Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Kinerja Usaha Tahu Pong

Model regresi linier majemuk mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas atau hubungan linier di antara variabel bebas. Gujarati 1978 mengkondisikan multikolinearitas sebagai berikut: ? 1 X 1 + ? 2 X 2 + .... + ? k X k = 0 dimana: X 1 , X 2 , ..., X k = variabel besar ? 1 , ? 2 , ...., ? k = konstanta Mulitikolinearitas ini dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factors VIF. Jika nilai VIF lebih dari 10 maka terdapat multikolinearitas dalam model regresi tersebut dan jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi.

4.4.2 Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Kinerja Usaha Tahu Pong

Analisis dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja dilihat dari perubahan penerimaan, struktur biaya dan keuntungan usaha sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005. Analisis penerimaan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah Tahu Pong yang diproduksi dan harganya. Analisis biaya dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya pemasaran. Biaya produksi menggunakan biaya yang termasuk biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang berpengaruh secara langsung jumlah yang diproduksi. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku kedelai, biaya tenaga kerja, biaya pabrik dan bahan penolong seperti bumbu - bumbu, minyak goreng, bahan bakar. Biaya pemasaran merupakan biaya distribusi yang dikeluarkan produsen untuk mengangkut Tahu Pong ketempat jual beli dengan pelanggannya. Analisis lembaga pemasaran Tahu Pong juga ditambahkan dalam analisis ini. Analisis keuntungan usaha dengan cara membandingkan keuntungan pada saat sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Analisis keuntungan usaha menggunakan rumus matematis yang dirumuskan oleh Soekartawi 1978, sebagai berikut: K = PrT – B Keterangan: K = Keuntungan usaha setiap bulan Rpbulan PrT = Penerimaan total usaha setiap bulan Rpbulan B = Biaya total yang dikeluarkan setiap bulan Rpbulan Sedangkan penerimaan total dihitung dengan rumus matematis yang dirumuskan oleh Soekartawi 1978 sebagai berikut : PrT = P x Q Keterangan: PrT = Penerimaan usaha setiap bulan Rpbulan P = Harga tahu Rppotong Q = Jumlah tahu yang diproduksi setiap bulan potongbulan 4.5 Definisi Istilah Definisi operasional digunakan untuk menyamakan pengertian mengenai istilah- istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen. Biaya produksi adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam penciptaan barang jasa. 2. Biaya pemasaran adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen dalam menyampaikan barang jasa kepada konsumen. 3. Biaya tetap merupakan penjumlahan biaya penyusutan peralatan yang terdiri dari ember, papan, wajan, serok, susuk, dan tampah yang dihitung dengan metode garis lurus, sebagai berikut: nilai pembelian – nilai penjualan Biaya tetap = waktu pemakaian 4. Papan adalah alas dasar dari kayu untuk mencetak Tahu Putih. Papan digunakan sebagai satuan produksi Tahu Putih. 5. Masakan merupakan sebutan untuk mengubah kedelai menjadi Tahu Putih. Masakan juga menjadi satuan untuk upah yang diberikan untuk mengubah kedelai menjadi Tahu Putih. 6. Biaya pabrik adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha rumah tangga kepada pemilik pabrik karena mengolah kedelainya menjadi Tahu Putih. 7. Pemasaran adalah segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang ditujukan untuk lebih mempermudah penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya 8. Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi barang atau jasa. 9. Tampah adalah tempat berbentuk lingkaran terbuat dari anyaman bambu, digunakan sebagai wadah penampungan Tahu Pong dan Magel yang selesai digoreng dan siap dijual ke pasar – pasar. 10. Wajan adalah tempat menggoreng Tahu Putih menjadi Tahu Pong atau Magel. V GAMBARAN UMUM INDUSTRI TAHU

5.1 Industri Tahu di Kartasura