Tanggapan dari Anak-Anak SIKAP TINDAKAN ORANG-ORANG TERDEKAT DAN

Nantulang mu itu seperti itu sampai Nantulang mu dapat karma dan bertobat”. Dari pernyataan bapak tersebut di atas dapat kita lihat bahwa Bapak N. Panjaitan hanya bisa pasrah saja melihat tingkah laku isterinya tersebut sampai isterinya itu sadar akan kesalahan yang diperbuatnya itu dan mengerti bahwa tindakannya yang suka bermain judi itu tidak baik dan hanya membuat malu keluarga saja.

4.2. Tanggapan dari Anak-Anak

Adapun tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh anak-anak yang ibunya ikut dalam bermain judi adalah sebagai berikut: • Maria Sihotang Maria Sihotang adalah puteri ke-4 dari pasangan Ibu E. Sinaga dengan Bapak P. Sihotang. Maria Sihotang adalah seorang lulusan Sarjana Ekonomi Manajement dari UNIKA Universitas Katolik. Adapun tanggapan Maria Sihotang menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya sebagai anak malu lihat perilaku mama seperti itu karenakan seharusnya seorang ibu itu tidak pantas bertingkah seperti itu bermain judi, apalagi mama itukan sudah tua, sudah bercucu, dan sebentar lagi anak gadisnya mau menikah jadikan penilaian orang jadi jelek sama keluarga. Contohnya ada cowok yang suka sama saya ehh ternyata dia tahu mama suka bermain judi, jadinyakan laki-laki itu jadi tidak ada niat lagi ngedekatin saya lagi karena mungkin dipikirannya saya nantinya sama kayak perilaku mama suka bermain judi itu yang membuat saya malu dengan tingkah laku mama itu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terkadang saya juga mau nasehati mama ini biar tidak berjudi lagi tetapi kalau saya berbicara seperti itu mama ini malah merepet dan marah-marah bilang kalau saya itu tidak pantas menasehatin dia. Padahalkan saya sudah besar dan pantas menasehati mama yang seperti itu. Tetapi pernah dulu karena saking gondoknya saya lihat mama seperti itu, saya diamin mama seharian tidak ada satu katapun terucap sama mama sampe-sampe mama heran kenapa saya diamin. Mamapun bertanya kenapa saya diamin, disaat momen itulah semua yang sudah saya simpan saya kasih tahu dan mungkinlah perkataan saya itu mama dengar dan sekarang mama sudah mulai jarang bermain judi tidak sesering yang dulu lagi. Walaupun masih berjudi tapi sudah mendinganlah tidak seperti yang dulu lagi setiap hari selalu pergi main judi, ini paling sekali-kali saja dan tidak lama lagi sampai-sampai di panggil dari tempat perjudiannya itu”. Dari uraian di atas ini dapat kita ketahui bahwa Maria Sihotang malu melihat tingkah laku ibunya yang suka bermain judi. Oleh karena itu seringkali dia memberi nasehat kepada ibunya dan nasehat tersebut dapat di dengarkan oleh ibunya walaupun belum sepenuhnya dilaksanakan. • Ira Sihotang Ira Sihotang adalah puteri ke-5 dari pasangan Bapak P. Sihotang dengan Ibu E. Sinaga. Dia seorang Mahasiswa di salah satu Universitas Negeri yang ada di Medan, sekarang mahasiswa semester delapan 8 dan lagi sibuk-sibuknya menyusun skripsi. Adapun tanggapan Ira dalam menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya melihat perilaku mama seperti itu sih malu karenakan mana ada seorang anak yang senang lihat mamanya suka berjudi. Apalagi bapak aja tidak pernah berjudi bagaimana pula mama yang suka berjudi, kan terbalik jadinya. Saya selalunya bilang sama mama kalau berjudi itu tidak cocok dilakukan mama-mama apalagi mama-mama yang sudah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berumur kan cocoknya kalau sudah tua duduk-duduk saja istirahat dirumah kalau sudah habis pulang bekerja. Mama juga kalau berjudi tidak pernah ingat waktu sampai seharian pun bisa, terkadang saya berpikir apa gak capek pantatnya mama-mama ini duduk saja karenakan saya saja kalau bepergian Medan ke Tebing saja sekitar 2 jam perjalanan hanya duduk-duduk saja pantat saya sudah sakit apalagi orang mama-mama ini yang duduk seharian tapi mungkinlah tidak dirasakan karena asiknya bermain judi. Mamakan seorang bidan jadi kalau ada pasiennya yang datang berobat mama ini lebih penting judinya itu sedangkan pasiennya itu tidak diperdulikan, saya sampai kesal lihat perilaku mama ini karena sudah melewati batas. Terkadang mama kalau pulang dari tempat perjudiannya itu bisa sampai tengah