mereka peroleh baik itu dari gaji PNS mereka maupun dari hasil penjualan dagangan mereka. Dengan mengeluarkan uang Rp 5.000,00-an dan Rp.10.000,-an dari kantong
mereka masing-masing, mereka pun mulai bermain kartu. Sambil berkartu saya pun berbincang-bincang dengan ibu-ibu tersebut. Adapun menurut ibu-ibu tersebut judi
adalah suatu permainan yang membuat mereka senang dan mampu melupakan segala permasalahan yang ada dalam diri mereka baik itu karena masalah keluarga maupun
masalah ekonomi yang sedang melilit mereka. Judi merupakan suatu pengobat stress dan suntuk. Berjudi dalam bentuk permainan kartu remi bagi ibu-ibu tersebut adalah
permainan yang lumayan sulit untuk dimainkan karena permainan ini membutuhkan kepintaran dan menguras banyak pikiran sehingga dengan berfikir bagaimana
mencapai kemenangan maka pikiran yang mengganggu mereka dapat terlupakan walaupun mereka tahu kalau kesenangan yang didapatkan dari permainan ini hanya
sementara saja sampai permainan tersebut selesai dan setelah permainan tersebut selesai masalah itupun datang kembali kepikiran mereka.
3.3. Alasan Ibu-Ibu Bermain Judi
Adapun alasan-alasan yang disampaikan oleh ibu-ibu kepada saya mengenai tujuan mereka melakukan tindakan perjudian seperti permainan judi kartu remi
adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Menurut Ibu E. Sinaga
Ibu E. Sinaga adalah seorang bidan di Desa Sei Belutu Kecamatan Sei Bamban. Ibu ini di kenal sebagai seorang bidan yang baik dan mudah bergaul
dengan orang lain. Dahulu sebelum ibu E. Sinaga mengenal judi keluarga mereka adalah keluarga yang bahagia tetapi setelah ibu ini mengenal yang
namanya judi keluarga mereka kurang harmonis. Awalnya Ibu E. Sinaga mengenal judi disaat dia menikahkan anaknya yang pertama kepada puteri Ito
nya yang satu marga dengan Ibu E. Sinaga. Setelah sikap yang tidak mengenakkan menyenangkan diperoleh dari keluarga Ito nya kepada Ibu E,
dia mengalami banyak pikiran sehingga mengakibatkan rasa stress dengan adanya kejadian tersebut Ibu E. Sinaga mulai mengenal judi, karena bagi Ibu
E. Sinaga bermain judi adalah suatu obat untuk menghilangkan rasa stres yang ada dalam pikirannya. Sambil menghisap rokok ibu ini menceritakan
alasannya bermain judi. Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
“Inanguda terus marjudi alani stres dohot suntuk dobah Inang, godang sipikkiron Inanguda, dulu Inanguda ndang hauma
lagi sega diallangi akka keong dohot godang ni akka duhut, gelleng pe mambahen susah pikiran suntuk. Asa di boto
hamunang Inang anakkon ni Inanguda na parjolo ndaong hea malean kabar paling 2x sabulan baru adong kabarna alai pe
satokkin do molo martelepon, anakkon na paduaon nagodang hutangna tu CU ndang tarboto tu dia hepeng na dipinjam nai,
parcuma Kepala Manajer alai godang hutang, boru ku na patoluhon nunga cukup umur 28 tahun alai dang olo dope
muli, sonnari boru ku na paopatton on baru na bulan desember na lalu wisuda, lao mangaratto tu Jakarta baru
saminggu disi nunga naeng mangido hepeng naeng manuor laptop so huboto tudia pikiranna dibahen. Alanai do Inanguda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
marjudi stress dobah mamikiri I sude naeng pullak simajujung on alana so tarpikkiri be. Nunga songoni si sampudan nami pe
na bandalan sehera si Gayus Tambunan mangoto-otoi, manjalo hepeng alasan manuor buku alai naeng mar bilyard
do molo ndaong mar internet. Bapa Udam pe dijabu holang na modom molo mulak sian parsikolahanna ndang olo mangurupi
Inanguda molo tu balian, holang na mangukkori do karejona. Baru pippit simalolong nai 5 menit nunga tor renges, alani I
do bah boru molo marjudi iba, tor lumayan mago do saotik suntuk ni pikiran ni ibaon, lagian molo dohot akka dongan-
dongan on do iba boi mangalu-alu.”
