem nilai budaya yang disebut “masalah kemanusiaan”. Contoh nilai perubahan kehidupan yang banyak terjadi dan dapat dijumpai pada masyarakat adalah Perjudian. Adapun bentuk-bentuk kartu yang dijadikan untuk berjudi adalah sebagai berikut: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Kartu Tarot Kartu Tarot berasal dari Italia. Pada awalnya, permainan kartu tersebut bernama Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan Trionfi: berjaya atau menang, triumph. Sebanyak 28 dokumen tertanggal 1442-1463 mencantumkan permainan kartu bernama Trionfi. Kartu-kartu Trionfi tersebut pun masih dapat dijumpai saat ini. Setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarocchi . Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781 15 . Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke Avignon, Prancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif Hieroglyph. Gereja Katolik dan pemerintah daerah di Eropa tidaklah selalu melarang permainan Tarot. Beberapa daerah bahkan memperbolehkan warganya memainkan Tarot dimana permainan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang. Hak eksklusif tersebut tidaklah berlangsung lama. Pada akhir abad ke-14 seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan permainan kartu. Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis 15 Sumber: httpwww.google.co.idurl?satrtjq=kartutarotsource-webid, akses 7 Mai 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA diterbitkan di tahun 1370 Beberapa ahli menyatakan 1377 16 . Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, pemerintah Firenze dan Basel secara bersamaan menerbitkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa di tahun 1379. Bernard Siena memberi ceramah bahwa kartu bermain adalah hasil ciptaan Setan. Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal sampai pertengahan abad ke XV. Ketiga set kartu tersebut adalah milik keluarga Visconti, keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut dilukis untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti dan Sforza, kemungkinan besar oleh Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis miniatur dari Ferrara. 35 kartu disimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan, 26 kartu di Accademia Carrara, 13 kartu di Casa Colleoni, dan 4 kartu Devil, Tower, Three of Swords, dan Knight of Coins tidak dapat ditemukan, atau mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu Visconti-Sforza ini direproduksi secara meluas. Dalam set tersebut, Minor Arcana kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin dan Cawan dan Major Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu. - Kartu Remi Kartu permainan Playing Cards, atau lebih dikenal dengan kartu remi, yaitu sekumpulan kartu seukuran tangan yang digunakan untuk permainan kartu . Kartu ini sering juga digunakan untuk hal-hal lain, seperti sulap , enkripsi , permainan papan , 16 Sumber: httpwww.google.co.idurl?satrtjq=kartutarotsource-webid, akses 7 Mai 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan pembuatan rumah kartu . Kata “Remi” itu sendiri sebenarnya adalah nama salah satu permainan kartu. Ada 1001 macam permainan kartu. Setiap negara , bahkan wilayah suatu negara, memiliki jenis permainannya sendiri. Di Indonesia , akrab dengan istilah permainan 41 , Remi, Cangkulan, sebagainya. Namun yang populer di banyak negara misalnya Poker, Canasta, Blackjack , Casino, Solitaire dan Bridge dengan jumlah pemain yang bisa berbeda- beda. Solitaire dan bridge barangkali lebih familiar ketimbang yang lain. Solitaire yang sudah dimainkan orang sejak ratusan tahun lalu dan banyak jenisnya itu dimainkan sendirian, terutama untuk mengisi waktu luang. Sedangkan bridge yang harus dimainkan oleh 4 orang biasanya berpasangan, bahkan menjadi salah satu nomor andalan bagi tim Indonesia dalam dunia olahraga untuk meraih kemenangan dalam suatu turnamen bridge internasional. Seperti kita kenal sekarang, satu pak kartu remi berisi 52 lembar, dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu Spade, Heart, Diamond, Club, masing-masing terdiri atas 13 kartu dari As, 2 , 3 , sampai King. Plus kartu tambahan berupa dua kartu joker, hitam dan merah . Kapan dan siapa penemu kartu remi tidak diketahui secara pasti, diduga embrionya berasal dari daratan Cina atau Hindustan India sekitar tahun 800 . Bagaimana ceritanya sampai bisa masuk ke Eropa pun agak samar-samar, mungkin dibawa oleh para pedagang , tentara , atau suku-suku nomaden. Yang jelas, jenis UNIVERSITAS SUMATERA UTARA permainan kartu ini datang dari Timur , Mesir , atau Arab dan muncul di Italia kira- kira akhir tahun 1200-an . Setelah itu menyebar ke Jerman , Perancis , dan Spanyol 17 . 