Alat transportasi yang digunakan ada dua jenis yaitu kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Pengusaha yang menggunakan kendaraan umum sebanyak 15
pengusaha sedangkan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak tujuh pengusaha dan gabungan kendaraan umum dan pribadi sebanyak tiga pengusaha. Terdapat
pengusaha yang tidak menggunakan alat transportasi karena penjualannya kepada para asongan dimana tempat penjualan berada di tempat produksi tahu pong
tersebut. Kenaikan harga BBM mengakibatkan rata-rata peningkatan biaya ini
sebesar 20,53 persen dari 179.310 rupiahbulan menj adi 271.977 rupiahbulan. Peningkatan biaya transportasi berkisar antara 0 persen sampai dengan 38.46
persen. Peningkatan 0 persen karena alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan pribadi becak yang tidak menggunakan bahan bakar. Peningkatan
biaya transportasi kendaraan pribadi lebih besar daripada kendaraan umum dengan peningkatan tertinggi pada kendaraan pribadi sebesar 38.46 persen dan 25
persen pada kendaraan umum. Kenaikan harga BBM telah mengakibatkan kenaikan biaya transportasi lebih besar pada kendaraan pribadi dari pada
kendaraan umum dilihat dari peningkatan tertinggi. Penurunan biaya tidak ada walaupun terjadi penurunan produksi tahu pong. Hal ini membuktikan bahwa
biaya transportasi tidak dipengaruhi oleh jumlah tahu pong yang diangkut tetapi oleh jarak yang ditempuh ke tempat jual beli.
6.2.2.2 Saluran Tataniaga Tahu Pong
Penjualan tahu pong berada di daerah sekitarnya dan barang konsumsi tidak tahan lama mengakibatkan singkatnya saluran tataniaga tahu pong. Terdapat lima
jalur yang ditempuh tahu pong agar sampai ketangan konsumen akhir. Jalur
pertama dari produsen ke pedagang pengecer asongan kemudian kepada konsumen. Produsen pada jalur ini tidak mengeluarkan biaya transportasi sebab
pedagang asongan membeli langsung di tempat produksi. Tahu yang dijual kepada pedagang asongan seharga 400 rupiah 10 potong yang terjadi peningkatan
menjadi 500 rupiah 10 potong setelah kenaikan harga BBM. Fungsi tambahan yaitu pembungkusan dilakukan oleh pedagang asongan setiap 10 potong dengan
harga 1.000 rupiahbungkus. Gambar 9 menggambarkan jalur pemasaran tahu pong di Kartasura.
kedelai tahu putih
tahu pong
Gambar 9 Bagan Saluran Tataniaga Tahu Pong
Jalur kedua produsen menjual tahu pong kepada pedagang eceran pedagang sayur keliling. Produsen pada jalur ini mengeluarkan biaya transportasi karena
tempat transaksi dengan pedagang pengecer berada di pasar-pasar tradisional.
Konsumen
pabrik
Pengusaha RT tahu pong
Pedagang eceran rumah dan
warung makan asongan
Pedagang sayur keliling
Jalur ketiga produsen menjual tahu pong kepada usaha- usaha rumah makan dan warung makan sekitar. tahu pong ini digunakan sebagai makanan pelengkap di
meja makan. Jenis tahu yang dijual adalah kotak dengan potongan 100papan. Harga yang ditetapkan oleh produsen adalah 200 rupiahpotong dan dijual oleh
pengusaha rumah atau warung makan dengan harga 500 rupiahpotong. Jalur keempat merupakan jalur paling pendek diantara jalur yang lain karena tahu pong
langsung dijual kepada konsumen. Umumnya tempat penjualan berada di pasar- pasar tradisional.
6.3 Keuntungan Produksi Tahu Pong
Keuntungan produksi tahu pong didapatkan dengan cara mengurangi nilai penjualan atau penerimaan tahu pong dan biaya-biayanya. Penerimaan dan biaya
secara rata-rata mengalami peningkatan akibat kenaikan harga BBM sehingga keuntungan yang didapatkan terjadi perubahan. Tabel 20 menjabarkan perubahan
keuntungan yang dialami oleh pengusaha tahu pong sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Rata-rata penurunan keuntungan sebesar 8,49 persen dari 1.564.779,20 rupiahbulan menjadi 1.319.624,20 rupiahbulan. Penurunan
keuntungan ini menggambarkan peningkatan penerimaan belum dapat mengatasi peningkatan biayanya. Pengusaha yang mendapatkan keuntungan dari produksi
Tahu Pong sebanyak 29 pengusaha sebelum dan sesudah kenaikan, sedangkan pengusaha yang mendapatkan kerugian sebanyak satu usaha sebelum dan sesudah
kenaikan harga BBM.