keluarga untuk tugas menggoreng dan tiga usaha menggunakan tenaga kerja ini untuk tugas mengangkut. Upah yang diberikan untuk tugas menggoreng antara
75.000 rupiahbulan sampai dengan 450.000 rupiahbulan dengan kenaikan sebesar 11,32 persen sedangkan upah pekerjaan mengangkut tahu mengalami
peningkatan sebesar 5,15 persen akibat kenaikan harga BBM
6.2.1.3 Biaya Bahan Bakar
Bahan bakar dalam proses produksi tahu pong digunakan untuk memanaskan wajan penggorengan. Bahan bakar yang digunakan ada dua jenis
yaitu kayu dan brambut. Kayu lebih banyak digunakan oleh URT di kartasura karena harganya yang murah dan awet untuk menciptakan panas api yang
diinginkan. Kayu diperoleh dari perusahaan pengolahan kayu yang berada di wilayah Kartasura, Sukoharjo dan Surakarta tetapi ada juga yang diperoleh dari
pedagang-pedangang eceran kayu sekitar tempat tinggal. Brambut bukan sebagai bahan bakar utama tetapi sebagai pelengkapnya karena cepat menciptakan api.
Sebanyak dua pengusaha masih menggunakan brambut. Kenaikan harga BBM mengakibatkan peningkatan biaya kayu bakar sebesar
6,39 persen dari 260.815 rupiahbulan menjadi 296.396 rupiahbulan, sedangkan brambut tidak mengalami peningkatan biaya yang besarnya 22.900,00bulan.
Rincian mengenai biaya kayu bakar dapat dilihat pada tabel 17
Tabel 17 Perubahan Biaya Kayu Bakar Akibat Kenaikan Harga BBM Perubahan biaya kayu bakar
Banyaknya usaha Unit
Tetap 3
10 Meningkat:
• 0,01- 5,00
• 5,01-10,00
• 10,00
3 14
8 10
46,67 26,67
Sumber: olahan data primer
Peningkatan biaya kayu bakar antara 5,01 persen sampai dengan 10 persen sebanyak 14 usaha atau 46,67 persen, sedangkan peningkatan pada kisaran 0,01
persen 5 persen sebanyak tiga usaha atau 10 persen dan peningkatan diatas 10 persen sebanyak delapan unit atau 26,67 persen. Sebanyak tiga unit usaha atau 10
persen pengusaha tidak mengalami perubahan biaya ini.
6.2.1.4 Biaya Minyak Goreng
Minyak goreng sangat diperlukan untuk menggoreng tahu putih menjadi tahu pong, sehingga produksi ini sangat bergantung pada minyak goreng.
Kenaikan harga BBM bulan Oktober meningkatkan rata-rata biaya ini sebesar 5,08 persen 1.067.425 rupiahbulan menjadi 1.181.699 rupiahbulan. Tabel 18
menjabarkan perubahan biaya minyak goreng akibat dari kenaikan harga BBM.
Tabel 18 Perubahan Biaya Minyak Goreng Akibat Kenaikan Harga BBM
Perubahan biaya kayu bakar Banyaknya usaha
unit
Meningkat: •
0,01-5,00 •
5,01-10,00 •
10,00 7
17 3
23,33 56,67
10 Menurun
3 10
Peningkatan biaya terbesar adalah 12.46 persen dan terendah 4,00 persen. Jumlah usaha paling banyak mengalami peningkatan biaya pada kisaran 5,01
persen sampai dengan 10,00 persen sebesar 56,67 persen dari total URT, sedangkan peningkatan antara 0,01 persen sampai dengan 5,00 persen sebesar
23,33 persen dan lebih dari 10,00 persen sebanyak 10 persen dari total URT. Penurunan biaya dialami oleh 10 persen dari total usaha karena terjadi penurunan
produksi, sehingga penggunaan minyak goreng dikurangi jumlahnya dengan rata- rata pengurangan sebesar 1,85 persen.
6.2.1.5 Biaya Pabrik