Bobot molekul suatu polimer dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain metode isolasi ekstraksi granula PHB dari biomassa
prokariotik, galur bakteri yang digunakan, waktu pemanenan sel, substrat yang digunakan, serta kondisi kultivasi suhu, tekanan
oksigen Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. Brandl et al 1990 di dalam Atkinson dan Mavituna 1991 tidak menyebutkan
metode isolasi, galur bakteri, waktu pemanenan sel, substrat, serta kondisi kultivasi yang digunakan untuk pembentukan PHB-nya, tetapi
apabila dalam proses pembentukan bioplastik PHB terdapat salah satu faktor yang berbeda maka bioplastik yang dihasilkan akan mempunyai
bobot molekul yang berbeda. Perpanjangan putus bioplastik PHA pati sagu yang lebih rendah menunjukkan bobot molekul yang lebih rendah
dari PHB menurut Brandl et al 1990 di dalam Atkinson dan Mavituna 1991 yaitu lebih rendah dari nilai 1.10
5
.
d. Analisa Hubungan Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus
Hasil dari
pengukuran kekuatan
tarik dan
pengukuran perpanjangan putus bioplastik dihubungkan dalam kurva yang disebut
sebagai kurva tegangan-regangan stress-strain curve. Tiap formulasi bioplastik yang dihasilkan Tween20 0, 5, 10, dan 15,
diplotkan pada kurva yang berbeda-beda untuk menunjukkan perbedaan karakteristik dari bioplastik yang dihasilkan.
Dari keempat kurva tegangan-regangan bioplastik yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai perpanjangan putus regangan terbesar terdapat
pada bioplastik dengan konsentrasi Tween20 sebesar 5. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik terbaik bioplastik yang dihasilkan
berdasarkan sifat elastisitasnya terdapat pada bioplastik Tween20 5.
Gambar 15. Kurva tegangan-regangan bioplastik.
Kurva tegangan-regangan dapat menggambarkan tipe karakteristik bahan polimer. Menurut Allcock dan Lampe 1981, terdapat lima tipe
karakteristik bahan polimer berdasarkan kurva tegangan-regangan yang dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Karakteristik kurva tegangan-regangan lima tipe bahan polimer Allcock dan Lampe, 1981
Berdasarkan lima tipe bahan menurut Allcock dan Lampe 1981, kurva tegangan-regangan bioplastik PHA yang dihasilkan tanpa
penambahan pemlastis Tween20 0 menunjukkan karakteristik bahan polimer tipe c yaitu tipe karakterisitik kaku dan rapuh. Hal ini
ditunjukkan oleh tingginya kekuatan tarik bahan polimer dibandingkan perpanjangan putusnya. Namun seiring dengan penambahan pemlastis,
kurva tegangan-regangan bioplastik cenderung menuju tipe kurva a yaitu tipe karakteristik elastis namun lemah.
Berdasarkan karakteristik tegangan-regangan bahan bioplastik yang dihasilkan, aplikasi yang cocok untuk bioplastik tersebut yaitu
sebagai bahan penyalut obat lepas lambat slow release medicine. Obat lepas lambat berbeda dari obat lainnya dalam hal kecepatan
pengeluaran zat aktif dalam obat tersebut. Menurut Sinaga 2004 obat yang dikapsulkan semata-mata untuk menutupi rasa atau baunya yang
tidak enak, menggunakan bahan kapsul yang larut air. Zat aktif dalam obat tersebut akan segera dikeluarkan jika sudah masuk dalam tubuh
karena sifat penyalutnya yang larut air. Namun pada obat lepas lambat mempunyai tujuan khusus. Obat-obat lepas lambat slow release
medicine dirancang untuk bekerja secara bertahap, 8 jam, 12 jam, 24 jam atau lebih. Zat aktifnya dilepas sedikit demi sedikit dari
formulasinya untuk diserap oleh tubuh dan bekerja dalam waktu yang cukup panjang. Dosisnya sudah diatur sedemikian rupa sehingga
penyerapannya oleh tubuh sesuai dengan keperluan Sinaga, 2004. Mekanisme kerja obat lepas lambat slow release medicine dapat
dilihat pada Gambar 17. Bahan penyalut untuk obat lepas lambat slow release medicine ini harus mempunyai karakteristik tidak larut air
supaya tidak mudah terdegradasi pada tubuh mengandung 80 air. Sifat PHA yang tidak larut air cocok dengan karakteristik yang
diperlukan sebagai bahan penyalut untuk obat lepas lambat slow release medicine.
Gambar 17. Mekanisme kerja obat lepas lambat slow release medicine Allcock dan Lampe, 1981
Hal yang perlu diperhatikan bahan penyalut untuk obat lepas lambat slow release medicine adalah kecepatan degradasinya dalam
tubuh, serta sifat bahannya yang tidak beracun. Bioplastik PHA dapat terdegradasi dalam tubuh melalui reaksi enzimatis. Enzim
depolymerase yang terdapat dalam tubuh manusia dapat memecah polimer PHA menjadi monomer-monomernya. Hasil degradasi PHA
yaitu asam D--3-hidroksialkanoat merupakan bahan metabolit intermediat pada semua organisme tingkat tinggi termasuk manusia.
Monomernya dapat berperan sebagai metabolisme lipid dan berfungsi sebagai sumber energi bagi jaringan tubuh terutama hati dan otak
Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. Tween20 merupakan satu jenis pemlastis dari golongan asam lemak tersubstitusi. Tween20
merupakan turunan
dari PEG-sorbitan
monolaurat. Sorbitan
monolaurat sendiri merupakan hasil esterifikasi antara sorbitol dan asam laurat. Tween20 bersifat tidak beracun non toxic karena terbuat
dari bahan alami yaitu minyak kelapa dan bersifat biodegradabel. WHO World Health Organization menyebutkan bahwa jumlah
konsumsi Tween20 yang dapat diterima tubuh manusia sekitar 0-25 mgkg berat tubuh Anonim
c
, 2006.
e. Analisa Gugus Fungsi