“Inanguda terus main judi karena stres dan suntuk Inang, banyak yang Inanguda pikirkan, sawah nantulang yang lagi
rusak karena dimakan keong dan banyak tumbuh rumput- rumput, anak pun ikut membuat banyak pikiransuntuk. Anak
Inanguda yang pertama tidak pernah kasih kabar paling sedikit hanya 2 x dalam sebulan baru ada kabar itupun hanya
sebentar saja kalau sedang menelepon, anak yang nomor dua 2 banyak hutangnya di CU tidak tahu kemana dibuat uang
yang dipinjamkannya itu percuma dia Kapala Manager di CU tapi hutang banyak sekali, anak perempuan yang nomor tiga
3 sudah cukup umur 28 tahun tapi masih tetap saja tidak mau menikah, sekarang anak perempuanku yang nomor empat 4
baru yang bulan Desember kemarin baru wisuda, pergi merantau ke Jakarta dan masih baru seminggu disana sudah
meminta uang untuk membeli laptop. Karena itu Inanguda berjudi stress memikirkan itu semua seperti pecah kepala ini.
Sudah begitu si sampudan kami ini lagi bandalnya seperti si Gayus Tambunan suka berbohong, minta uang alasannya beli
buku tapi ternyata uang itu untuk main billyard atau tidak untuk bermain internet. Sedangkan Bapa Udamu ini dirumah
hanya tidur saja kerjaannya kalau sudah pulang dari sekolahya tidak mau membantu Inang Uda kerja di sawah.
Karena itu boru kalau berjudi sayanya, lumayan hilang sedikit suntuk pikiran ini dibuat, lagian kalau dengan teman-teman
yang lain kita bisa berkeluh kesah tentang masalah kita.”
Dari perkataan Ibu E. Sinaga terlihat bahwa dia bermain judi disebabkan karena banyaknya beban pikiran, dimana beban pikiran yang dirasakan tersebut
diakibatkan karena keputus asaan dengan sikap anak-anaknya yang kurang baik dan memahami keadaan keluarga, juga kurang membahagiakan kedua orang tuanya serta
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hasil pertanian yang mereka kelola kurang memuaskan tidak seperti yang di harapkan. Jadi menurut Ibu E. Sinaga bermain judi merupakan obat penghilang stres
yang mujarab karena dapat menghilangkan stres tersebut dengan berkumpul bersama- sama teman-temannya yang lain untuk berkeluh kesah.
• Menurut Ibu G. Gultom
Ibu G. Gultom adalah seorang pensiunan PNS, setelah pensiun dia bekerja sebagai petani. Dia mengelola sawahnya sendiri tanpa menggaji orang untuk
menyelesaikan sawahnya. Sambil merokok dan meminum segelas tuak yang, Ibu G. Gultom bercerita mengenai alasannya suka bermain judi. Adapun
alasan ibu ini bermain judi adalah sebagai berikut:
“Alasan ni Nantulang marlabas sama do dohot na didokni Inangudami boru Sinaga on alani stres, suntuk, godang na
sipikkiron. Alani molo dohot Tulangmu do iba marcerita-cerita tentang sude nadi pikkiran nibaon, ndang adong satonga jom
nunga mangondok-ondok simalolongna, alani do malas iba mamereng Tulangmon holang na modom do karejona. Molo
Nantulang modom torus assit badan, jadi ndang diboto Nantulang naeng marua be molo so marlabas. Holang I ma na
boi mambahen ngalini otak-otak on. Molo mamak-mamak na dison ndang peduli habis hepeng na penting pikiranon do, boi
gabe tenang”
“Alasannya Nantulang bermain kartu sama dengan yang dikatakan Inanguda kamu si Sinaga itu karena stres, banyak
yang dipikirkan. Kalau dengan Tulang kamu ini saya bercerita tentang semua yang dipikiran Inanguda ini, tidak
ada setengah jam sudah mengantuk, karena itu malas Nantulang melihat perilaku Tulang kamu ini kerjaannya hanya
tidur saja. Kalau Nantulang kerjaannya tidur terus badan terasa sakit semua, jadi karena Nantulang tidak tahu lagi mau
ngapain jadinya Nantulang bermain kartu saja. Kalau ibu-ibu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang disini tidak peduli itu dengan uang yang penting pikiran itu bisa tenang itu yang paling utama”.