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Dimana Spradley 1997 menjelaskan bahwa yang menjadi ciri khas metode etnografi adalah bersifat Holistic-Integratif saling berkaitan dan menyatu, Thick Description pendeskripsian yang mendalam, dan analisis kualitatif untuk mendapatkan Native’s Point of View sudut pandang dari masyarakat yang diteliti. Di sini masyarakat yang akan diteliti adalah masyarakat yang pro-kontra serta pelakunya. Hasil penelitian akan memaparkan tentang judi pada ibu-ibu. Metode etnografi digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif yang mendukung kajian penelitian. Dengan demikian penelitian ini dapat dideskripsikan sesuai dengan kajian ilmu antropologi. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam mencari data di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Teknik Observasi Melakukan pengamatan adalah teknik yang pertama kali dilakukan oleh peneliti guana mencari tahu terlebih dahulu bagaimana kegiatan masyarakat yang diteliti. 17 Sumber: www. google search bentuk-bentuk kartu perjudian.co.id. html, akses 16 Februari 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Observasi ini dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran penuh mengenai permainan judi yang dilakukan oleh ibu-ibu pada masyarakat Desa Seibelutu. Dalam melakukan observasi, peneliti mengamati secara langsung apa-apa saja yang mereka lakukan dalam aktivitas mereka masing-masing. 2. Hidup Bersama Masyarakat Tineliti Untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan akurat, peneliti akan tinggal dengan masyarakat tineliti masyarakat yang diteliti. Peneliti akan tinggal bersama dengan beberapa keluarga yang ibu-ibunya suka bermain judi. Teknik ini dilakukan untuk mendukung penulisan etnografi yang “holistik” ataupun saling berkaitan antar unsur dalam suatu kebudayaan yang menjadi metode dalam penelitian ini. Selain untuk mendukung metode penelitian, hidup bersama masyarakat tineliti juga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data yang menjadi fokus penelitian. 3. Wawancara Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara sambil lalu dan wawancara mendalam. Wawancara sambil lalu dilakukan peneliti saat observasi pertama kali datang kelapangan, dan ini bermanfaat untuk menambah data yang diperoleh dari wawancara mendalam. Lalu peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari informan. Wawancara mendalam Indepth Interview digunakan untuk memperoleh data mengenai judi dan interview guide sebagai acuannya. Ketika melakukan wawancara peneliti menggunakan alat tulis dan buku kecil untuk mencatat setiap informasi yang disampaikan, ini UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bermamfaat agar peneliti dapat menganalisa kembali data yang diperoleh dari informan tersebut. Ada beberapa informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: - Informan biasa Adalah masyarakat yang dimintai informasi untuk melengkapi data yang telah ada. Dimana informan biasa adalah masyarakat yang berada disekitar lokasi tempat ibu-ibu tersebut bermain judi, misalnya: tetangga. - Informan pangkal Adalah seseorang yang memberikan informasi awal mengenai hal yang diteliti. Di penelitian ini yang menjadi informan pangkal adalah keluarga suami dan anak dari ibu-ibu yang ikut dalam permainan judi tersebut. - Informan kunci Adalah orang yang mengetahui secara mendalam suatu informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Yang menjadi informan kunci ini adalah ibu-ibu yang langsung ikut bergabung dalam permainan judi tersebut dan masyarakat yang mengetahui adat-istiadat masyarakat setempat. 4. Dokumentasi Lapangan Dalam melakukan penelitian saya menggunakan alat dokumentasi seperti camera digital untuk memotret para pemain judi tersebut dan foto yang saya dapat dari lapangan akan dimasukkan kedalam skripsi sebagai tanda bukti kalau saya benar- benar ke lapangan. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari lapangan, peneliti akan mencari data kepustakaan yang terkait dengan masalah peneliti berupa buku-buku, majalah, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA surat kabar dan tulisan-tulisan lainnya termasuk tulisan dari media elektronik untuk menambah pemahaman penulis terhadap permasalahan yang akan diteliti.

1.7. Analisis Data