Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.3 Kerangka Berfikir

1 Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas X SMA Teuku Umar pada mata pelajaran TIK adalah model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas merupakan model pembelajaran ceramah dan diskusi sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Model pembelajaran diskusi juga mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dan interaksi antar siswa kurang terbangun karena terkadang pengelompokan diskusi ditentukan oleh siswa sendiri. Selama pembelajaran, guru hanya menyampaikan materi pelajaran yang dipelajari dan kemudian siswa memberntuk kelompok kecil untuk diskusi, saat guru menjelaskan materi pelajaran dan saat diskusi banyak diantara siswa tidak memperhatikan, siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kelompok diskusi terlihat banyak siswa yang tampak acuh dengan kelompoknya dan tidak memperhatikan. Bukan hanya itu saja, terdepat beberapa kelompok yang didominasi oleh siswa yang paling pandai didalam kelompok. Selain itu sarana dan prasarana yang tersedia masih kurang. Komputer yang seharusnya digunakan oleh satu orang karena keterbatasan sarana mengakibatkan komputer harus digunakan dua siswa. Hal tersebut mengakibatkan proses pembelajaran tidak berjalan efektif sehingga berdampak padi hasil belajar siswa yang rendah. Rata-rata nilai siswa tidak memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal ini terbukti berdasarkan Ulangan Harian yang menunjukkan nilai rata-rata siswa kurang dari nilai KKM yaitu 64,80. Untuk itu, guru perlu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif agar kegiatan pembelajaran lebih kondusif, bermakna dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2 Tindakan Dibutuhkan suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan inovasi baru yakni penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran make a match telah dipertimbangkan dan tepat untuk mengatasi keterbatasan sarana prasarana dan siswa yang kurang aktif serta cocok untuk pembelajaran materi identifikasi menu dan ikon pada Ms.Word. Pada model pembelajaran make a match siswa mengalami pembelajaran yang bermakna karena siswa terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar. Pada model ini ini adalah siswa mencari pasangan dengan mendiskusikan kartu yang cocok dalam suasana yang menyenangkan. Siswa akan menjadi aktif dan senang karena model pembelajaran ini memadukan antara permainan dan belajar. Selain itu siswa akan mudah dalam memahami materi ini karena pasangan kartu dibuat dalam bentuk gambar ikon yang ada pada Ms.Word 2007 serta fungsinya. Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami fungsi dan ikon pada Ms.Word pengolah kata. Maka dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut : Gambar 2. 6 Kerangka Berfikir Fakta yang diamati PBM  Kurang adanya variasi metode pembelajaran monoton  Siswa kurang aktif  Keterbatasan sarana dan prasarana Rata-rata nilai siswa KKM Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match 1. Siswa melakukan eksplorasi pada topik yang sedang dikaji 2. Siswa memperoleh pemahaman dengan diskusi melakukan percobaan pasangan kartu 3. Siswa menyelesaikan tugas bersama sebagai arena interaksi dalam memperkaya materi 4. Siswa mempresentasikan dan menilai hasil diskusi Tes Hasil Belajar

2.4 Hipotesis