dengan batas konsumsi setiap hari sebesar 0-25 mgkg berat tubuh Anonim
c
, 2006. G. PENGUJIAN KARAKTERISTIK BIOPLASTIK
Polimer banyak digunakan di berbagai aplikasi. Tiap aplikasi umumnya membutuhkan karakteristik plastik yang spesifik. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian terhadap plastik untuk menentukan kelemahan dan kelebihan plastik tersebut Allcock dan Lampe, 1981.
Pengujian yang penting dari suatu bahan polimer antara lain densitas, titik leleh T
m
, glass transition temperature T
g
, reologi, konduktifitas, kekuatan tarik, permeabilitas gas, ketahanan terhadap radiasi kimia, dan sebagainya
Knapczyk dan Simon di dalam Kent, 1992. Fourier tranform infrared spectrofotometer FTIR merupakan analisis penting pada biopolimer untuk
mengetahui struktur suatu polimer secara detail. Analisis derajat kristalinitas juga perlu dilakukan karena karakteristik fisik biopolimer seperti PHB sangat
dipengaruhi oleh derajat kristalinitasnya Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988.
1. Densitas
Densitas menunjukkan kerapatan rantai suatu polimer. Polimer dengan struktur yang teratur cenderung mempunyai kerapatan rantai yang tinggi
karena rantai mampu berdekatan dalam jarak yang dekat sehingga densitasnya pun tinggi. Polimer dengan struktur yang tidak teratur
cenderung mempunyai densitas yang rendah karena jarak rantai yang jauh Allcock dan Lampe, 1981.
2. Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus
Kekuatan tarik tensile strength menggambarkan kekuatan tegangan maksimum spesimen untuk menahan gaya yang diberikan. Perpanjangan
pada saat putus elongation at break adalah pertambahan panjang yang dihasilkan oleh ukuran tertentu panjang spesimen akibat gaya yang
diberikan pada saat putus Sutiani, 1997.
Istilah yang digunakan dalam pengukuran kekuatan tarik antara lain tegangan stress yaitu gaya yang diberikan pada sampel dan regangan
strain yaitu perpanjangan sampel saat ditarik Allcock dan Lampe, 1981.
Menurut Allcock dan Lampe 1981, respon sampel terhadap tegangan maupun regangan tergantung dari rata-rata kecepatan tekanan
atau kekuatan yang diberikan kepadanya. Jika ditarik tiba-tiba dengan kekuatan tinggi maka suatu bahan bisa langsung patah. Jika ditarik dengan
kecepatan yang lebih lambat maka bisa didapat bahan dengan elongasi dan daya tahan putus yang lebih baik. Hasil kekuatan tarik sampel akan
memberikan informasi yang digunakan dalam kurva tegangan-regangan stress-strain Gambar 6.
Gambar 6. Kurva tegangan-regangan Allcock dan Lampe, 1981.
3. Penentuan Titik Leleh T
m
dan suhu transisi gelas T
g
Titik leleh T
m
merupakan titik perubahan bentuk suatu polimer menjadi cairan liquid. Suhu transisi gelas T
g
merupakan titik perubahan dari sifat gelas kaku padat menjadi sifat karet elastis ataupun
termoplastik fleksibel. Alcock dan Lampe, 1981. Suhu transisi gelas T
g
didapatkan dari proses pendinginan polimer yang telah dilelehkan. Polimer yang benar-benar kristalin tidak
mempunyai suhu T
g
. Suhu T
g
hanya terdapat pada polimer yang mempunyai daerah amorf. Suhu T
g
pada polimer benar-benar amorf dapat
terukur dengan jelas, seperti pada polistiren, polimetil-metakrilat, PVC, dan sebagainya. Namun pada polimer semikristalin, suhu T
g
tidak dapat diukur dengan jelas karena suhu T
g
hanya terukur pada bagian atau daerah amorf pada polimer semikristalin tersebut. Nilai T
g
yang didapatkan tergantung metode pengukuran dan rata-rata kecepatan pengukuran
Rabek, 1983.
Gambar 7. Transisi Termal Polimer Allcock dan Lampe, 1981
Suhu T
g
bervariasi menurut struktur atom yang tersusun pada polimer tersebut, tipe gugus fungsi, dan penyusunan gugus fungsi tersebut.
Karakteristik dari suatu polimer sangat ditentukan oleh suhu T
g
Alcock dan Lampe, 1981.
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran T
m
maupun T
g
adalah dengan metode Differential Scanning Calorimetry DSC. Pada metode DSC, terdapat dua wadah logam, satu wadah untuk sampel dan
satu lagi untuk substansi zat kontrol. Kedua wadah logam ini dipanaskan oleh pemanas elektrik. Temperatur tiap wadah dikontrol dengan sensor
panas. Jika sampel menyerap panas pada saat transisi, perubahan ini akan dideteksi oleh sensor, yang berdampak pada aliran panas yang besar untuk
mengganti panas yang terserap. Oleh karena itu, penyerapan panas oleh
sampel menyebabkan aliran yang besar. Perubahan panas elektrik dapat dimonitor dengan akurat sehingga DSC dipandang sebagai pengukuran T
m
dan T
g
yang sensitif Allcock dan Lampe, 1981.
4. Fourier Transform Infra-Red Spectrofotometer FTIR