malam, kalau bapak tidak dengar pintu digedor-gedor mama saya diamin saja, saya pura-pura tidak dengar biar mama itu sadar kalau jam segitu tidak pantas lagi seorang ibu-ibu pulang, tetapi itulah bapak ini terlalau baik sekali kepada mama ini tetap saja pintu dibukakan”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Ira tidak senang melihat tingkahlaku ibunya yang suka bermain judi, maka Ira seringkali marah-marah dan kesal terhadap ibunya yang menurut dia bahwa perilaku ibunya tersebut sudah kelewatan batas. • Uli Harianja Uli Harianja adalah puteri ke-3 dari pasangan Bapak A. Harianja dengan Ibu S. Situmorang. Dia adalah lulusan D3 dari Universitas Swasta yang ada di kota Medan, dan sekarang dia sudah bekerja sebagai guru disalah satu sekolah yang ada di Desa Gempolan. Adapun tanggapannya menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya melihat keadaan ibu saya sperti itu memang sih terkadang malu tetapi terkadang saya kasihan lihat ibu seperti itu. Malunya, orang-orang pada ceritain tingkah mama ini dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tetanggapun ikut mengosipin mama, itu salah satunya yang buat saya malu dibuat mama ini. Tetapi saya juga kasihan lihat mama karena aku tahu kenapa mama bertingkah seperti itu karena mama lagi banyak beban pikiran, suntuk dan stres. Sawah tidak bagus, padinya malah dimakanin tikus banyak rumput-rumput yang tumbuh disekitar padi sudah itu masalah keluarga yang cukup rumit. Jadi, dengan bermain judi mungkin perasaan ibu jadi tenang. Seringkali juga saya buat lelucon sama ibu kalau kami sedang duduk-duduk berdua biar beban pikirannya itu berkurang tetapi tetap saja ibu kelihatan masih stres. Jadi mau apa boleh buat lagilah kalau memang bermain judi yang buat ibu senang saya diam sajalah walaupun terkadang saya juga menasehati ibu”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Uli Harianja ini kasihan melihat ibunya yang lagi banyak beban pikirannya. Oleh karena itu dia tidak terlalu mempermasahkan tingkahlaku ibunya tersebut yang penting buat dia adalah ibunya bisa senang. • Mangasi Harianja Mangasi Harianja adalah putera ke-4 dari pasangan Bapak A. Harianja dengan Ibu S. Situmorang. Dia adalah seorang lulusan D3 dari Universitas Swasta di Siantar, sekarang ini Mangasi bekerja sebagai wiraswasta. Adapun tanggapannya menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Kalau berbicara soal ibu, saya mau bilang apalagi memang ibu sudah seperti itu sifatnya suka bermain judi, pernah saya tanyain sama ibu kenapa ibu suka bermain judi dan jawaban ibu bilang seperti ini “ibu suka bermain judi untuk menghibur diri saja biar tidak stres”. Jadi saya sebagai anak mau bilang apalagilah kalau sudah seperti itu jawaban ibu. Sebenarnya saya selalu bilang sama ibu kalau stres itu bukan dengan berjudi, kalau ingin buang stress itu bisa jalan-jalan, belanja- belanja, kalau tidak cerita-cerita sama teman-teman, daripada berjudi uang sudah habis, malu dilihat orang sudah itu kalau ketahuan polisi ditangkap. Tetapi apalah tetap saja ibu lebih UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memilih berjudi daripada yang saya sebutkan tadi diatas untuk menghibur diri. Ibu itu orangnya keras kepala tidak mau mendengar apa kata kami anak-anaknya, bapak aja kalau sudah menasehati ibu sampai bapak emosi bilangnya tetap saja ibu tidak bisa berubah apalagi kata orang-orang, ibu cuek habis saja yang dipikiran ibu yang penting buat dirinya senang dan apa penilaian orang terhadap ibu tidak peduli”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Mangasi tidak terlalu peduli dengan perilaku ibunya yang suka bermain judi karena walaupun selalu dilarang oleh mereka anak-anaknya supanya tidak berjudi lagi tetapi tetap saja ibunya tidak peduli. • Sonnya Situmorang Sonnya Situmorang adalah puteri pertama dari pasangan Bapak K. Situmorang dengan Ibu M. Sinaga. Dia adalah lulusan D3 dari Universitas Swasta di salah satu Universitas Tinggi di Kota Medan. Adapun tanggapannya dalam menyikapi ibunya bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya melihat sifat mama yang suka bermain judi buat saya itu sebenarnya sangat memalukan karena kalau saya keluar rumah terkadang saya dengar