selama 2 hari dengan posisi terbalik. Setelah waktu inkubasi selesai, koloni total dihitung dengan perhitungan metode Harrigan.
Rumus untuk menghitung total koloni mikoba dengan metode Harrigan, yaitu :
Batas koloni yang dihitung : 25 – 250 cfu Keterangan :
N : Total koloni per ml atau gram sampel
C : Jumlah koloni dari semua cawan yang masuk batas perhitungan
n
1
: Jumlah cawan pada pengenceran pertama n
2
: Jumlah cawan pada pengenceran kedua d
: Tingkat pengenceran pertama saat mulai perhitungan
2.3.3. Total Kapang Fardiaz, 1989
Metode pengambilan sampel untuk analisis total kapang sama seperti anaisis total mikroba. Media yang digunakan adalah APDA Acidified Potato
Dextrose Agar , yaitu PDA Potato Dextrose Agar yang telah ditambahkan
asam tartarat 10 16 m asam tartarat untuk 1 liter PDA. Dari masing-masing pengenceran diambil 1 ml suspensi sampel secara aseptis dan dimasukan ke
dalam cawan petri steril dan ditambahkan APDA steril duplo. Setelah media membeku, cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 30
o
C selama 5 hari. Perhitungan total kapan diakukan dengan menggunakan metode
yang sama dengan perhitungan total mikroba, dengan jumlah kapang yang masuk kolom perhitungan adalah 10-150.
2.3.4. Nilai pH Apriyantono et al., 1989
Nilai pH mi basah matang diukur setiap hari dengan menggunakan pH meter. pH meter dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan buffer pH 4 dan 7.
Sampel mi basah matang yang akan dianalisis, ditimbang sebanyak 1 gram dan N = C
[1 n
1
+ 0.1 n
2
] d
dicampur dengan akuades sebanyak 10 ml. Campuran ini dihancurkan selama 1 menit, setelah campuran merata baru dilakukan pengukuran pH.
2.3.5. Total Asam Tertitrasi Apriyantono et al., 1989
Sebanyak 10 gram sampel ditambahkan sedikit air, kemudian dihancurkan sampai menjadi bubur. Setelah itu, campuran dipanaskan sampai
mendidih dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml. Selanjutnya, ditambahkan akuades sampai tanda tera. Kemudian diambil 25 ml larutan dan
ditambahkan indikator fenolftalein 3 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0.01 N sampai terbentuk warna merah muda yang merupakan titik akhir
titrasi.
2.3.6. Warna Pomeranz, et al., 1978
Intensitas warna diukur dengan menggunakan kromameter CR-200 merek “Minolta”. Pada kromameter ini digunakan sistem warna L, a, b. L
menunjukkan kecerahan, a dan b adalah koordinat-koordinat kromatis dimana a untuk warna hijau a negative ke merah a positif dan b untuk biru b
negative sampai kuning b positif. Semakin tinggi nilai L, maka semakin tinggi tingkay kecerahan warnanya. Selanjutnya dari nilai a dan b dapat
dihitung
o
Hue dengan rumus:
o
Hue = tan
-1
ba Sebelum dilakukan pengukuran terhadap mi basah matang, kromameter
CR-200 dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Calibration Plate dengan L = 47.49 ; a = 41.49 ; b = 18.36. Setelah alat dikalibrasi, mi basah
matang dianalisis dengan diukur tingkat kecerahannya serta intensitas warna merah dan kuning dari masing-masing produk. Pengukuran tiap produk
dilakukan sebanyak 2 kali. Data perhitungan nilai
o
Hue dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perhitungan nilai
o
Hue
Hasil Perhitungan Warna
18
o
-54
o
Merah 54
o
-90
o
Merah – Kuning 90
o
-126
o
Kuning 126
o
-162
o
Kuning –Hijau 162
o
-198
o
Hijau 198
o
-234
o
Hijau – Biru 234
o
-270
o
Biru 270
o
-306
o
Biru – Ungu 306
o
-342
o
Ungu 342
o
-18
o
Ungu – Merah
2.3.7. Tekstur