Hubungan Lama Riwayat Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Hubungan Jumlah Rokok yang dihisap Perhari dengan Kejadian

4.2.2.3 Hubungan Lama Riwayat Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi

Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan uji hubungan antara lama riwayat merokok dengan kejadian gagal konversi diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.13 Hubungan Lama Riwayat Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru Lama Riwayat Merokok Kejadian Gagal Konversi p-value OR 95 CI Gagal konversi Konversi N N ≥ 10 tahun 18 36,0 6 12,0 0,021 4,800 1,423- 16,189 10 tahun 10 20,0 16 32,0 Jumlah 28 56,0 22 44,0 Berdasarkan tabel 4.13, hasil analisis hubungan lama riwayat merokok dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru diperoleh bahwa dari 28 responden gagal konversi kasus, sebanyak 18 responden 36,0 memiliki riwayat lama merokok ≥ 10 tahun dan 10 responden 20,0 memiliki riwayat lama merokok 10 tahun. Dari 22 responden konversi kontrol, sebanyak 6 responden 12,0 memiliki riwayat lama merokok ≥ 10 tahun dan 16 responden 32,0 memiliki riwayat lama merokok 10 tahun . Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square diperoleh p-value=0,021. Nilai p 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara lama riwayat merokok dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru. Nilai Odd Ratio sebesar 4,8 CI 95=1,423-16,189, dapat diartikan bahwa pasien tuberkulosis paru yang memiliki lama riwayat merokok ≥ 10 tahun lebih berisiko 5 kali terhadap kejadian gagal konversi.

4.2.2.4 Hubungan Jumlah Rokok yang dihisap Perhari dengan Kejadian

Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan uji hubungan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kejadian gagal konversi diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 4.14 Hubungan Jumlah Rokok yang dihisap Perhari dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru Jumlah Rokok yang dihisap perhari Kejadian Gagal Konversi p-value OR 95 CI Gagal konversi Konversi N N 11 – ≥ 20 batang 19 44,1 6 14,0 0,032 4,976 1,330- 18,614 ≤ 10 batang 7 16,3 11 25,6 Jumlah 26 60,4 17 39,6 Berdasarkan tabel 4.14, hasil analisis hubungan jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru diperoleh bahwa dari 26 responden gagal konversi kasus,sebanyak 19 responden 44,2 menghisap rokok 11 – ≥ 20 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan dan 7 responden 16,3 menghisap rokok ≤ 10 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan. Dari 17 responden konversi kontrol,sebanyak 6 responden 14,0 menghisap rokok 11 – ≥ 20 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan dan 11 responden 24,6 menghisap rokok ≤ 10 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square diperoleh p-value=0,032. Nilai p 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kejadian gagal konversi pasien tuberkulosis paru. Nilai Odd Ratio sebesar 4,976 CI 95=1,303- 18,614, dapat diartikan bahwa pasien tuberkulosis paru yang menghisap rokok 11 – ≥ 20 batang perhari selama menjalani pengobatan dua bulan lebih berisiko 5 kali terhadap kejadian gagal konversi.

4.2.2.5 Hubungan Jenis Rokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTORKOINFEKSI TB PARU PADA PASIEN HIVAIDS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG TAHUN 2015

1 11 127

Pembuatan Sistem Informasi Bagian Kepegawaian Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat(BKPM) Wilayah Semarang.

0 3 8

ANALISIS FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT Analisis Faktor Risiko Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Balita Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.

0 9 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Hubungan perilaku merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di balai besar kesehatan paru masyarakat (bbkpm) surakarta.

0 1 15

ANGKA KEJADIAN PENEMUAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU Angka Kejadian Penemuan Tuberkulosis Paru Pada Pasien Bronkiektasis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Sampai 2013.

0 1 15

ANGKA KEJADIAN PENEMUAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT Angka Kejadian Penemuan Tuberkulosis Paru Pada Pasien Bronkiektasis Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012 Sampai 2013.

0 3 14

Karakteristik Individu yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Balita di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Kota Cirebon

0 0 8

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PROGRAM PENGOBATAN SISTEM DOTS DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT PURWOKERTO

0 0 15