80
Belajar Siswa ”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
media audio visual memberikan nilai-nilai positif siswa, meningkatkan moral dan kepercayaan diri dalam belajar. Siswa dapat menerima informasi jelas
sehingga mencapai hasil belajar yang tinggi. 5
Penelitian oleh Arum Perwitasari pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Time Token Arends dengan Media
Audio Visual ”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan variabel pada setiap
siklus. Keterampilan guru siklus I mendapat skor 21 kategori baik, siklus II dengan skor 24 kategori baik, siklus III skor 29 kategori sangat baik. Aktivitas
siswa siklus I mendapat skor 16,04 kategori cukup, siklus II mendapat skor 20,76 kategori baik, dan siklus III mendapat skor 24,64 kategori baik. Hasil
belajar klasikal siswa siklus I 71,41, siklus II 79,48 dan siklus III 89,74. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai pendukung
dalam melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran
IPS melalui Model Discovery Learning Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VB SDN Ngaliyan 01
Semarang”.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS sebagai mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-
isu sosial membekali siswa dalam bidang pengetahuan sosial dan mengarahkan siswa untuk menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, dan cinta
damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
81
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan peneliti, ditemukan beberapa faktor penyebab rendahnya kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VB SDN
Ngaliyan 01 Semarang, yaitu belum diterapkannya model pembelajaran inovatif sehingga siswa cenderung hanya menghafal materi yang diajarkan, guru belum
menerapkan model pembelajaran mandiri berupa penemuan konsep sendiri, siswa hanya menerima tanpa ikut menemukan informasi secara mandiri. Pembelajaran
kurang melibatkan siswa secara aktif yang mengakibatkan siswa hanya menjadi objek pembelajaran. Selain itu, belum optimalnya peran guru sebagai fasilitator
dalam menggunakan media pembelajaran sehingga siswa kesulitan memahami materi IPS yang abstrak tanpa pemanfaatan media pembelajaran yang
mendukung. Penerapan model Discovery Learning berbantuan media audiovisual dapat
melatih siswa belajar aktif, analitis, terampil merumuskan dan memecahkan masalah melalui kegiatan penemuan informasi serta memfasilitasi kemampuan
siswa untuk berpikir dan mempresentasikan apa yang dipahami sesuai tingkat perkembangannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, model dan media ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, memaksimalkan kemampuan
guru dan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan. Kerangka berpikir dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
82
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
1. GURU a. belum menerapkan model inovatif dengan pembelajaran mandiri berupa
penemuan konsep sendiri. b. pembelajaran kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
c. belum optimal berperan sebagai fasilitator dalam menggunakan media pembelajaran.
2. SISWA a. cenderung hanya menghafal materi pelajaran yang diajarkan tanpa ikut
menemukan informasi secara mandiri. b. hanya menjadi obyek pembelajaran.
c. kesulitan memahami materi IPS yang abstrak tanpa pemanfaatan media pembelajaran yag mendukung
3. HASIL BELAJAR data hasil belajar IPS siswa rendah, 28 siswa dari 37 siswa 75,68
belum mencapai KKM 66
Kondisi Awal
Pelaksanaan tindakan
melalui model
Discovery Learning
berbantuan media
audiovisual
Langkah-langkah model Discovery Learning berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan pembelajaran 2. Pengkondisian kelas dan penyiapan media audiovisual
3. Pemberian motivasi 4. Pengamatan video
5. Kegiatan tanya jawab 6. Pembentukan kelompok
7. Pengajuan masalah 8. Penemuan informasi yang relevan terhadap masalah
9. Pemrosesan hasil temuan melalui diskusi kelompok sebagai
pemecahan masalah 10. Presentasi
11. Pembahasan dan penguatan 12. Kesimpulan
13. Evaluasi
Kualitas pembelajaran IPS meningkat ditandai dengan: 1. Keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik. 2. Aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik. 3. Hasil belajar siswa meningkat dengan ketuntasan klasikal
≥ 75 dan ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 66.
Kondisi Akhir
83
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN