Analisis Location Quotien LQ

Asumsi metode LQ ini adalah penduduk di Kapet Bima mempunyai pola permintaan wilayah sama dengan pola permintaan Propinsi NTB. Asumsi lainnya adalah bahwa permintaan wilayah akan sesuatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, sedangkan kekurangannya diimpor dari wilayah lain.

3.4.6. Analisis Tingkat Keunggulan Sektor TKS

Tingkat Keunggulan Sektor TKS digunakan untuk membandingan tingkat keunggulan relatif suatu sektor terhadap sektor lainnya berdasarkan indikator indeks output sektor, indeks daya tarik dan daya dorong terhadap sektor lainnya dan nilai basis suatu sektor. Untuk mendapatkan nilai tingkat keunggulan sektor maka nilai indeks setiap indikator IOS, IDT, IDD, LQ dibuatkan skor keunggulan sektor. - Jika nilai IOS 1 output tinggi, maka skor keunggulan = 1, dan jika nilai IOS 1 output rendah, maka skor keunggulan = 0 - Jika nilai IDT 1 keterkaitan tinggi, maka skor keunggulan = 1, dan jika nilai IDT 1 keterkaitan rendah, maka skor keunggulan = 0 - Jika nilai IDD 1 keterkaitan tinggi, maka skor keunggulan = 1, dan jika nilai IDD 1 keterkaitan rendah, maka skor keunggulan = 0 - Jika nilai LQ 1 sektor basis, maka skor keunggulan = 1, dan jika nilai LQ 1 sektor non basis, maka skor keunggulan = 0 Adapun formulasi Tingkat Keunggulan Sektor TKS adalah sebagai berikut : SKS i = SK_IOS i + SK_IDT i + SK_IDD i + SK_LQ i Dimana : SKS i = Skor keunggulan sektor i SK_IOS i = Skor keunggulan dari nilai indeks output sektor i SK_ITK i = Skor keunggulan dari nilai indeks total keterkaitan sektor i SK_LQ i = Skor keunggulan dari nilai location quotion sektor i Sektor unggulan pertama TKS paling tinggi adalah yang memiliki nilai skor keunggulan sektor paling tinggi SKS max = 4, artinya sektor tersebut lebih unggul dibandingkan sektor lain pada empat indikator keunggulan IOS, IDD, IDT dan LQ. Jika nilai SKS = 3, artinya sektor tersebut memiliki keunggulan pada tiga dari empat indikator keunggulan sektor. Jika nilai SKS = 2, artinya sektor tersebut memiliki keunggulan pada dua dari empat indikator keunggulan sektor. Jika nilai SKS = 1, artinya sektor tersebut memiliki keunggulan pada satu dari empat indikator keunggulan sektor, sedangkan nilai SKS = 0, artinya sektor tersebut sama sekali tidak memiliki keunggulan dari keempat indikator keunggulan sektor.

3.4.7. Model Grafitasi

Interaksi antar wilayah merupakan suatu mekanisme yang menggambarkan dinamika yang terjadi di suatu wilayah karena aktivitas yang dilakukan oleh sumber daya manusia di dalam suatu wilayah. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud mencakup diantaranya mobilitas kerja, migrasi, arus informasi dan arus komoditas, mobilitas pelajar, pemanfaatan fasilitas pribadi dan atau fasilitas umum, bahkan tukar menukar pengetahuan. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menduga besarnya interaksi antar wilayah adalah model grafitasi. Persamaan dalam model grafitasi ini bisa digunakan untuk menganalisis dan menduga pola interaksi spasial. Model grafitasi ini mempermudah kegiatan pengukuran secara eksplisit posisi relatif dengan mengintegrasikan pengukuran jarak relatif dan skalaukuran relatifnya. Konsep Model Grafitasi Newton berkaitan dengan dua hal pokok Saefulhakim 2003: 1 Dampak skala, yaitu sejauh mana dampak yang telah ditimbulkan oleh suatu aktivitas tertentu disuatu lokasi tertentu terhadap daerah sekitarnya. Suatu lokasi dengan jumlah populasi lebih besar cenderung akan membangkitkan dan menarik aktivitas lebih banyak dibandingkan kota lain yang mempunyai populasi lebih sedikit, sehingga dapat dihipotesiskan bahwa skala usaha aktivitas berkaitan dengan besarnya daya tarik aktivitas tersebut. 2 Dampak jarak, yaitu seberapa jauh dampak yang mampu ditimbulkan oleh suatu aktivitas disuatu lokasi terhadap lokasi di sekitarnya. Ada kecendrungan, makin jauh jarak antara dua lokasi, maka makin kecil interaksi yang terjadi antara dua lokasi tersebut.