Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai mahkluk sosial manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya melalui sebuah perkumpulan. Perkumpulan ini digunakan sebagai wadah ataupun tempat di mana mereka saling berbagi dalam aspek kehidupan tertentu. Artinya tidak seluruh aspek kehidupan diceritakan di dalam perkumpulan, sebab ada saja hal-hal yang menyangkut aspek kehidupan yang menurut masing-masing individu tidak perlu diceritakan kepada orang lain ataupun hal-hal yang bersifat pribadi. Bentuk perkumpulan yang dilakukan di dalam kelompok masyarakat biasanya tergantung kepada kategori persamaan-persamaan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal ini mengartikan bahwa setiap individu biasanya membentuk sebuah perkumpulan karena memiliki persamaan-persamaan, misalnya persamaan gender pada ibu-ibu judi di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terbentuknya judi pada ibu-ibu yang terjadi di tempat ini diakibatkan karena persamaan gender. Bukti tersebut adalah bukti yang bersifat nyata, namun ada hal-hal yang terselebung di balik bukti nyata tersebut, yaitu faktor- faktor yang menyebabkan terbentuknya judi pada ibu-ibu tersebut dan bagaimana tanggapan orang di sekitar mereka termasuk keluarga dekatnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judi adalah sebuah bentuk permainan yang banyak digemari serta diminati oleh kalangan masyarakat luas, baik itu di kalangan laki-laki maupun di kalangan perempuan, di kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa. Perjudian sudah ada dari sejak jaman dulu dan ini dilakukan hampir oleh seluruh umat manusia, mulai dari orang-orang di Eskimo sampai dengan suku yang paling terpencil di Afrika. Pada abad ke-14, permainan kartu mulai memasuki Eropa, dibawa oleh para pedagang yang datang dari Tiongkok. Kartu pertama yang dibuat di Eropa berasal dari Italia yang terdiri dari 78 gambar hasil lukisan, karena belum adanya mesin cetak. Pada abad XI, Perancis mengurangi jumlah kartu menjadi 56 itulah sejarah dari kartu remi yang kita kenal sekarang ini 1 . Judi bisa dikelompokkan menjadi 4 empat macam jenis judi yaitu : 1. “Undian” yaitu dalam bentuk Lotere, Loto, Porkas 2 , Togel dan sebagainya dimana mereka hanya memilih nomor tertentu. Judi ini adalah judi masal dimana bisa diikuti oleh jutaan orang dimanapun mereka berada. 1 Sumber: http:www.googlesejarah judi.co.id, akses 16 Februari 2012. 2 Porkas berasal dari kata forecast, lengkapnya Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola. Akhir 1985, Porkas ini diresmikan, diedarkan, dan dijual dengan maksud untuk menghimpun dana masyarakat untuk menunjang pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Dua tahun kemudian, Porkas berubah nama menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah KSOB, yang terdiri dari dua macam kupon: berisi tebakan sepak bola. SOB tidak lagi meneak menang-seri-kalah M-K-S seperti pada Porkas, tetapi juga skor pertandingan, bahkan skor babak pertama dan babak kedua. Kupon SOB kedua berisi tebakan sepak bola dan tebakan huruf Sumber: http:www.google search judi porkas.co.id, akses 7 Mei 2012. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. “Taruhan” untuk judi ini biasanya dikaitkan dengan analisa maupun pengetahuan dari sipenjudi; misalnya Balapan Kuda, Anjing, Sambung Ayam, Boksen maupun Sepak Bola 3. Judi antar sesama penjudi lainnya, seperti permainan Domino, Poker, Dadu dan lain-lainnya. 4. Judi antar manusia dan mesin, misalnya main Jackpot, Mikey Mouse, Dingdong, Pachinko 3 maupun permainan komputer lainnya. Ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi, yaitu adanya unsur : 1. Permainan perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang atau kesibukan untuk mengisi waktu senggang guna menghibur hati. Jadi bersifat rekreatif. Namun disini para pelaku tidak harus terlibat dalam permainan. Karena boleh jadi mereka adalah penonton atau orang yang ikut bertaruh terhadap jalannya sebuah permainan atau perlombaan. 3 Pachinko adalah permainan judi dimana cara kerjanya mirip dengan permainan pinball atau jackpot. Namun sedikit berbeda dengan permainan pinball dimana pemain selalu berusaha keras agar bola tidak jatuh masuk lobang namun sebalinya dalam pachinko berlaku sebaliknya yaitu berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola kelobangnya. Jadi kemenangan sangat ditentukan oleh “keterampilan atau ketangkasan”memasukkan bola ketempatnya serta kemampuan menebak gambar game animasi yang ditampilkan untuk kemenangan berikutnya. Sumber:http:en.wikipedia.orgwikiPachinco, akses 7 Mei 2012. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Untung-untungan. Artinya untuk memenangkan permainan atau perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur spekulatif kebetulan atau untung-untungan. Atau faktor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa atau terlatih. 