Analisis Pengamatan Pengelolaan Guru dalam Pembelajaran Analisis Pengamatan Keaktifan Siswa

4.3.3 Analisis Pengamatan Pengelolaan Guru dalam Pembelajaran

Observer pada pengamatan pengelolaan pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk menilai guru peneliti dalam mengelola pembelajaran. Tabel 4.12 Pengelolaan Guru dalam Pembelajaran No. Tahapan Skor Pertemuan Rata- rata skor Presentase Rata-rata presentase Kriteria I II 1. Kegiatan Pendahuluan 24 27 25,5 85 83 Baik 2. Kegiatan Inti 136 151 143,5 84 3. Kegiatan Penutup 15 15 15,5 78 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata presentase pengelolaan guru dalam pembelajaran mencapai 83 yang termasuk dalam kategori baik.

4.3.4 Analisis Pengamatan Keaktifan Siswa

Dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan untuk menilai aktivitas siswa dikelas ekperimen dan kelas kontrol. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer. Lembar ini terdiri dari 13 aspek dengan nilai rentang 1-4. Rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut : Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. E-01 49 46 47,5 91 2. E-02 43 39 41 79 3. E-03 48 48 48 92 4. E-04 45 44 44,5 86 5. E-05 43 43 43 83 6. E-06 47 49 48 92 7. E-07 48 48 48 92 8. E-08 27 27 27 52 9. E-09 41 41 41 79 10. E-10 49 47 48 92 11. E-11 41 48 44,5 86 12. E-12 42 44 43 83 13. E-13 27 35 31 60 14. E-14 40 40 40 77 15. E-15 41 41 41 79 16. E-16 43 43 43 83 17. E-17 43 43 43 83 18. E-18 45 45 45 87 19. E-19 45 45 45 87 20. E-20 50 46 48 92 21. E-21 51 39 45 87 83 Presentase Rata-rata No. Kode Skor Skor Rata-rata Berdasarkan tabel di atas diketahui presentase rata-rata keaktifan pada kelas eksperimen sebesar 83 yang termasuk dalam kategori sangat aktif. Pada lembar observasi terdapat empat aspek yang diamati. Pada aspek pertama yaitu mempelajari, menemukan dan mengalami oleh siswa. Pada aspek ini ditunjukkan dengan siswa yang aktif dalam menggarisbawahi atau membuat catatan kecil saat guru menerangkan sehingga siswa mudah dalam memahami pelajaran. Selain itu siswa menunjukkan keaktifan pada kegiatan mendengarkan yaitu dengan merespon pertanyaan dari guru sehingga interaksi antara guru dan siswa terbangun. Pada aspek yang kedua yaitu membangun pemahaman. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru untuk latihan. Selain itu siswa juga dapat berpikir kreatif dan berpikir kritis dengan mencoba variasi soal yang berbeda dengan mencari tahu kegunaan ikon-ikon pada Ms.Word yang mereka belum mengerti. Siswa yang aktif akan lebih memperkaya ilmu dan lebih paham dengan materi yang sedang diajarkan. Pada aspek mengkomunikasikan hasil pemikiran terdapat empat kegiatan yang dilakukan siswa yaitu, mengemukakan pendapat, menjelaskan, mempresentasi laporan, dan memajang hasil karya. Inti dari make a match adalah bertukar pasangan. Dimana semua siswa diberikan waktu yang terbatas untuk berdiskusi dengan mencari pasangan soal dan jawaban. Pemberian waktu yang terbatas membuat siswa terpacu dalam berdiskusi untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban sehingga permasalahan cepat terselesaikan. Selain itu siswa juga melakukan kegiatan mempresentasi laporan dan memajang hasil karya. Hasil diskusi berupa pasangan kartu kemudian dipresentasikandipaparkan di depan kelas. Dalam berdiskusi mencari pasangan kartu siswa lebih leluasa dalam mengemukakan pendapat dengan siswa lain.. Selanjutnya adalah aspek refleksi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan siswa yaitu berkomentar ketika teman mengalami kesusahan dalam mencocokan kartu. Selain itu siswa juga aktif dalam memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh guru atau teman lainnya dengan cara membetulkan ketika guru salah dalam menjelaskan atau terdapat kesalahan pada soal yang diberikan. Siswa juga dapat menyimpulkan pembelajaran dengan kata-katanya sendiri atau sekedar menyimpulkan berdasarkan buku pedoman yang siswa pegang.

4.3.5 Analisis Pengaruh Keaktifan dalam Model Pembelajaran Kooperatif