Hubungan Pengawas Minum Obat PMO dengan Kejadian Gagal

5.1.7 Hubungan Pengawas Minum Obat PMO dengan Kejadian Gagal

Konversi Pasien Tuberkulosis Paru Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat dengan dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru. Nilai Odd Ratio OR sebesar 2,208 artinya bahwa pasien tuberkulosis paru yang tidak memiliki pengawas minum obat PMO berisiko 2 kali mengalami kejadian gagal konversi dibandingkan dengan pasien tuberkulosis paru yang memiliki pengawas minum obat PMO dengan CI 95 =0,796-6,126. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramadhani 2012 yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengawas minum obat dengan kejadian gagal konversi. Frekuensi responden yang memiliki Pengawas Minum Obat PMO lebih tinggi 64,5 dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki Pengawas Minum Obat PMO 35,5. Sama halnya dengan penelitian Ramadhani 2012, responden yang memiliki Pengawas Minum Obat PMO 53 orang lebih banyak dibandingan responden yang tidak memiliki Pengawas Minum Obat PMO 7 orang. Penelitian Suprijono 2005 menyatakan hal yang berbeda, bahwa PMO memiliki hubungan secara bermakna dengan kejadian konversi. Hal ini disebabkan pada penelitian ini sampel yang digunakan sebagai responden adalah laki-laki, sedangkan pada penelitian Suprijono 2005 sampel yang dijadikan sebagai responden penelitian adalah laki-laki dan perempuan sehingga terdapat perbedaan karakteristik responden. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pengawas Minum Obat PMO tidak memiliki hubungan dengan kejadian gagal konversi. Hal ini disebabkan sebagian besar pasien TB paru yang menjalani pengobatan selama dua bulan telah memiliki kesadaran untuk minum obat tanpa bantuan Pengawas Minum Obat PMO. Selain itu, sebagian besar PMO berasal dari keluarga namun dalam menjalankan perannya sebagai PMO hanya mengingatkan tanpa melakukan pengawasan dan mendampingi minum obat sehingga tidak dapat dipastikan apakah responden tersebut benar-benar minum obat atau tidak. Meskipun secara statistik Pengawas Minum Obat PMO tidak memiliki hubungan dengan kejadian gagal konversi, namun keberadaan PMO berperan penting dalam menunjang kepatuhan minum obat. Sebagian besar pasien yang patuh dalam menjalani pengobatan memiliki PMO sehingga Pengawas Minum Obat PMO masih memiliki risiko 2 kali untuk terjadinya gagal konversi Tuberkulosis paru.

5.2 HAMBATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTORKOINFEKSI TB PARU PADA PASIEN HIVAIDS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG TAHUN 2015

1 11 127

Pembuatan Sistem Informasi Bagian Kepegawaian Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat(BKPM) Wilayah Semarang.

0 3 8

ANALISIS FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT Analisis Faktor Risiko Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Balita Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.

0 9 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 1 15

ANGKA KEJADIAN PENEMUAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Angka Kejadian Penemuan Tuberkulosis Paru Pada Pasien Bronkiektasis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Sampai 2013.

0 1 15

ANGKA KEJADIAN PENEMUAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT Angka Kejadian Penemuan Tuberkulosis Paru Pada Pasien Bronkiektasis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Sampai 2013.

0 3 14

Karakteristik Individu yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Balita di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kota Cirebon

0 0 8

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PROGRAM PENGOBATAN SISTEM DOTS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT PURWOKERTO

0 0 15