Keaktifan Model Pembelajaran Landasan Teoritis

1. Faktor Internal Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan proses dan hasil belajar. 2. Faktor eksternal Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Dari uraian diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kecerdasan siswa itu sendiri internal dan juga kualitas pembelajaran di sekolah eksternal. Keduanya sangat berkaitan, sehingga apabila salah satu dihilangkan akan mempengaruhi hasil belajar siswa artinya kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lain.

2.1.2 Keaktifan

Siswa aktif adalah siswa yang terlibat secara terus menerus baik fisik maupun mental selama proses pembelajaran. Pada Teori behavioristik memperjelas tentang adanya respon aktivitas, tanpa adanya respon belajar tidak akan terjadi meskipun diberikan stimulus. Demikian juga dalam teori kognitif, siswa dituntut untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya Jamil Suprihatiningrum, 2013:100. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa aktif adalah siswa yang terlibat secara terus menerus baik secara fisik, psikis, intelektual maupun emosional yang membentuk proses mengkomparasikan materi pelajaran yang diterima. Keaktifan siswa tampak dalam kegiatan dalam proses pembelajarann sebagai berikut ini : 1 Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan. 2 Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan. 3 Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya. 4 Belajar dalam kelompok. 5 Mencoba sendiri konsep-konsep tertentu. 6 Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan .

2.1.3 Model Pembelajaran

Menurut Jamil Suprihatiningrum 2013 :142 Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang dipakai guru dalam mengorganisasaikan materi pelajaran, mapun kegiatan siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru seperti alur yang diikutinya. Menurut Arrends dalam Suprijono 2009:46, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan- tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran merupakan prosedur yang dilakukan untuk melaksanakan suatu pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif