matang pencelupan asam cuka 1 . Konsentrasi asam yang semakin besar akan menaikkan residu asam pada bahan yang diujikan.
Larutan  pengawet  asam  organik  yang  sangat  berpengaruh  terhadap  nilai TAT  mi  basah  matang  adalah  larutan  asam  laktat  2  ,  asam  laktat  1  ,  asam
asetat  2  ,  asam  cuka  2  ,  asam  asetat  1  ,  dan  asam  cuka  1  .  Data  yang dihasilkan  menunjukkan  bahwa  pencelupan  larutan  pengawet  asam  organik
tersebut sangat berpengaruh secara nyata jika dibandingkan dengan nilai TAT mi basah matang kontrol, namun nilai tersebut tidak berpengaruh secara nyata pada
rasa  dan  aroma  dari  mi  basah  matang  yang  diujikan.  Lampiran  16.  Kenaikan nilai TAT ini disebabkan oleh penurunan mutu mi basah matang karena adanya
aktivitas  mikrobiologi  dari  bakteri  asam  laktat,  sehingga  total  asam  yang terkandung pada mi basah matang semakin tinggi Frazier dan Westhoff, 1978.
Hasil analisis  sidik  ragam  hari  ke-1  menunjukkan  bahwa  nilai  TAT  dari pencelupan  pengawet  F1  tidak  berbeda  nyata  dengan  pencelupan  pengawet  F4,
namun nilainya berbeda nyata dengan kontrol, pencelupan pengawet F2, F3, F5, dan  F6.  pada  hari  ke-  2,  3  dan  hari  ke-4  menunjukkan  bahwa  nilai  TAT  dari
pencelupan  pengawet  F1  tidak  berbeda  nyata  dengan  pencelupan  pengawet  F4, dan  pencelupan  pengawet  F2  tidak  berbeda  nyata  dengan  pencelupan  pengawet
F5 namun nilainya berbeda nyata dengan kontrol, pencelupan pengawet F3, dan F6 Lampiran 56, 57, 58 dan Lampiran 59.
6. Warna
Warna  merupakan  salah  satu  atribut  sensori  yang  menentukan  mutu  mi basah  matang.  Mi  basah  matang  yang  berada  dalam  keadaan  baik  biasanya
berwarna  putih  kekuningan.  Adanya  warna  kuning  sangat  dipengaruhi  oleh  pH, biasanya  disebabkan  oleh  pH  adonan  yang  naik akibat  pencelupan  garam  alkali
sehingga  pH  adonan  nilainya  menjadi  9-11.5.  Hal  ini  menyebabkan  pigmen flavonoid  yang  terdapat  dalam  terigu  akan  terlepas  dari  pati  dan  menghasilkan
warna kuning. Pada penelitian ini warna dan kecerahan mi basah matang diukur dengan
menggunakan  chromameter  yang  dinyatakan  dengan  nilai
o
Hue  dan  L.  Hal  ini
bertujuan untuk mengemi basah matangi pengaruh pencelupan larutan pengawet asam  organik  terhadap  warna  dan  kecerahan  mi  basah  matang  selama
penyimpanan. Perubahan
o
Hue menunjukkan perubahan warna mi dapat dilihat, sedangkan perubahan nilai L menunjukkan perubahan kecerahan warna mi dapat
dilihat pada. Pencelupan  pengawet  asam  organik  berpengaruh  terhadap  kecerahan
nilai  L  mi  basah  matang.  Nilai  L  mi  basah  matang  tanpa  pencelupan  nilainya lebih  rendah  dibandingkan  dengan  mi  basah matang  dengan  pencelupan  larutan
pengawet  asam  organik.  Artinya  bahwa  mi  basah  matang  dengan  pencelupan larutan  pengawet  asam  organik  memiliki  warna  yang  lebih  cerah  dibandingkan
dengan  mi  basah  matang  kontrol.  Mi  basah  matang  dengan  pencelupan  larutan pengawet  asam  organik  baik  asam  asetat  2  ,  asam  laktat  2  ,  maupun  asam
cuka 2  memiliki nilai L yang secara umum hampir sama selama penyimpanan. Sedangkan mi basah matang dengan asam asetat 1, asam laktat 1 , maupun
asam  cuka  1    memiliki  nilai  L  yang  secara  umum  hampir  sama  selama penyimpanan.
Mi  kontrol  mengalami  penurunan  nilai  L  selama  penyimpanan,  yaitu sebesar 78.20 pada hari ke-0 menjadi sebesar 71.0 pada hari ke-4 Lampiran 17.