3. Ada taruhan. Dalam permainan atau perlombaan ini ada taruhan yang dipasang oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya. Bahkan kadang istripun bisa dijadikan taruhan. Akibat adanya taruhan maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan unsur yang paling utama untuk menentukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan 4 . Dalam tulisan Geertz tentang sabung ayam atau adu ayam pada masyarakat Bali. Kita akan menemukan banyak hal menarik tentang sabung ayam yang dikaitkan dan terkait dengan struktur sosial dan kehidupan masyarakat Bali sehari-hari, khususnya kaum pria. Sabung ayam bagi masyarakat Bali telah merupakan bagian dari gaya hidup mereka The Balinese Way of Life. Sabung ayam biasanya diadakan di salah satu sudut Desa yang jarang dilewati oleh orang banyak dan tempatnya dirahasiakan oleh masyarakat sekitar. Arena sabung ayam mewakili Bali atau identik 4 Sumber: pengertian judi http:www.google.co.idsearch?client=firefox , akses 16 Februari 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan Bali, sama seperti Amerika yang identik dengan permainan bola basket. Pada arena adu ayam yang terlihat bertaruh adalah ayam, tetapi ayam-ayam tersebut merupakan perwakilan dari kaum pria di Bali. Bagi kaum laki-laki kalah dan menang dalam permainan adu ayam ditentukan oleh prestise atau harga diri kaum laki-laki tersebut, jadi bagi kaum laki-laki yang ayamnya yang kalah dalam adu ayam tersebut membuat harga diri mereka rendah atau memalukan. Oleh karena permainan sabung ayam digunakan juga sebagai tempat bertaruh, yang berarti permainan tersebut merupakan salah satu bentuk perjudian, maka pada zaman penjajahan Belanda permainan ini dilarang oleh pemerintah Belanda kecuali ada ijin untuk mengadakannya khusus dalam rangka upacara adat. Oleh karena itu pemerintah melarang keras yang namanya bentuk perjudian, pemerintah menganggap perjudian identik dengan bentuk kejahatan yang mengganggu ketertiban umum. Jadi barang siapa melakukan segala bentuk-bentuk perjudiaan para pelakunya akan dikenakan sanksi 5 . Ada beberapa jenis perjudian yang dilarang maupun yang tidak dilarang oleh pemerintah. Perjudian yang dilarang oleh pemerintah adalah perjudian dalam bentuk Togel, Tajen sabung ayam, Judi Online, Undian, Lotere, Loto, Porkas, main Jackpot, Kartu remi, dan lain-lainnya. Sedangkan perjudian yang tidak dilarang oleh 5 Sumber: Mariana Anggraeni, “Hakikat dan fungsi sabung ayam pada masyarakat Bali,” Skripsi Sarjana, FIB UI, Jakarta, 2009, hal. 2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemerintah adalah bentuk perjudian Gelper 6 , Taruhan bola, permainan Domino, Poker, Dadu, dan lainnya. Sebenarnya pada tahun 1981 perjudian sudah dilarang oleh pemerintah dengan dibuatnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 9 tahun 1981 tentang pelaksanaan Undang-Undang 7 tahun 1974 penertiban perjudian dengan menimbang: a. Bahwa penertiban perjudian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 54, tambahan lembaran Negara Nomor 3040 dimaksudkan untuk membatasi perjudian sampai lingkungan sekecil-kecilnya untuk akhirnya menuju kepenghapusan sama sekali dari seluruh Wilayah Indonesia; b. Bahwa berdasarkan perkembangan keadaan pada saat sekarang ini dipandang sudah tiba waktunya untuk mengupayakan penghapusan segala bentuk dan jenis perjudian di seluruh Wilayah Indonesia; c. Bahwa untuk maksud tersebut dan dalam rangka mengatur tentang 75 pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dipandang perlu untuk melarang pemberian izin penyelenggaraan perjudian dalam suatu Peraturan Pemerintah 7 . 6 Judi Gelper yang merupakan perjudian jenis permainan bola ketangkasan dimana dalam permainan ini dibutuhkan ketangkasan dalam menebak permainan ini. Sumber: http:www.jogeco.idurl?sa=fct=jq=judi20gelpersource=webcd=3ved , akses 7Mei 2012 7 Sumber: http:www . Undang-undang penetiban perjudian.co.id, akses 16 Februari 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Walaupun pemerintah sudah membuat Undang-Undang mengenai penertiban perjudian ini tetapi masih banyak masyarakat luas yang nekat melakukan perjudian. Seperti kasus yang terjadi di Manado yaitu: “Lima5 perempuan ditangkap polisi saat mereka asik bermain judi. Kelima perempuan ini ditangkap dirumah salah satu teman mereka yang ikut dalam permainan judi tersebut, dimana rumah ini merupakan satu-satunya tempat mereka berjudi tutur masyarakat sekitar, polisi menduga mereka bermain judi kartu remi dimana taruhan permainannya sebanyak Rp.500. Per gamenya Total taruhan di meja judi sebanyak Rp 2500. Adapun dalam permainan itu, jika seorang pemain menarik kartu jenis joker, maka pemain lain wajib menyetor Rp 500. Alasan mereka bermain judi dikarenakan keuangannya menipis karena