Dari perkataan Ibu G. Gultom terlihat bahwa dia bermain judi karena stress, suntuk, banyaknya beban pikiran yang dipikirkannya serta sikap suaminya yang suka
tidur sehingga dia tidak bisa berbagi masalah dengan suaminya. Jadi, Ibu G. Gultom ikut bergabung dalam perjudian tersebut agar dapat berkumpul dengan ibu-ibu yang
lainnya agar dapat berkeluh-kesah mengenai masalah yang dihadapinya.
• Menurut Ibu D. Sihombing :
Ibu D. Sihombing adalah seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai petani. Dia memiliki sawah sebanyak 1 Ha dan semua sawahnya
Ibu D. Sihombing kerjakan sendiri tanpa dia sewakan kepada orang lain. Ibu D. Sihombing juga membuka sebuah warung minuman seperti tuak,
kopi, the manis dan lain-lainnya. Sambil menghisap sebatang rokok ibu ini menceritakan alasannya bermain judi. Adapun alasan ibu ini bermain judi
adalah sebagai berikut:
“Alasan ni Nantulang marlabas sama do dohot na didokni Inangudami alani stres, suntuk, godang na sipikkiron. Molo
marcerita-cerita Nantulang dohot Tulangmu lak gabe mambahen parbadaan do, Tulangmu I nahatopan naik darah
tinggi na molo makkatai Nantulang naso pas dirohanai tor bollang do simalolong ni Tulangmi hera naeng mangaltup
jolma, jadi daripada marbadai hami humagon ma dipasip.”
“Alasan Nantulang bermain kartu sama dengan yang dikatakan Inanguda kamu itu karena stres, suntuk, banyaknya
pikiran ini. Kalau bercerita Nantulang sama Tulang kamu ini jadi buat perkelahian saja, Tulang kamu itu cepat naik darah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tingginya kalau ngomong tidak sesuai dengan yang dihatinya langsung besarnya matanya Tulang kamu ini ibaratkan ingin
makan orang, jadi daripada berantam kami lebih bagus didiamin saja.”
Dari perkataan Ibu D. Sihombing terlihat bahwa dia suka bermain judi karena stress, dimana suami ibu ini tidak bisa berbagi keluh kesah karena sikap suaminya
yang tempramental, tidak bisa menahan emosi sehingga dengan begitu Ibu D. Sihombing lebih suka bercerita dengan ibu-ibu yang ikut bermain judi daripada
dengan suaminya sendiri.
• Menurut Ibu S. Situmorang
Ibu S. Situmorang adalah seorang guru SD di Desa Sei Belutu, dia mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 Lima dan 6Enam.
Sepulang dari mengajar Ibu S. Situmorang tidak pernah ketinggalan pergi bermain judi bersama ibu-ibu yang lainnya. Adapun alasan Ibu S.