orang-orang sedang bicarain mama. Sebenarnya panas telinga dengarnya tapi mau dibilang apalagi memang kenyataannya mama suka bermain judi tidak mungkin saya marah-marah sama mereka kan nantinya saya jadi malu sendiri”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Sonnya tidak suka melihat tingkahlaku ibunya yang suka bermain judi tersebut karena seringkali dia mendengar ibu-ibu yang lain menceritakan tingkah ibunya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA • Dewi Panjaitan Dewi adalah puteri pertama dari pasangan Bapak N. Panjaitan dengan Ibu G. Giltom. Dewi adalah mahasiswa lulusan dari D3 Universitas Swasta di Medan dan dia sekarang ini bekerja sebagai wiraswasta. Adapun tanggapan Dewi dalam menyikapi perilaku ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya sebenarnya dengan mama kurang dekat karena saya sudah berkeluarga jadi saya tidak terlalu tahu dengan keadaan mama apalagi yang ada dipikirannya saya tidak tahu dan memang saya tidak pernah menanyakan masalah-masalah yang dihadapinya sekarang ini. Memang saya tahu kalau mama itu suka berjudi dan saya tahu juga sejak kapan mama itu suka berjudi, mama itu berjudi baru-baru ini sajanya mungkin karena stres soalnya sawah orang mama sekarang ini tidak bagus, padinya gosong semua. Saya kalau datang kerumah, terkadang kalau kami lagi duduk-duduk berdua saya mau menasehati mama kalau berjudi itu tidak baik dilihat orang apalagi mama itukan sudah tua dan sudah bercucu dilihat cucunyakan nanti jadi ikut-ikutan dan meniru sifat mama itu. Memang apa yang saya bilangin sama mama di dengar tapi tetap saja mama ini bermain judi jadi mau dibilang apalagilah kalau sudah dinasehati kalau tetap saja tidak berubah terpaksalah saya cuek saja. Suatu saat nanti pasti mama ini bisanya berubah dan mudah-mudahan berubah”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Dewi selalu memperdulikan ibunya walaupun jarak antara tempat tinggalnya dengan ibunya jauh tetapi Dewi masih ada rasa menasehati terhadap tingkahlaku ibunya. • Donny Naibaho Donny Naibaho adalah putera ke- 4 dari pasangan Bapak J. Naibaho dengan Ibu H. pandiangan. Donny menjalani pendidikan akhirnya dari STM. Dia sekarang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bekerja sebagai tukang bengkel di usaha bengkelnya sendiri. Adapun tanggapannya menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya kalau melihat tingkah mama yang suka bermain judi ini jadi malu karena kadang kawan-kawan saya yang lain selalu meledekin saya dan bilangin kalau mama saya itu sudah tua tapi tukang judi. Sayakan malu dibilangin orang seperti itu, pernah sewaktu saya main-main sama teman-teman yang lain saya berkelahi karena kawanku itu bilangin kalau mama saya tukang judi, disanakan saya sudah emosi karena saya tidak suka kalau mama saya dihina jadinya saya pukul saja pipinya. Saya juga sudah pernah bilangin mama jangan berjudi memang iya pernah tetapi hanya seminggu setelah itu entah kenapa mama berjudi lagi”. Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa Donny ini tidak suka melihat ibunya bermain judi karena dengan tingkahlaku ibunya tersebut dia selalu di hina oleh teman-temannya. • Dedi Naibaho Dedi Naibaho adalah anak bungsu dari 5 bersaudara pasangan Bapak J. Naibaho dengan Ibu H. pandiangan. Dedi adalah Mahasiswa semester 6 di salah satu perguruan tinggi di universitas swasta di Siantar. Adapun tanggapan yang dikemukakan oleh Dedi dalam menyikapi perilaku ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Sayakan anak paling kecil dirumah jadi saya seringkali cerita-cerita sama mama. Saya pernah bilang sama mama jangan lagi bermain judi tetapi kata mama dia berjudi hanya buang-buang suntuk saja dan untuk kumpul-kumpul sambil cerita-cerita dengan ibu-ibu yang lain. Saya sebenarnya malu lihat sifat mama yang suka bermain judi tetapi apa boleh buat lagi sudah banyak orang yang menasehati tetapi tetap saja tidak di dengar kepada mama tetap saja seperti itu, mau UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dibilang apa lagilah. Sebenarnya kalau saya lihat-lihat mama ini bisa sajanya berubah tidak bermain judi karena dulu pernah mama sempat semingguanlah tidak berjudi lagi. Tetapi karena diajak oleh ibu-ibu yang lain jadinya mama ikut lagi berjudi, memang mama-mama disini kebanyakan tidak beres karena kalau tidak menggosip, bermain judipun jadi”. