Penyusunan dan Analisis Input-Output IO Kerangka Dasar

Tabel 2 Kerangka Model Input-Output IO Kapet Bima Input Sektor Permintaan antara Permintaan akhir Total Output 1 2 … N Input Antara 1 x 11 x 12 … X 1n F 1 X 1 2 x 21 x 22 … X 2n F 2 X 2 … … … … … … … n x n1 x n1 … x nn F n X n Input PrimerNTB V 1 V 2 … V n Total Input X 1 X 2 … X n Sumber: Badan Pusat Statistik, 2000. Output yang diproduksi oleh sektor 1 x 1 didistribusikan kepada kedua macam pemakai. Pemakai pertama adalah sektor produksi yang terdiri dari sektor 1 sampai dengan sektor n. Sektor 1 sendiri menggunakan sebesar x 11 , sektor 2 menggunakan sebesar x 12 , sektor 3 menggunakan sebanyak x 13 dan seterusnya hingga sektor n menggunakan sebesar x 1n . Bagi sektor produksi, output yang diproduksi oleh sektor 1 tersebut merupakan bahan baku atau Input Antara intermediate input yang digunakan dalam proses produksi lebih lanjut. Pemakai kedua adalah para pemakai akhir dan bagi mereka output sektor 1 digunakan sebagai Permintaan Akhir final demand. Permintaan Akhir terdiri dari empat komponen yaitu: 1 konsumsi rumah tangga C, 2 pembentukan modal tetap bruto atau investasi I, 3 pengeluaran konsumsi pemerintah G, dan 4 ekspor X. Komponen F 1 menunjukkan nilai Permintaan Akhir atas output sektor 1 dan F n menunjukkan nilai Permintaan Akhir atas output sektor n. Output suatu sektor seluruhnya habis digunakan untuk Input Antara dan Permintaan Akhir. Dengan demikian, total output sektor 1 X 1 adalah sejumlah output sektor 1 yang digunakan sebagai Input Antara oleh sektor 1 sampai dengan n ditambah dengan Permintaan Akhir. Persamaan permintaan dan penyediaan sektor i dapat ditulis dalam bentuk notasi: ∑ = + = + n j Mi Xi Fi xij 1 .......................................................................... 1 dimana : xij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j Fi = Permintaan Akhir terhadap output sektor i Xi = Total output sektor i Mi = Total ouput sektor i yang diimpor Bertolak dari konsep keseimbangan umum di dalam Model IO, Total Output suatu sektor harus sama dengan Total Input sektor tersebut. Itulah sebabnya Total Output sektor 1 bernilai sama dengan Total Input sektor 1 yaitu X 1 . Namun input yang diperlukan dalam proses produksi sektor 1 bukan hanya Input Antara, tetapi diperlukan juga input lain yang disebut Input Primer. Input Primer disebut juga sebagai Nilai Tambah Bruto NTB atau gross value added yaitu balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi. Jika dirinci, NTB terdiri lima komponen yaitu: 1 upah dan gaji, 2 surplus usaha keuntungan, 3 depresiasi barang modal, 4 pajak tak langsung, dan 5 subsidi. Komponen V 1 diartikan sebagai nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor 1, kemudian nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor n adalah V n . Dengan demikian maka total input suatu sektor adalah jumlah seluruh Input Antara dan Input Primer, yang dirumuskan dalam bentuk: ∑ = + = + n j Mi Xi Vi xij 1 .......................................................................... 2 yang mana : x ij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j V j = Input primer nilai tambah sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j Koefisien Input dan Pengganda Output Koefisien input sangat penting dalam analisis IO antara lain untuk melihat komponen input Input Antara dan Input Primer yang paling dominan, peranan penggunaan bahan baku dan energi, tingkat pemakaian jasa bank, komunikasi, transportasi dan sebagainya. Proporsi Input Antara yang berasal dari sektor i terhadap total input sektor j disebut sebagai koefisien input antara yang diperoleh dengan rumus : a ij = j ij X x ………………………………………………………………... 3 x ij = a ij X j ……………………………………………………………………..……………………….... 4 dimana : a ij = Koefisien input antara koefisien teknis sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j x ij = Nilai output sektor i yang digunakan sebagai input oleh sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j Secara lengkap koefisien input antara atau koefisien teknis dapat ditata kedalam suatu matriks A dengan struktur : A n x n = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ nn n n n n a a a a a a a a a ... ... ... ... ... ... ... 2 1 2 22 21 1 12 11 ………………………..……………..…. 5 Koefisien Input Primer menunjukkan peranan dan komposisi dari upah dan gaji, surplus usaha keuntungan, penyusutan, pajak tak langsung dan subsidi. Koefisien Input Primer dirumuskan sebagai : v j= j j X V ……………………………………………………………………………………………... 6 dimana : V j = Input primer nilai tambah sektor j X j = Total input sektor yang digunakan oleh sektor j v j = koefisien input primer Berdasarkan persamaan di atas, jumlah koefisien Input Antara dan koefisien Input Primer sektor j adalah satu, yaitu ∑ = = + n i j ij v a 1 1. Bila ∑ = n i ij a 1 makin besar maka v j menjadi kecil, demikian pula sebaliknya. Koefisien Input Antara menggambarkan tingkat penggunaan teknologi dalam proses produksi sehingga koefisien ini disebut juga sebagai koefisien teknis technical coefficient. Koefisien teknis ini disebut juga sebagai kebutuhan langsung direct requirement, karena menunjukkan kebutuhan langsung suatu sektor akan output sektor lainnya. Matriks koefisien teknis merupakan dasar untuk perhitungan dampak pengganda multiplier effect yang menjadi salah satu inti dari analisis Model IO. sedangkan besarnya output dapat dihitung sebagai pengaruh induksi permintaan akhir adalah: X = I - A -1 F ...................................................................................... 7 Dimana : X = vektor total output berukuran n x 1 I = matriks identitas berukuran n x n F = vektor permintaan akhir berukuran n x 1 A = matriks koefisien input berukuran n x n Matriks identitas berguna untuk memudahkan manipulasi matematis. Suatu matriks jika dikalikan dengan matriks identitas akan menghasilkan matriks itu sendiri. Persamaan 7 inilah yang menjadi inti dari Model IO, sedangkan I - A -1 disebut matriks Kebalikan Leontief yang berfungsi sebagai pengganda output output multiplier. Kenaikan permintaan akhir suatu sektor tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kenaikan total output sektor itu sendiri tetapi juga sektor lainnya. Besar kecilnya dampak kenaikan total output akibat kenaikan permintaan akhir tergantung dari elemen-elemen matriks I-A -1 .