Situmorang bermain judi adalah sebagai berikut:
“Molo Nantulang do alani stres mamikiri akka gellengon, sai mangido terus nunga idokkon dang adong dope hepeng sai
mangidoi. Nunga di patorang molo nunga panen tor dikirim pe, tong jugul sai mangidoi, dang adong hubereng pikiranna
parcuma do I pasikkolahan timbo-timbo alai dang mengerti bahasa. Dang dope gelleng, hauma pe margosongan tinggal
lapung alani panasni arion. Molo disuru amang-amang ni baon mambereng hauma marepet do alasan loja nakarejoi.
Sude do loja na karejoi modom pe loja do alai molo didokkon tu Tulangmi gabe parbadaon do, suntuk do Nantulang molo
mamikkiri I sude, stres jadina. Alani do dobah boru hasian marlabas karejo ni Nantulang molo markartu Iba gabe mago
do stress niba I. Apalagikan sambil markartu boi iba marlawak dohot kawan-kawan nibaon apalagi Inanguda mon boru
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sinaga on parlawak do holang na mekkel do karejo ibahen, alani do bah taboni marlabas boi sambil mekkel-mekkel.Mago
suntuk nibai”.
“Kalau Nantulang karena stress memikirkan semua anak-anak Nantulang, kerjaannya cuman minta terus da dibilangin belum
ada uang terus minta-minta. Sudah dijelaskan kalau panen padi langsung dikirim, tetapi tetap saja bandal minta-minta,
tidak ada pikiranmu percuma di sekolahkan tinggi-tinggi tapi tidak tahu bahasa. Bukan hanya anak, sawahpum gosong
tinggal lapungnya yang tinggal karena panasnya matahari ini. Kalau disuruh Tulang kamu ini melihat sawah langsung
merepet alasan sudah capek kerja. Semuanya capek yang kerja ini tidur saja capek tapi kalau dibilangin sama Tulang kamu
ini jadi berantam saja, suntuk Nantulang kalau memikiri itu semua, jadinya stress. Karena itulah boruku sayang Nantulang
suka bermain kartu karena bisa menghilangkan stress. Apalagi sambil berkartu bisa kita berlelucon dengan kawan-
kawan kita ini apalagi Nanguda kami ini boru Sinaga suka kali buat lelucon jadinya hanya ketawa-katawa saja kerjaan
Nantulang, karena itulah sambil bermain kartu bisa ketawa- ketawa. Jadi hilang rasa suntuk itu”.
Dari perkataan Ibu S. Situmorang terlihat bahwa dia suka bermain judi karena stres melihat tingkah anak dan pertanian yang dikelola tidak bagus, oleh karena itu
dengan bermain judi bisa menghilangkan rasa stres karena ibu-ibu yang ikut bermain judi ini juga orangnya lucu-lucu suka membuat lelucon sehingga beban pikiran yang
menumpuk bisa hilang seketika.
• Menurut Ibu H. Pandiangan:
Ibu H. Pandiangan adalah seorang PNS dia bekerja sebagai guru SLTP di Desa Sei Belutu. Ibu H. Pandiangan mengajar pelajaran Matematika di
kelas 7tujuhdan 8 delapan. Sepulang sekolah Ibu H. Pandingan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
langsung pergi ketempat perjudiannya yaitu kerumah Ibu D. Sihombing. Adapun alasan Ibu H.Pandingan bermain judi adalah sebagai berikut:
“Nantulang marjudi alani stress mamikiri hauma nami, godang rabba-rabba I hauma nunga disemprot pake putas gulma alai tong
dang marmatean gabe eme nai do marmasakkan. Di gaji jolma mambabo tong do martubuan, stress iba mamikiri I sude, alai molo I
pasobbu dang adong na siallangon. Jadi dang diboto be aha sibahenon, suntuk do ibahen mamikkiri I sude.. Amang-amang niba pe
dang adong gunana, holang na hundul-hundul do molo daong holang na peak I podoman I”.