Penurunan  kecerahan  yang  terjadi  pada  mi  basah  kontrol  disebabkan  karena penurunan  mutu  mi  basah  matang  tersebut  karena  adanya  aktivitas
mikroorganisme. Mi dengan larutan asam asetat 2  juga mengalami penurunan selama penyimpanan, yaitu sebesar 78.30 pada hari ke-0 menjadi sebesar 76.47
pada  hari  ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  asetat  1 mengalami  penurunan  nilai  L  dari  78.14  ke-1  menjadi  71.66  pada  hari  ke-4
Gambar 11. Jika dibandingkan dengan kontrol maka mi basah matang dengan pencelupan  asam  asetat  memiliki  warna  yang  lebih  cerah  dimana  mi  basah
matang dengan asam asetat 2  warnanya lebih cerah daripada mi basah matang dengan asam asetat 1 .
66 68
70 72
74 76
78 80
1 2
3 4
Lam a Penyim panan Hari N
il a
i K
e c
e ra
h a
n L
Ko ntro l A setat 2
A setat 1 Laktat 2
Laktat 1 Cuka 2
Cuka 1
Gambar  11.  Grafik  nilai  kecerahan  L  mi  basah  matang  dengan  pencelupan beberapa  jenis pengawet asam organik
Mi  dengan  larutan  asam  laktat  2    juga  mengalami  penurunan  selama penyimpanan, yaitu sebesar 78.18 pada hari ke-0 menjadi sebesar 73.61 pada hari
ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  laktat  1    mengalami penurunan nilai L dari 78.03 ke-1 menjadi 71.33 pada hari ke-4 Lampiran 17.
Jika  dibandingkan  dengan  kontrol  maka  mi  basah  matang  dengan  pencelupan asam  laktat  memiliki  warna  yang  lebih  cerah  dimana  mi  basah  matang  dengan
asam  laktat  2    warnanya  lebih  cerah  daripada  mi  basah  matang  dengan  asam laktat 1  Gambar 11.
Mi  dengan  larutan  asam  cuka  2    juga  mengalami  penurunan  selama penyimpanan, yaitu sebesar 78.20 pada hari ke-0 menjadi sebesar 76.30 pada hari
ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  cuka  1    mengalami penurunan nilai L dari 78.12 ke-1 menjadi 71.46 pada hari ke-4 Lampiran 17.
Jika  dibandingkan  dengan  kontrol  maka  mi  basah  matang  dengan  pencelupan asam  laktat  memiliki  warna  yang  lebih  cerah  dimana  mi  basah  matang  dengan
asam  cuka  2    warnanya  lebih  cerah  daripada  mi  basah  matang  dengan  asam cuka 1  Gambar 11.
Berdasarkan data yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa pencelupan asam  organik  mampu  mempertahankan  kecerahan  pada  mi  basah  matang  jika
dibandingkan  dengan  mi  basah  matang  kontrol.  Larutan  asam  organik  yang paling  efektif  dalam  mempertahankan  kecerahan  mi  basah  matang  adalah  asam
asetat 2 , asam cuka 2 , asam laktat 2 , asam asetat 1 , asam cuka 1 , dan asam laktat 1 .
Hasil  analisis  sidik  ragam  hari  ke-1  menunjukkan  bahwa  nilai  L  yang dihasilkan berbeda secara signifikan antara pencelupan pengawet F1, F2, F3, F4,
F5,  F6,  dan  kontrol.  Hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-2  menunjukkan bahwa  nilai  L  pada  pencelupan  F4,  F6,  dan  F2  tidak  berbeda  nyata  namun
berbeda secara signifikan dengan kontrol, pencelupan pengawet F1, F3, dan F5. Hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-3  menunjukkan  bahwa  nilai  L  pada
pencelupan F4, F6, dan F2 tidak berbeda nyata, nilai L pada pencelupan F5 dan F1  tidak  berbeda  nyata,  namun  berbeda  nyata  dengan  pencelupan  pengawet  F3
dan  kontrol.  Sedangkan  hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-4  menunjukkan bahwa  nilai  L  kontrol  =  F4,  F4  =  F6,  F6  =  F2,  dan  F5  =  F1  serta  nilai  L
keseluruhannya  itu  berbeda  nyata  dengan  pencelupan  pengawet  F3  Lampiran 60, 61, 62 dan Lampiran 63.
Pencelupan  pengawet  asam  organik  berpengaruh  terhadap  warna  nilai
o
Hue mi basah matang. Nilai
o
Hue mi basah matang tanpa pencelupan nilainya lebih  rendah  dibandingkan  dengan  mi  basah matang  dengan  pencelupan  larutan
pengawet asam organik. Mi basah matang dengan pencelupan larutan pengawet asam  organik  baik  asam  asetat  2  ,  asam  laktat  2  ,  maupun  asam  cuka  2
memiliki  nilai
o
Hue  yang  secara  umum  hampir  sama  selama  penyimpanan. Sedangkan mi basah matang dengan asam asetat 1 , asam laktat 1 , maupun
asam  cuka  1    memiliki  nilai
o
Hue  yang  secara  umum  hampir  sama  selama penyimpanan.