3.4.3. Indeks Output Sektor IOS

Nilai output suatu sektor menggambarkan nilai akhir produksi yang dihasilkan suatu sektor baik untuk digunakan kembali pada kegiatan produksi domestik permintaan antara maupun digunakan untuk permintaan akhir konsumsi rumah tangga, pemerintah, investasi, dan eksport. Untuk melihat perbandingan nilai output suatu sektor terhadap sektor lainnya, maka dapat digunakan indeks output sektor IOS yang dapat diformulakan sebagai berikut : IOS i = i i i X n X ∑ 1 Dimana : IOS i = Indeks Output Sektor i X i = Nilai Output Sektor i Juta Rupiah n = Jumlah Sektor Suatu sektor yang mempunyai nilai indeks output sektor 1, berarti nilai output sektor tersebut di atas rata-rata nilai output sektor lainnya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut memiliki skala aktivitas kapasitas ekonomi yang tinggi. namun jika nilai indeks output sektor 1, berarti nilai output sektor tersebut di bawah rata-rata nilai output sektor lainnya, yang bermakna bahwa sektor tersebut memiliki skala aktivitas kapasitas ekonomi yang relatif rendah.

3.4.4. Indeks Daya Tarik IDT dan Indeks Daya Dorong IDD

Salah satu keunggulan analisa dengan menggunakan Model I-O adalah dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat hubungan atau keterkaitan teknis antar unsur aktif unsur yang menunjang kegiatan industriekonomi, seperti perusahaan industri, prasarana dan pemusatan industri yang merupakan generator untuk memulai sesuatu proses polarisasi teknis. Hubungan ini dapat berupa hubungan ke depan forward linkages, ialah hubungan dengan penjualan hasil produk yaitu tingkat keterkaitan ke depan atau disebut juga derajat kepekaaan daya dorong, dan hubungan kebelakang backward linkages, merupakan hubungan dengan bahan mentahbahan baku atau disebut juga daya penyebaran daya tarik. Kedua indeks tersebut dapat digunakan untuk menganalisa dan menentukan sektor-sektor kunci key sektors yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi di suatu wilayah Badan Pusat Statistik 2000a. Sektor yang mempunyai indeks daya tarik IDT yang tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap kegiatan ekonomi domestik sektor yang lain. Sebaliknya sektor yang mempunyai indeks daya dorong IDD yang tinggi berarti sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke depan yang tinggi dibandingkan sektor yang lain. Indeks Daya Tarik IDT dan Indeks Daya Dorong IDD suatu sektor dapat diformulakan sebagai berikut Badan Pusat Statistik 2000a :