APLIKASI BIOPLASTIK PHA TINJAUAN PUSTAKA

5. Derajat Kristalinitas

Derajat kristalinitas menunjukkan besarnya daerah kristalin pada suatu polimer. Rabek 1983 mengatakan bahwa derajat kristalinitas yang absolut dari suatu bahan polimer tidak dapat ditentukan karena adanya cacat pada konfigurasi kristal crystal defect structure di daerah kristalin polimer. Pada pengukuran derajat kristalinitas, daerah kristalin diasumsikan sebagai daerah dengan keteraturan yang sempurna tanpa adanya cacat, sedangkan daerah amorf diasumsikan sebagai daerah yang tidak teratur yang menyerupai struktur pada molekul cair. Derajat kristalinitas dengan satuan dapat diukur dengan menggunakan berbagai metode antara lain spektroskopi inframerah, spektroskopi NMR, inverse chromatography, difraksi sinar-X, pengukuran densitas, metode DTA-DSC. Pengukuran derajat kristalinitas pada berbagai metode akan mendapatkan hasil yang bervariasi. Oleh karena itu perlu diberi keterangan metode pengukuran derajat kristalinitas Rabek, 1983.

H. APLIKASI BIOPLASTIK PHA

Penelitian dan pengembangan merupakan satu tahap yang dilakukan untuk memperkenalkan kegunaan dari suatu bahan polimer biodegradabel. Desain bahan tersebut biasanya dimulai dengan suatu konsep aplikasi. Bahan tersebut mungkin akan menggantikan bahan yang sudah ada atau berfungsi sebagai pelengkap. Sektor dimana polimer biodegradabel dapat diaplikasikan terpusat pada sektor medis, sektor pengemasan dan penyimpanan, dan sektor pertanian Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. Perkembangan pesat penggunaan polimer PHA terjadi pada bidang medis terutama farmasi. Mukhopadhyay 2002 menyebutkan bahwa telah dilakukan pengembangan di bidang teknik jaringan, untuk mengaplikasikan polimer PHA sebagai organ yang dapat diimplantasikan ke dalam tubuh manusia. Polimer tersebut mendapat perlakuan tambahan untuk merangsang pertumbuhan sel serta pertumbuhan pembuluh darah di dalam organ baru. Selain sebagai organ buatan, polimer PHA juga dapat digunakan sebagai tulang buatan artificial bone yang dapat menyatu dengan tulang lainnya dalam tubuh manusia. Bioglass merupakan salah satu produk yang digunakan dalam aplikasi ini Kokubo et al, 2003. Aplikasi polimer PHA lainnya yaitu sebagai pengontrol pelepasan obat controlled release delivery of medicine. Bahan bioaktif yang terdapat dalam obat dilepaskan dalam waktu yang telah ditentukan dengan penggunaan degradasi enzimatik Sakiyama et al, 2001. Polimer PHA juga digunakan sebagai alat medis seperti jarum bedah, benang jahit untuk operasi Selin, 2002. Penggunaan bahan biodegradabel akan mengurangi resiko reaksi antara jaringan tubuh dengan alat, mempercepat masa penyembuhan, dan mengurangi jumlah kunjungan pasien ke dokter. Aplikasi polimer biodegradabel di sektor pertanian yaitu sebagai plastik pelindung tunas muda. Tunas muda perlu dilindungi karena sifatnya yang rentan terhadap penyakit dan perubahan cuaca. Keuntungan penggunaan bioplastik ini yaitu pada akhir musim panen tidak perlu dilakukan pengambilan plastik karena telah terdegradasi di dalam tanah. Li et al, 1999. Aplikasi polimer PHA lainnya yaitu sebagai pot tanaman, kantung penumbuhan benih, pengontrol pelepasan bahan-bahan aktif pada insektisida, herbisida dan pupuk. Huang et al, 1990; Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. Salah satu yang hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan polimer biodegradabel di sektor pertanian yaitu hasil degradasi polimer tersebut dapat dimanfaatkan sebagai suplemen tertentu bagi tanah. Pada bidang pengemasan polimer PHA digunakan sebagai kantong sampah, wadah pengemas, pengemas makanan, produk sekali pakai seperti popok, pembalut, serta cukur Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. Selain itu, telah diciptakan tempat bola golf, serta kait pemancing dari polimer biodegradabel Ichikawa, 1997.

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN 1. Biakan Murni

Biakan murni yang digunakan yaitu bakteri Ralstonia eutropha IAM 12368 yang diperoleh dari IAM Culture Collection, Institute of Molecular and Celular Bioscience, The University of Tokyo.

2. Media

Media yang digunakan antara lain media nutrient broth dan media kultivasi. Media kultivasi berupa hidrolisat pati sagu dan media garam yang terdiri dari NH 4 2 HPO 4 , K 2 HPO4, KH 2 PO 4 , MgSO 4 0,1 M, larutan mikroelemen FeSO 4 .7H 2 O, MnCl 2 .4H 2 O, CoSO 4 .7H 2 0, CaCl 2 .7H 2 O, CuCl 2 .2H 2 O, ZnSO 4 .7H 2 O, buffer tri-hidroklorida.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain NaOH 4 N dan H 3 PO 4 1,33 M sebagai asam dan basa pada proses kultivasi, antifoam sebagai penghilang busa, NaOCl 0,2 dan metanol yang digunakan pada proses hilir, kloroform yang digunakan pada proses hilir maupun pembuatan bioplastik, serta Tween20 sebagai pemlastis.

B. ALAT 1. Proses Kultivasi dan Proses Hilir PHA

Alat utama yang digunakan dalam proses kultivasi dan proses hilir PHA antara lain bioreaktor berkapasitas 13 liter dengan volume kerja 10 liter, laminar, waterbath shaker, autoklaf, pH meter, centrifuge, oven, dan penyaring vakum.

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Bahan Pemlastis Tributil Fosfat Pada Media Pendegradasi Padat dan Cair Buatan

0 4 73

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat, Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Dalam Proses Biodegradasi Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Pada Media Air Secara Aerobik

2 35 109

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79