sering kalah dalam permainan, setelah mereka tertangkap polisi mereka pun mengaku menyesal telah bermain judi dan meraka malu melihat keluarga dan tetangga meraka” 8 . Adapun kasus lainnya mengenai perjudian ibu-ibu yaitu: “Berjudi, 5 Perempuan Ditangkap” Lima perempuan sedang asyik bermain judi joker ditangkap Tim Anti Judi Satuan Reskrim Polres Tebing Tinggi. Tida dari empat penjudi meloloskan diri dan masih dalam pengejaran petugas, petugas langsung menggelandang tersangka Nur 59 tahun warga BTN Kampung Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi ke Malpolres Tebing Tinggi guna proses lanjut. Tiga tersangka lainnya yang meloloskan diri adalah Sus, ibu Keling, dan Tut ketiganya adalah warga Jalan Bah Bolon kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Penggerebekan dilakukan petugas tima anti judi Satreskrim Polres Tebing Tinggi setelah adanya laporan warga. Awalnya, informasi dari warga itu menyebutkan di rumah salah satu seorang warga, Bul, dilokasi acap kali terjadi permainan judi. Mendapatkan laporan itu, tim Polres turun kelokasi untuk melakukan penyelidikan sekaligus penggerebekan. Dalam penggerebekan itu, dua tersangka Nur dan Muh ditangkap berikut barang bukti dua set kartu joker serta uang Rp. 75.000. “Aku hanya iseng mengikuti permainan judi kartu joker ini 8 Sumber: http:www . google.co.idsearch lima perempuan tertangkap polisi saat bermain judi Trimbunnews 2842011, akses 24 Maret 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karena tensi darah aku lagi naik. Untuk menurunkannya, aku nekat mengikuti permainan judi ini,” imbuh Nur. 9 Selain yang ada dalam kasus tersebut ibu-ibu di Desa Seibelutu Kecamatan Sei Bamban masih banyak yang melakukan perjudian yaitu perjudian dalam bentuk permainan Kartu Remi. Adanya judi pada ibu-ibu mengartikan bahwa pergeseran perilaku dalam aspek gender. Hal ini menggambarkan bahwa judi yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, kini juga dilakukan oleh perempuan. Adapun bentuk perilaku ada 2 macam, yaitu: 1. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode kelompok sosial. Moral berasal dari kata “mores”, yang berarti tatacara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral, peraturan perilaku yang menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menetukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok. Jika masyarakat tersebut berperilaku atau bertindak sesuai dengan kode kelompok sosial tersebut maka masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut menjadikan masyarakat yang aman dan tentram. 2. Perilaku tak bermoral adalah suatu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. Perilaku demikian disebabkan karena bukan ketidakpeduliannya masyarakat akan harapan sosial melainkan ketidaksetujuan dengan standar sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyusaikan diri, artinya masyarakat tersebut tidak bisa menerima ataupun mengikuti serta mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut. Dengan demikian 9 Sumber: Harian Analisa Sumatera Utara,hal 20 kamis 29 Maret 2012 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terjadilah perilaku masyarakat yang tak bermoral yang membuat lingkungan masyarakat tersebut tidak aman dan banyak masyarakat yang melakukan tindakan kejahatan yang merugikan dirinya sendiri dan lingkungan tersebut contohnya: seperti adanya perjudian. Adanya perubahan perilaku tersebut membuat citra dan fungsi perempuan sekarang berbeda jauh dengan peran dan fungsi perempuan tradisional dahulu. Peran dan fungsi perempuan dahulu memiliki perilaku yang sopan, dan bersikap semestinya perempuan seperti berada dirumah memasak dan mengurus rumah, anak serta suami. Namun, berbeda untuk sekarang peran perempuan sudah menduduki peran yang sangat luas, termasuk yang tidak menurut adat biarpun mereka tidak sadari. Perempuan di jaman sekarang sudah memiliki hak dan kuasa yang sama dengan kaum laki-laki yaitu mereka sama-sama bekerja dalam mencari uang untuk membiayai kehidupan keluarga. Terkadang perempuan yang bekerja sedangkan laki- laki berada di rumah mengurus rumah dan anak. Dengan adanya banyak peran dan tuntutan yang banyak terhadap keluarga, perempuan tersebut menghadapi tekanan jiwa dan mengalami ketegangan sehingga dengan menghilangkan rasa stress mereka berbuat yang tidak sesuai dengan adat atau jauh dari kebudayaan mereka yang dahulu yaitu melakukan perjudian. Hal tersebut lah yang membuat saya tertarik dalam penelitian ini, yaitu mengapa masih ada bentuk perjudian yang dilakukan oleh masyarakat khususnya ibu- ibu yang ada di Desa Sei Belutu walaupun sudah ada Undang-Undang tentang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penertiban perjudian yang dibuat oleh pemerintah serta bagaimana tanggapan orang disekitar mereka tentang perilaku tersebut.

1.2. Rumusan Masalah