78
4 siswa mengamati media yang ditampilkan kemudian mencatat hal-hal yang penting mengamati stimulation;
5 siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan menyampaikan pendapatnya tentang isi media yang ditampilkan menanya problem statement;
6 guru membentuk kelas menjadi 5 kelompok heterogen; 7 guru memberikan masalah yang berkaitan dengan materi problem statement;
8 siswa mencoba menemukan informasi dengan pengetahuan awalnya melalui buku dan video pembelajaran dan mencatat hasil temuan pada LKS
mengumpulkan informasi data collection; 9 siswa melakukan diskusi kelompok tentang masalah yang diberikan
berdasarkan petunjuk dari guru mengolah informasi data processing; 10 siswa mempresentasikan laporan hasil diskusi mengkomunikasikan
verification; 11 guru memberikan penjelasan dan penguatan kepada siswa tentang materi
secara lebih mendalam verification; 12 siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran generalization;
13 siswa mengerjakan lembar evaluasi.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Beberapa hasil penelitian relevan yang mendukung penerapan model Discovery Learning berbantuan media audiovisual antara lain:
1 Penelitian yang dilakukan oleh Ali Gunay Balim pada tahun 2009 dengan judul “The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning
79
Skills ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam hal nilai prestasi akademik berupa skor kognitif dan afektif serta mencapai skor tinggi dalam
keterampilan. Discovery Learning adalah model pengajaran siswa aktif dan dipandu oleh guru, berfungsi meningkatkan keberhasilan dan belajar
penyelidikan kemampuan siswa lebih dari model pembelajaran konvensional. 2 Penelitian oleh Nalliveettil George Mathew pada tahun
2013 dengan judul “A Study on the Usefulness of Audio-Visual Aids in EFL Classroom: Implications
for Effective Instruction ”, menunjukkan bahwa pengintegrasian buku bahasa
dengan audio dan video sebagai sumber tambahan untuk kegiatan pembelajaran bahasa di kelas sudah menjadi fenomena umum. Temuan
tersebut memberikan wawasan bagi siswa untuk menggunakan teknologi berupa media audio visual serta memberikan motivasi di dalam kelas instruksi.
3 Penelitian yang dilakukan oleh Vivi Novita Sari pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Model Discovery Learning Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Cerita Petualan gan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas pembelajaran siklus 1 88,94 dan siklus II 91,045, mengalami peningkatan sebesar 2,105 dengan nilai
ketercapaian ≥ 80. Rata-rata ketuntasan hasil belajar menulis teks cerita petualangan siklus I 79,36 persentase ketuntasan klasikal 73,07. Siklus II
rata-rata ketuntasan 84,09 persentase ketuntasan klasikal 84,61. 4 Penelitian yang dilakukan oleh Riduan Saberan pada tahun 2012 dengan judul
“Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
80
Belajar Siswa ”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
media audio visual memberikan nilai-nilai positif siswa, meningkatkan moral dan kepercayaan diri dalam belajar. Siswa dapat menerima informasi jelas
sehingga mencapai hasil belajar yang tinggi. 5
Penelitian oleh Arum Perwitasari pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Time Token Arends dengan Media
Audio Visual ”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan variabel pada setiap
siklus. Keterampilan guru siklus I mendapat skor 21 kategori baik, siklus II dengan skor 24 kategori baik, siklus III skor 29 kategori sangat baik. Aktivitas
siswa siklus I mendapat skor 16,04 kategori cukup, siklus II mendapat skor 20,76 kategori baik, dan siklus III mendapat skor 24,64 kategori baik. Hasil
belajar klasikal siswa siklus I 71,41, siklus II 79,48 dan siklus III 89,74. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung
dalam melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran
IPS melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VB SDN Ngaliyan 01
Semarang”.
2.3 KERANGKA BERPIKIR