“Nantulang bermain judi karena stress berpikir tentang sawah ini, banyak rumput-rumput di sawah disemprot dengan racun tapi tetap
saja tidak bermatian jadi padinya yang rusak. Di gaji orang ngerjainnya tetap saja bertumbuhan, stress Nantulang memikiri
semuanya, tapi kalau di diamin saja tidak ada lagi yang mau dimakan. Jadi tidak tahu apa yang mau dilakukan, suntuk memikiri semuanya
itu. Kalau. Suami Nantulang ini pun tidak ada gunanya, hanya duduk- duduk saja kerjaannya kalau tidak tidur-tiduran saja di tempat tidur”.
Dari perkataan Ibu H. Pandiangan terlihat bahwa yang mendorong dia bermain judi karena stres memikirkan pertanian yang dikelolanya tidak bagus atau
tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan dan suaminya pun tidak mau membantu mengurus pertanian.
• Menurut Ibu S. Sinaga
Ibu S. Sinaga adalah seorang PNS dia bekerja sebagai guru SD di Desa Sei Belutu, Ibu S. Sinaga mengajar dibidang mata pelajaran Muatan Lokal di
seluruh kelas dari kelas I sd kelas VI. Sambil menghisap sebatang rokok Ibu S. Sinaga menceritakan alasannya bermain judi. Adapun alasan ibu tersebut
adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Molo Nantulang ahama si dohonokku Inang, sama do songon na didok halakkon, alani stress godang na sipikkiron, alani do
namambahen Nantulang stress, alani anakkon ku on do sai mangidoi kareta inna, ndang alani dangadong hepeng ni
Nantulang manuor alai Alana na mabiar do Nantulang molo hutuor kareta na ganjang annonan patna, nunga hea tabrakan
ibana sappe tu RS Rumah Sakit ponggol patna alani I do Nantulang mabiar manuor karetanai. Alai dakkea I botoi aha
maksud ni Nantulang torus mengkatai songoni sai torus ma manjaloi kareta. Stress do iba dibahen adekmi dang iboto
hata. Alai salahni Bapak na doi tahe sai di pamanja ma anakkon nai gabe bertingkah ma. Boi do dipamanja alai ikkon
botohon do songon dia kondisi. Alai molo dipatorang do gabe parbadaan dihami nadua do humagon ma dipasip.”
“Kalau Nantulang apalah yang mau saya bilang, samanya dengan yang dikatakan dengan ibu-ibu ini, karena stress
banyaknya pikiran, Nantulang stress karena anak Nantulang ini selalu maminta dibelikan sepeda motor, buka karenan
Nantulang tidak ada uang belikannya tapi karena Nantulang takut kalau saya beli sepeda motornya nanti dia jadi panjang
kaki, dulu pernah dia kecelakaan sampai-sampai dibawa ke RS Rumah Sakit kakinya patah karena itu Nantulang takut
belikan sepeda motornya. Tapi tidak pernah mengerti maksud Nantulang itu teruslah minta-minta belikan sepeda motor.
Stressnya Nantulang melihat adik kamu ini tidak mengerti kata Nantulang. Tapi semuanya ini salahnya Tulang kamu inilah itu
anaknya ini selalu dimanja jadinya bertingkahlah adik kamu ini. Bisanya memanjakan anak tapi harus tahu bagaimana
kondisinya. Tapi kalau dijelaskan jadi perkelahian nantinya jadi ya lebih bagus didiamin sajalah.”
