18,614, dapat diartikan bahwa pasien tuberkulosis paru yang menghisap rokok 11 – ≥ 20 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan lebih berisiko 5 kali
terhadap kejadian gagal konversi.
4.2.2.5 Hubungan Jenis Rokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien
Tuberkulosis Paru
Berdasarkan uji hubungan antara jenis rokok dengan kejadian gagal konversi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.15 Hubungan Jenis Rokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru
Jenis Rokok Kejadian Gagal Konversi
p-value OR
95 CI Gagal
konversi Konversi
N N
Non filter 6
14,0 5
11,6 0,728
0,720 0,180-
2,879 Filter
20 46,5
12 27,9
Jumlah 26
60,5 17
39,5 Berdasarkan tabel 4.15, hasil analisis hubungan jenis rokok dengan
kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru diperoleh bahwa dari 26 responden gagal konversi kasus,sebanyak 6 responden 14,0 menghisap
rokok non filter selama menjalani pengobatan dua bulan dan 20 responden 46,5 menghisap rokok filter selama menjalani pengobatan dua bulan. Dari 17
responden konversi kontrol,sebanyak 5 responden 11,6 menghisap rokok non filter selama menjalani pengobatan dua bulan dan 12 responden 27,9
menghisap rokok filter selama menjalani pengobatan dua bulan. Hasil analisis bivariat dengan uji fisher diperoleh p-value=0,728. Nilai p
0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa tidak terdapat
hubungan antara jenis rokok dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru. Nilai Odd Ratio sebesar 0,720 dapat diartikan bahwa jenis rokok bukan
merupakan faktor risiko terhadap kejadian gagal konversi tuberkulosis paru.
4.2.2.6 Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Gagal Konversi
Pasien Tuberkulosis Paru
Berdasarkan uji hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian gagal konversi diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.16 Hubungan Kepatuhan Minum obat dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru
Kepatuhan minum obat
Kejadian Gagal Konversi p-value
OR 95 CI
Gagal konversi
Konversi N
N
Tidak patuh 12
19,4 4
6,5 0,042
4,263 1,192-
15,252 Patuh
19 30,6
27 43,5
Jumlah 31
50,0 31
50,0 Berdasarkan tabel 4.16, hasil analisis hubungan kepatuhan minum obat
dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru diperoleh bahwa dari 31 responden gagal konversi kasus,sebanyak 12 responden 19,4 tidak patuh
minum obat selama menjalani pengobatan dua bulan dan 19 responden 30,6 patuh minum obat selama menjalani pengobatan dua bulan. Dari 31 responden
konversi kontrol,sebanyak 4 responden 6,5 tidak patuh minum obat selama menjalani pengobatan dua bulan dan 27 responden 43,5 patuh minum obat
selama menjalani pengobatan dua bulan. Hasil analisis bivariatdengan uji chi-square diperoleh p-value=0,042. Nilai
p 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat
hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru. Nilai Odd Ratio sebesar 4,263 CI 95=1,192-15,252, dapat
diartikan bahwa pasien tuberkulosis paru yang tidak patuh minum obat selama menjalani pengobatan dua bulan lebih berisiko 4 kali terhadap kejadian gagal
konversi.
4.2.2.7 Hubungan Pengawas Minum Obat PMO dengan Kejadian Gagal