Usaha tahu skala rumah tangga juga terdapat di Wirogunan walaupun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan
atau penurunan dari tahun 2002 - 2005. Sentra industri kecil tahu di Kelurahan Kartasura berpusat di dukuh Purwogondo. Daerah ini merupakan cikal bakal
usaha tahu pertama kali di Kecamatan Kartasura yang didirikan oleh Bapak Teguh. Akan tetapi, usaha ini tidak dapat bertahan sampai sekarang. Karyawannya
yang umumnya berasal dari Purwogondo mendirikan usaha tahu sendiri di Purwogondo. Dalam perkembangannya, usaha ini menyebar ke daerah sekitarnya
yaitu di kelurahan Ngabeyan dan Wirogunan dengan jumlah masing- masing sembilan dan 13 unit usaha kecil tahu.
Produksi tahu Kartasura ada tiga jenis yaitu Tahu Putih, Tahu Magel dan Tahu Pong. Umumnya usaha di Purwogondo memproduksi Tahu Putih,
sedangkan usaha tahu di Wirogunan dan Ngabeyan memproduksi ketiga tahu tersebut.
5.1.1 Industri Tahu Putih di Kartasura
Tahu Putih merupakan produk olahan langsung dari kedelai yang memiliki potongan kotak. Tahu ini harus diolah lagi agar dapat dikonsumsi langsung. Tahu
Putih Kartasura di produksi di tiga wilayah yaitu Purwogondo, Ngabeyan dan Wirogunan. Perbedaan tahu di tiga wilayah ini adalah jumlah produksi dan sistem
penyaluran produk kepada konsumen. Usaha tahu di Purwogondo dapat memproduksi Tahu Putih sebanyak 50-60
masakanhari. Penjualannya langsung kepada pedagang perantara. Pedagang ini yang nantinya menjual tahu kepada konsumen akhir dalam bentuk bungkusan
plastik. Setiap bungkus berisi 10-13 potong tahu dengan harga 1.000 rupiah
sampai dengan 1.200 rupiah. Usaha tahu di Wirogunan dan Ngabeyan sama jumlah produksinya mencapai sepuluh masakan setiap hari. Penjualannya
langsung ditangani pemilik usaha kepada konsumen akhir atau pedagang perantara dipasar tradisional.
5.1.2 Industri Tahu Magel di Kartasura
Tahu Magel merupakan produk lanjutan dari Tahu Putih. Persamaannya dengan Tahu Pong adalah cara pembuatannya yaitu Tahu Putih digoreng dalam
minyak goreng, sedangkan perbedaannya terletak pada lama penggorengan dan konsumsinya. Jika Tahu Pong digoreng sampai kosong tengahnya atau
menggelembung ukurannya, maka Tahu Magel tidak sampai menggelembung dan waktu dibutuhkan lebih singkat daripada Tahu Pong. Tahu Magel tidak dibumbui
dan dikonsumsi langsung seperti Tahu Pong karena kegunaannya sebagai bahan masakan.
Produksi tahu ini hanya dijumpai di Ngabeyan dan Wirogunan denga n jumlah usaha lebih sedikit daripada usaha tahu yang memproduksi Tahu Pong.
Daerah penjualan Tahu Magel terbatas di daerah Kartasura dan Boyolali.
5.1.3 Industri Tahu Pong di Kartasura
Tahu Pong merupakan produk lanjutan Tahu Putih yang dapat dikonsumsi langsung. Ciri tahu ini mirip tahu Sumedang yaitu ompong atau kosong di
dalamnya, akan tetapi kulit Tahu Pong lebih tipis daripada Tahu Sumedang. Bentuk tahunya ada dua yaitu kencong atau segitiga dan kotak.
Tahu Pong banyak dipoduksi oleh usaha rumah tangga ya ng berada di daerah Wirogunan dan Ngabeyan. Jumlah produksi di kedua daerah ini berkisar
antara antara satu sampai dengan sepuluh masakan setiap harinya.Daerah
penjualannya telah tersebar pada daerah sekitar Kartasura seperti Boyolali, Klaten, Sukoharjo dan Surakarta.
5.2 Proses Pembuatan Tahu Kartasura