5.3.2. Usaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura
Usaha rumah tangga tahu di Kartasura tersebar di Kelurahan Ngabeyan dan Wirogunan. Karakteristik pengusaha rumah tangga tahu di Kartasura pada usia
pemilik usaha didominasi usia 51-60 tahun sebesar 36.67 persen dengan jumlah anggota keluarga didominasi sebanyak empat sampai dengan lima orang sebesar
43.33 persen, sehingga umumnya tenaga kerja diperoleh dari anggota keluarga. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh pengusaha ini didominasi sekolah
lanjutan tingkat pertama sebesar 33.33 persen, sedangkan umur usaha didominasi satu hingga sepuluh tahun sebesar 53.33 persen. Usia usaha yang didominasi satu
hingga sepuluh tahun menjelaskan bahwa pendirian usaha untuk meningkatkan pendapatan yang turun akibat goncangan ekonomi yaitu krisis ekonomi tahun
1997 dan kenaikan harga BBM. Tabel 9 menjabarkan karakteristik pengusaha rumah tangga di Kartasura.
Tabel 9 Karakteristik Pengusaha Rumah Tangga Tahu di Kartasura
Keterangan Jumlah pengusaha rumah tangga tahu
Umur tahun: •
21-30 •
31-40 •
41-50 •
51-60 •
60 6,67
30 20
36,67 6.67
Jumlah anggota keluarga orang: •
2-3 •
4-5 •
5 40
43,33 16,67
Pendidikan: •
tidak tamat SD •
SD •
SLTP •
SLTA 23,33
30 33,33
13,33 Usia usaha tahun:
• 1-10
• 11-20
• 20
53,33 30
16,67
Umumnya usaha ini tidak memiliki pabrik pengolahan tahu sehingga terdapat kerjasama dengan pemilik pabrik untuk mengolah kedelainya menjadi
Tahu Putih dengan upah jasa 3.500 rupiahmasakan hingga 4.000 rupiahmasakan. Tahu yang diproduksi adalah Tahu Putih, Tahu Magel dan Tahu Pong dengan
porsi Tahu Pong lebih banyak. Gambar 8 menjelaskan produksi yang dilakukan
oleh usaha rumah tangga di Kartasura. Tahu Putih
Kedelai
Gambar 8 Produksi Tahu Skala Rumah Tangga di Kartasura
1 Modal awal Modal awal usaha ini lebih sedikit dari pada usaha kecil tahu karena usaha
ini tidak memiliki pabrik pengolahan tahu. Modal awal digunakan untuk pembelian peralatan yaitu yaitu wajan pengorengan, serok, susuk, tampah.
2 Bahan baku Jumlah bahan baku kedelai untuk satu cetakan berbeda-beda antar
pengusaha yaitu antara tiga kilogrammasakan sampai dengan tujuh kilogrammasakan. Jenis kedelai yang digunakan adalah kedelai impor atau lebih
dikenal dengan jenis Amerika. Umumnya kedelai dibeli dari pedagang-pedagang eceran yang ada di daerah sekitar.
Pabrik Tahu Usaha rumah tangga
Penggorengan Tahu putih
Tahu Magel Tahu Pong
Bahan tambahan lain yang dijumpai pada Tahu Pong adalah bumbu yang terdiri dari bawang putih, garam dan penyedap rasa. Kepekatan rasa
dalam bumbu ini disesuaikan dengan selera konsumen masing – masing. 3 Tenaga kerja
Umumnya tenaga kerja adalah wanita yang berasal dari anggota keluarga. Tenaga kerja laki – laki digunakan untuk mengangkut kedelai ke pabrik dan Tahu
Putih dari pabrik. Pengangkutan juga dilakukan pada tahu yang telah diolah ke pasar atau tempat jual beli dengan konsumennya. Umumnya waktu membuat
Tahu Pong adalah siang hari dan berakhir pada malam hari, sedangkan penjualan dilakukan waktu pagi hari.
4 Penjualan Tahu yang dijual mempunyai dua bentuk yaitu kotak dan kencong segitiga.
Tahu Putih hanya dijual dalam bentuk kotak, sedangkan Tahu Pong dan Magel dijual dalam bentuk kotak dan kencong. Tahu ini memiliki potongan berbeda-beda
dalam satu blabak dengan harga yang beragam, misalnya 200 rupiah, 100 rupiah dan 50 rupiah. Tahu Pong yang berukuran besar, yaitu dengan potongan 10 x 10
dalam satu blabak dijual pada rumah makan-rumah makan, sedangkan tahu potongan 14 x 14 dijual kepada pedagang eceran dan konsumen di pasar – pasar
tradisional. Tahu yang dijual kepada pedagang asongan dipotong menjadi 400 potongan dengan harga jual 50 rupiah potongan.
5 Pendapatan usaha Besarnya pendapatan usaha rumah tangga tahu di Kartasura didasarkan
pada jumlah dan jenis produksinya. Umumnya tahu yang dihasilkan adalah Tahu Pong, sehingga biaya operasionalnya adalah biaya bahan baku kedelai, biaya upah
atau balas jasa kepada pabrik tahu, biaya upah mengangkut tahu dari pabrik, biaya tenaga kerja untuk membantu menggoreng tahu, biaya minyak goreng, biaya kayu
bakar, biaya bumbu dan biaya transportasi. Biaya upah angkut muncul karena tidak memiliki tenaga kerja pria dalam keluarga untuk pengangkutan tahu putih
dari pabrik.
VI STRUKTUR PENERIMAAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA
RUMAH TANGGA TAHU PONG
6.1 Struktur Penerimaan Usaha Tahu Pong