Warna Aroma Uji Organoleptik

9. Uji Organoleptik

Mi basah matang dengan pencelupan larutan pengawet asam organik diuji secara organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap pencelupan tersebut. Mutu organoleptik mi basah matang dinilai menggunakan uji hedonik atau uji kesukaan. Pada uji ini, sebanyak 30 orang panelis menguji tingkat kesukaan terhadap sampel mi basah matang tersebut, yang dinyatakan dalam bentuk skala hedonik yaitu skala 1-7, dimana skala 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka, dan 7 sangat suka. Mi basah matang yang akan diuji organoleptiknya adalah mi basah matang kontrol dan mi basah matang dengan pencelupan asam organik yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba sehingga dapat mempertahankan umur simpan yang relatif lebih lama. Mi basah matang tersebut adalah, mi basah matang dengan pencelupan asam asetat 2 , mi basah matang dengan asam cuka 2 , dan mi basah matang dengan asam laktat 2 . Parameter yang diujikan yaitu warna, tekstur, rasa, aroma, dan penilaian overall dari mi basah matang tersebut.

a. Warna

Pencelupan larutan pengawet asam organik pada mi basah matang tidak menyebabkan kesukaan panelis terhadap warna mi berbeda nyata. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna mi basah matang dapat dilihat pada Gambar 15. 4 6 Ko ntro l A setat 2 Laktat 2 Cuka 2 Perlakuan N il a i S e n s o ri W a rn a Gambar 15. Grafik respon panelis terhadap warna mi basah matang Berdasarkan hasil penilaian rata-rata oleh panelis, warna mi basah matang yang disukai oleh panelis berturut-turut adalah mi basah matang dengan pencelupan asam cuka 2 , mi basah matang dengan pencelupan asam asetat 2 , mi basah matang dengan pencelupan asam laktat 2 , dan mi basah matang kontrol tanpa pencelupan apapun, dengan nilai masing-masing sebesar 5.53, 5.47, 5.40 dan 5.40 Lampiran 25, 26, 27, dan 28. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa keempat sampel tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa pencelupan larutan pengawet asam organik tidak berpengaruh terhadap kesukaan akan warna mi Lampiran 77. Hasil ini juga sesuai dengan hasil pengukuran warna dengan menggunakan chromameter, yang menunjukkan bahwa keempat sampel tidak menunjukkan perbedaan warna yang signifikan.

b. Aroma

Hasil uji hedonik terhadap warna mi basah matang pada Gambar 16, menunjukkan bahwa aroma mi basah matang yang disukai oleh panelis berturut-turut adalah mi basah matang kontrol tanpa pencelupan apapun, mi basah matang dengan pencelupan asam cuka 2 , mi basah matang dengan pencelupan asam laktat 2 , dan mi basah matang dengan pencelupan asam asetat 2 , dengan nilai rata-ratanya adalah 5.20, 5.17, 5.13, 5.0 Lampiran 25, 26, 27, dan 28. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa pencelupan larutan pengawet asam asetat 2 menyebabkan aroma mi berbeda nyata dengan mi tanpa pencelupan apapun kontrol, dimana mi kontrol lebih disukai. Mi kontrol tidak berbeda nyata dengan mi yang dicelupkan asam cuka 2 dan asam laktat 2 Lampiran 78. Adanya perbedaan terhadap penerimaan aroma ini disebabkan karena aroma dari asam organik yang khas, yaitu aroma asam asetat yang hampir sama dengan aroma asam cuka yang berbau asam tajam menyengat. Sedangkan aroma asam laktat berbau asam namun tidak menyengat. 4 6 Ko ntro l A setat 2 Laktat 2 Cuka 2 Perlakuan N il a i S e n s o ri A ro m a Gambar 16. Grafik respon panelis terhadap aroma mi basah matang

c. Rasa