Mi  kontrol  mengalami  penurunan  nilai
o
Hue  selama  penyimpanan,  yaitu sebesar  83.44  pada  hari  ke-0  menjadi  sebesar  80.62  pada  hari  ke-4  Lampiran
18. Penurunan nilai
o
Hue yang terjadi pada mi basah kontrol disebabkan karena penurunan  mutu  mi  basah  matang  tersebut  karena  adanya  aktivitas
mikroorganisme. Mi dengan larutan asam asetat 2  juga mengalami penurunan selama penyimpanan, yaitu sebesar 83.47 pada hari ke-0 menjadi sebesar 82.78
pada  hari  ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  asetat  1 mengalami  penurunan  nilai
o
Hue  dari  83.47  ke-1  menjadi  80.80  pada  hari  ke-4
Gambar 12. Jika dibandingkan dengan kontrol maka mi basah matang dengan pencelupan  asam  asetat  mengalami  tingkat  penurunan  nilai
o
Hue  yang  lebih kecil, dimana mi basah matang dengan asam asetat 2  tingkat penurunan nilai
o
Huenya lebih kecil daripada mi basah matang dengan asam asetat 1 .
79 79.5
80 80.5
81 81.5
82 82.5
83 83.5
84
1 2
3 4
Lam a Penyim panan Hari N
il a
i H
u e
Ko ntro l A setat 2
A setat 1 Laktat 2
Laktat 1 Cuka 2
Cuka 1
Gambar  12.  Grafik  nilai
o
Hue  mi  basah  matang  dengan  pencelupan    beberapa jenis pengawet asam organik
Mi  dengan  larutan  asam  laktat  2    juga  mengalami  penurunan  selama penyimpanan, yaitu sebesar 83.49 pada hari ke-0 menjadi sebesar 81.31 pada hari
ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  laktat  1    mengalami penurunan  nilai
o
Hue  dari  83.46  ke-1  menjadi  80.62  pada  hari  ke-4  Lampiran 18.  Jika  dibandingkan  dengan  kontrol  maka  mi  basah  matang  dengan
pencelupan  asam  asetat  mengalami  tingkat  penurunan  nilai
o
Hue  yang  lebih kecil, dimana mi basah matang dengan asam laktat 2  tingkat penurunan nilai
o
Huenya lebih kecil daripada mi basah matang dengan asam laktat 1  Gambar 12.
Mi  dengan  larutan  asam  cuka  2    juga  mengalami  penurunan  selama penyimpanan, yaitu sebesar 83.47 pada hari ke-0 menjadi sebesar 82.50 pada hari
ke-4.  Sedangkan  mi  dengan  pencelupan  larutan  asam  cuka  1    mengalami penurunan  nilai
o
Hue  dari  83.46  ke-1  menjadi  80.70  pada  hari  ke-4  Lampiran 18.  Jika  dibandingkan  dengan  kontrol  maka  mi  basah  matang  dengan
pencelupan  asam  asetat  mengalami  tingkat  penurunan  nilai
o
Hue  yang  lebih
kecil,  dimana  mi  basah  matang  dengan  asam  cuka  2    tingkat  penurunan  nilai
o
Huenya lebih kecil daripada mi basah matang dengan asam cuka 1  Gambar 12.
Hasil analisis sidik ragam hari ke-1 menunjukkan bahwa nilai
o
Hue yang dihasilkan  kontrol  =  F4  =  F2  =  F6,  pencelupan  pengawet  F3  =  F5  =  F1,  dan
keduanya  berbeda  secara  signifikan.  Hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-2 menunjukkan bahwa nilai
o
Hue pada pencelupan F4 = F6 = F2, pencelupan F5 = F1,  dan  keduanya  berbeda  nyata  dengan  kontrol  dan  pencelupan  pengawet  F3.
Hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-3  menunjukkan  bahwa  nilai
o
Hue  pada pencelupan F4 = F6 = F3, F3 = F6 = F2, F5 = F1, dan ketiganya  berbeda nyata
dengan  kontrol.  Sedangkan  hasil  analisis  sidik  ragam  pada  hari  ke-4 menunjukkan  bahwa  nilai
o
Hue  kontrol  =  F4,  dan  berbeda  nyata  dengan pencelupan pengawet F1, F2, F3, F5, dan F6 Lampiran 64, 65, 66 dan Lampiran
67. Berdasarkan  data  yang  dihasilkan  dapat  disimpulkan  bahwa  pencelupan
asam  organik  mampu  mempertahankan  nilai
o
Hue  pada  mi  basah  matang  jika dibandingkan  dengan  mi  basah  matang  kontrol.  Larutan  asam  organik  yang
paling  efektif  dalam  mempertahankan  nilai
o
Hue  mi  basah  matang  adalah  asam asetat 2 , asam cuka 2 , asam laktat 2 , asam asetat 1 , asam cuka 1 ,
dan asam laktat 1 .
7. Tekstur