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa alasan ibunya bermain judi adalah untuk menghilangkan rasa stress dan banyaknya beban pikirannya. Oleh karena itu Dedi sangat paham sekali dengan tingkahlaku ibunya yang suka bermain judi. • Magdalena Sinaga Magdalena adalah puteri ke-3 dari pasangan Bapak K. Sinaga dengan Ibu D. Sihombing. Magdalena lulusan D3 dari perguruan tinggi swasta yang ada di Medan, sekarang ini dia bekerja di salah perusahaan anti pecah di Tebing Tinggi. Adapun tanggapan Magdalena dalam menyikapi perilaku ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya sebagai “boru” nya selalunya menasehati mama biar tidak berjudi lagi, setiap hari mengingatin mama tetapi mama kalau dibilangin marah-marah. Kalau saya sudah menasehatin mama dibilanglah saya itu sok lebih tua dari mama dan perasaan tahu tentang mama, padahal saya berbicara seperti itu sama mama karena saya sayang sama mama tapi mama ini selalu salah penilaian dengan apa yang saya bilangin. Terkadang saya emosi lihat mama ini sudah baik saya peduli sama mama tapi mama ini selalu acuh tak acuh sama omongan saya mungkin mama ini anggap saya itu sampah yah karena tidak pernah peduli sama omongan saya. Kalau saya tidak lihat mama dirumah pasti saya tahu mama itu pergi ketempat perjudiannya dan memang iya saya lihat mama bermain kartu bersama-sama dengan mama-mama yang lainnya. Saya pernah datang ketempat perjudiannya itu sambil marah-marah dan mama-mama yang disanapun sampai-sampai saya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA permalukan tapi tetap saja mama-mama itu bermain judi tidak memperdulikan caci makian saya. Yah mulai dari situ saya tidak peduli lagi dengan tingkah mama yang suka berjudi itu terpaksa saya diamin sajalah segala tingkah lakunya mama itu”. Dari pernyataan yang disampaikan di atas dapat kita lihat bahwa Magdalena selalu memberi nasehat kepada ibunya supanya tidak berjudi lagi, tetapi walaupun berbagai cara yang dilakukan Magdalena terhadap perubahan perilaku ibunya tetap saja ibunya tidak perduli dan acuh tak acuh pada perkataannya. • Marata Tambunan Marata Tambunan adalah putera ke-5 dari pasangan Bapak T. Tambunan dengan Ibu S. Sinaga, dia adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Siantar. Marata mahasiswa semester 8 dan sekarang dia lagi sibuk-sibuknya mengadakan KKN untuk kuliah akhirnya. Adapun tanggapan Marata Tambunan dalam menyikapi ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Saya itukan anak laki-laki jadi saya selalu tegas menasehati mama biar jangan suka bermain judi sudah banyak cara saya bilangin sama mama ini tetapi tetap saja mama tidak bisa merubah sikapnya itu. Saya selalu bilang sama mama kalau saya malu lihat tingkah mama itu tapi mama selalu bilang untuk apa malu cuekin saja apa kata orang, emangnya mama mencuri sampai-sampai kamu malu”. Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa Marata Tambunan ini selalu bersikap tegas terhadap perilaku ibunya yang suka bermain judi, tetapi memang Ibu S. Sinaga yang selalu tidak peduli dengan segala perkataan anak-anaknya itu. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA • Rico Nadeak Rico Nadeak adalah putera ke-4 dari pasangan Bapak P. Nadeak dengan Ibu E. Manurung. Rico adalah mahasiswa semester 7 disalah satu universitas Swasta di Medan. Adapun tanggapannya dalam menyikapi perilaku ibunya yang suka bermain judi adalah sebagai berikut: “Setiap anak pasti malu kalau lihat mamanya suka bermain judi, apalagi kalau mamanya setiap hari selalu bermain judi dan orang-orang pada tahu kalau mama kita itu suka berjudi, tetapi mau dibilang apalagilah kalau kebiasaan mama berjudi tidak bisa dirubah lagi, mama itu seringkali banyak alasan kalau ditanya, apalagi kalau sudah jamnya untuk berjudi beribu alasan dibuat untuk bisa pergi ketempat perjudiannya itu”. Dari pernyataan di atas dapat kita ketahui bahwa Rico sangat malu melihat tingkahlaku ibunya yang suka bermain judi. Dimana tingkahlaku ibunya tersebut dia tahu ketika ingin pergi ketempat perjudiannya.

4.3. Tanggapan dari Keluarga Terdekat