Dari perkataan Ibu S. Situmorang dapat terlihat bahwa adapun alasan ibu tersebut bermain judi sama dengan alasan ibu-ibu yang lainnya yaitu karena
banyaknya beban pikiran yang diakibatkan karena hubungan rumah tangganya yang kurang baik atau kurang harmonis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Menurut Ibu E. Manurung
Ibu E. Sinaga adalah adalah seorang PNS, dia bekerja sebagai guru SMA Negeri di Desa Gempolan. Ibu E. Manurung mengajar mata pelajaran Sejarah
di kelas Xsepuluh,XIsebelas dan XII dua belas. Sambil memegang kartu ibu E. Manurung bercerita-cerita kepada saya mengenai alasannya bermain
judi. Adapun alasan ibu E. Manurung bermain judi adalah sebagai berikut:
“Stres alani hauma, sega sude hauma Inang diallangi akka keong, akka duhut pe nagodangan, di suru parbabo alai tong
godang dang adong diboto parbaboon holang na manjalo gaji do diboto halakki. Dang hauma na dijabu pe mambahen
suntuk, dang boi iba makkatai holan na hatana do boi dibege hatani donganna dang dibege. Gajian alai dakkea tarida
gajina, idokkon mambayar hutang tu CU alai dakkea lunas hutangna nunga 6 tahun. Alani dobah Inang, Nantulang sering
marlabas dison mambuang suntuk jo asa gabe tenang jo pikkiran on. Daripada lak gabe rittik iba dibaheni umagon ma
markartu dison”.
“Stres karena sawah, rusak semuanya padi karena dimakani sama keong, rumput pun yang banyakan, disuruh tukang
cabutin rumput tetap saja banyak entah apa kerjaannya orang ini hanya minta gaji saja tahu. Bukan hanya sawah yang di
rumah pun membuat suntuk, tidak bisa Nantulang berbicara hanya cakapnya saja bisa di dengar cakap yang lain tidak
pernah di dengar. Kalau sudah gajian tidak pernah kelihatan, dibilang bayar hutang ke CU tapi tidak pernah lunas
hutangnya itu sampai 6 tahun ini. Karena itulah Inang Nantulang sering bermain kartu disini membuang suntuk
sampai pikiran tenang, daripada gila dibuatnya lebih bagus bermain kartu disini.”
Dari perkataan Ibu E. Manurung dapat terlihat bahwa ibu ini bermain judi disebabkan karena pikiran yang stress melihat tingkah laku suaminya yang tidak mau
jujur dengan ibu tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Menurut Ibu M. Sinaga
Ibu M. Sinaga adalah seorang ibu rumahtangga dan bekerja sebagai petani. Ibu M. Sinaga memiliki banyak lahan dan sebahagian lahannya disewakan kepada
keluarga terdekatnya. Sambil minum tuak Ibu M. Sinaga berbincang-bincang kepada saya mengenai alasannya bermain judi. Adapun alasan Ibu M. Sinaga bermain judi
adalah sebagai berikut:
“Molo Inang uda do marjudi alani suntuk di jabu, ndang adong sikarejoon, mulak sian balian ndang adong be
sikarejoon, dungi muse bosan Inang uda dijabu ndang adong dongan makkai. Molo disonkan sambil markartu sambil adong
dongan makkai jadinakan ndang bosan Inang uda. Holang na mekkel do iba dison, alana akka parlawak do akka dongan-
dongan dison apalagi Op. Tiur boru on holang na marlawaki do karejona, ndang hea so makakai sai adong do sibahenon na
asa boi akka donganna mekkel.”
“Kalau Inang uda bermain judi karena suntuk dirumah saja karena tidak ada lagi yang ingin dikerjakan, habis pulang dari
bersawah tidak ada lagi kerjaan, sudah begitu dirumahpun tidak ada teman berbincang-bincang jadinyakan Inang uda
bosa dirumah saja. Kalau disinikan kerjaan hanya ketawa- ketawa saja karena kawan-kawan yang disini kerjaannya
melawak saja apalagi Op. Tiur boru, dia itu orangnya tidak bisa diamin kerjaannya selalu berbicara banyak sekalilah
yang dilakukannya biar kawan-kawannya bisa ketawa- ketawa.”
