molo marlabas masalah-masalah na godang I boi mago satokkin, alanakan molo marlabas iba na hita pikiri I kan
songon dia taktik ta asa boi bonang”.
”Inanguda disini ikut bermain judi karena Inanguda merasa dengan bermain kartu, masalah yang ada dipikiran Inanguda
tidak terbebani lagi karena dengan bermain kartu masalah- masalah yang sudah menumpuk dipikiran hilang seketika
ketika bermain kartu karena ketika bermain kartu yang dipikiran kita hanya cara gimana kita dapat menang”.
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu E. Sinaga dapat kita lihat bahwa Ibu E. Sinaga merasa segala masalah-masalah dan beban pikiran yang dihadapinya
hilang seketika ketika ikut dalam permainan judi kartu remi tersebut. Jadi, dalam perminan judi ini Prestise atau harga diri tidak utama buat ibu-ibu
yang ikut dalam permainan judi ini. Mereka tidak ada menghubungkan harga diri dengan kalah menangnya dalam permainan judi ini yang mereka butuhkan adalah
kesenangan semata saja.
3.4.2. Bersifat Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat
. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi sekunder dalam masyarakat. Sosialisasi
primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat keluarga sedangkan sosialisasi sekunder adalah suatu
proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Seperti yang dikemukakan oleh Wursanto bahwa Manusia adalah mahluk sosial atau mahkluk bermasyarakat Homosocius Social Animal. Sebagai akibat sifat
kodrati tersebut manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri dan lepas dari bermasyarakat, berkelompok atau hidup bersama. Manusia hidup berkelompok
karena kesadaran akan kepentingan bersama, meskipun dalam banyak hal kehidupan masyarakat kita mengetahui banyak kepentingan yang tidak sama bahkan saling
bertentangan, sebagian besar kebutuhan hanya dapat terpenuhi apabila yang bersangkutan mengadakan hubungan dengan orang lain.
Dalam permainan judi yang dilakukan oleh ibu-ibu ini bahwa mereka dalam permainan judi mereka juga membutuhkan teman untuk bersosialisasi. Mereka
berkumpul bukan hanya karena alasan berjudi saja tetapi selain berjudi mereka juga berkumpul untuk bercerita-cerita tentang masalah-masalah yang mereka miliki dan
untuk bertukar pikiran antara sesama mereka. Seprti yang dikemukakan oleh salah satu ibu-ibu yang ikut dalam permainan judi ini Ibu G. Gultom:
“Hami dison marpungu daong alani naeng holang marjudi Alai hami marpungu Alana asa boi do marcerita-cerita songon
dia do masalah ni keluarga alai daong ndang sude si ceritaon adong do naso boi di ceritaon tu halak, saling martukar
pikiran songon dia do mengatasi masalah I dohot hami molo marlabas asa buang-buang stress dohot suntuk molo monang
mauliate manambahi uang belanja, molo kalah do ndang masalah napenting dison sonang ni roha do boi mekkel-mekkel
dohot inang-inang dison”.
“Kami disini berkumpul bukan karena hanya untuk berjudi saja tetapi kami juga sering bercerita-cerita tentang masalah-
masalah keluarga, saling bertukar pikiran bagaimana
mengatasi masalah tersebut dan kami juga bermain judi untuk menghilangkan rasa stres dan suntuk saja kalau menang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
syukur dapat tambahan uang belanja dan kalau kalah tidak apa-apalah yang penting bisa senang, ketawa-katawa bareng
ibu-ibu disini”.
Dari pernyataan ibu G. Gultom di atas dapat kita lihat bahwa mereka bermain judi bukan hanya sekedar bermain judi kartu remi saja tetapi mereka juga bermain
debarengi dengan canda gurau dan saling berbagi masalah yang dihadapi oleh masing-masing meraka.
Jadi, bagi ibu-ibu yang ikut dalam permainan judi ini yang mereka butuhkan adalah kesenangan diri mereka sendiri dan bisa berkumpul untuk bercerita-cerita
tentang masalah yang mereka hadapi dalam rumah tangga mereka masing-masing.
3.4.3. Waktu