Dari perkataan Ibu M. Sinaga dapat terlihat bahwa ibu ini bermain judi disebabkan karena pikiran yang stres, sehingga dengan bermain judi dapat
mengurangi stres yang ada dalam pikiran Ibu M. Sinaga.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebelum bermain mereka pun memesan minuman, ada yang memesan teh manis, kopi dan ada juga yang pesan tuak. Ibu-ibu ini juga adalah para perokok
dimana selama permainan mereka selalu menghisap rokok. Peraturan yang mereka buat dalam permainan ini adalah setiap kartu yang tidak ada pasangannya atau
mereka sebut dengan “pass lewat” mereka harus membayar Rp. 5.000,00 dan setiap yang kalah membayar Rp. 10.000,00. Giliran ibu E. Sinaga yang mengocok kartu
dan membagi-bagikan kartu pada ibu-ibu yang lain. Dengan sangat serius dan mata yang tajam menatap kartu yang mereka pegang mereka mulai bermain dengan sangat
serius. Ibu E. Sinaga pun meletakkan kartu ke lantai dan Ibu H. Pandiangan pun meletakkan kartunya juga ke lantai, Ibu S. sinaga pun pas lewat karena kartunya
tidak memilki pasangan, dia pun membayar Rp. 5000,00 ke ibu H. Pandiangan. Ibu E. Manurung meletakan kartunya juga ke lantai dan dilanjutkan juga dengan ibu D.
Gultom dan ibu S. Situmorang. Sambil bermain kartu para ibu ini juga bercerita- cerita tentang masalah yang sedang mereka hadapi. Seperti yang diungkapkan oleh
ibu S. Situmorang bahwa padinya banyak sekali dimakani keong dan banyak tumbuh rumput disekitar padinya walaupun padinya sudah disemprot dengan racun
pembasmi hama dan gulma. Ibu-ibu yang lainnya pun ada yang mendengarkan saja dari cerita ibu S. Situmorang tetapi ada juga yang memberi saran bagaimana
seharusnya membasmi hama dan gulma untuk padinya. Adapun saya melihat ekspresi atau raut wajah masing-masing ibu-ibu kalau meraka sedang bermain kartu
pada saat suasana kalah maupun menang, seperti ibu H. Pandiangan kalau dia sedang mengalami kemenangan dalam permainan kartu tersebut ibu ini tertawa kuat-kuat dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebaliknya kalau kalah ibu ini diam saja sedangkan kalau ibu E. Sinaga kalah menang ekspresi yang dia tunjukkannya adalah memberi senyuman saja.
Ibu S. Situmorang memiliki ekspresi wajah kalau menang yaitu selalu tepuk- tepuk tangan dan kalau sebaliknya kalau kalah hanya memberi senyuman saja.
Sebaliknya ibu-ibu yang lainnya kalau kalah maupun menang mereka tidak memiliki ekspresi wajah yang datar saja. Akhirnya selama permainan ini Ibu H. Pandiangan
menang 4 kali, pas lewat sebanyak 5 kali sedangka Ibu E. Sinaga menang 5 kali dan pas lewat sebanyak 7 kali. Ibu E. Manurung menang 3 kali dan pas lewat 8 kali, Ibu
G. Gultom menang sebanyak 3 kali dan pas lewat sebanyak 7 kali, Ibu D. Sihombing menang sebanyak 2 kali dan pas lewat 7 kali, Ibu S. Situmorang menang sebanyak 3
kali dan pas lewat sebanyak 6 kali, Ibu S. Situmorang menang sebanyak 4 kali dan paslewat sebanyak 6 kali. Selama ± 3 jam lamanya akhirnya permainan ini selesai
juga dimana Ibu H. Pandiangan yang paling banyak menang dan paling banyak mendapatkan uang. Dalam permainan ini barang siapa yang menang yang lebih
banyak dia harus mentraktir ibu-ibu yang lainnya minum tuak walaupun hanya segelas saja. Setelah selesai bermain saya dan ibu-ibu yang lainnya pun pulang dari
rumah Ibu H. Pandingan.
3.4. Fungsi Judi Bagi Ibu-Ibu