Analisa Sifat Termal Hasil Karakterisasi Bioplastik a. Densitas

Tabel 8. Identifikasi Gugus Fungsi Bioplastik Bioplastik 0 Tween20 Bioplastik 5 Tween20 No Bilangan Gelombang cm -1 Inten- sitas Identifikasi Bilangan Gelombang cm -1 Inten- sitas Identifikasi 1 3440,38 sedang NH amida protein 2969,83 sedang OH ikatan hidrogen 2 2974,79 sedang OH karboksilat 2877,27 sedang CH stretching 3 2931,13 tajam 1722,51 tajam C=O ester 4 2854,13 sedang CH 1457,92 rendah ttd 5 1751,04 tajam C=O ester 1380,78 rendah CH 3 6 1455,57 sedang CH 2 1283,92 sedang C-O ester 7 1380,61 tajam CH 3 1227,35 sedang C-O ester 8 1310,87 tajam N=O 1132,58 sedang C-O eter 9 1310,87- 1064,10 tajam C-O-C polimer 1055,60 sedang C-O eter 10 979,65- 462,83 sedang ttd 979,66- 516,82 rendah ttd Catatan: Berdasarkan Nur dan Adijuwana, 1989 Gugus fungsi PHA Gugus fungsi Tween20 ttd = tidak diketahui

f. Analisa Sifat Termal

Sifat termal suatu polimer ditentukan oleh titik leleh melting point, T m maupun suhu transisi kaca glass transition temperature, T g . Hasil analisa sifat termal DSC pada bioplastik Tween20 0 dan bioplastik Tween20 5 dapat dilihat pada Gambar 19. Pada hasil analisa termal DSC bioplastik Tween20 0 Gambar 19.a terlihat bahwa terdapat dua puncak penyerapan energi untuk melelehkan sampel titik leleh, T m yaitu sebesar 13,91 Jg pada suhu 149,84 o C serta 73,76 Jg pada suhu 168,72 o C. Dua titik leleh menunjukkan terdapatnya dua buah komponen pada bioplastik 0 Tween20. Komponen dengan titik leleh sebesar 168,72 o C merupakan komponen PHB karena menurut Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed 1988 titik leleh PHB bervariasi di antara 157 o C – 188 o C. Puncak penyerapan energi yang tajam pada suhu tersebut menunjukkan bahwa PHB merupakan komponen dominan penyusun bioplastik tersebut. Komponen dengan titik leleh sebesar 149,84 o C, diduga sebagai pengotor bioplastik karena bioplastik yang dihasilkan tidak 100 murni PHB tetapi terdapat komponen-komponen lain seperti protein + 2 Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988. a b Gambar 19. Hasil analisa termal DSC pada bioplastik Tween20 0 a dan bioplastik Tween20 5 b Pada hasil analisa termal DSC bioplastik Tween20 5 Gambar 19.b terlihat adanya tiga titik leleh komponen penyusun bioplastik yaitu 30,54 o C, 144,54 o C dan 163,88 o C. Komponen dengan titik leleh sebesar 163,88 o C merupakan komponen PHB sesuai dengan pernyataan Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed 1988. Dua komponen lainnya merupakan komponen pengotor. Bertambahnya komponen pengotor disebabkan oleh ditambahkannya pemlastis ke dalam bioplastik yang dihasilkan. Komponen PHB pada bioplastik Tween20 5 mempunyai titik leleh yang lebih rendah 163,88 o C jika dibandingkan titik leleh komponen PHB pada bioplastik 0 Tween20 168,72 o C. Hal ini disebabkan komponen PHB pada bioplastik 5 Tween20, tidak murni PHB tetapi sudah berikatan hidrogen dengan molekul Tween20. Hal ini sesuai dengan pernyataan Figuly 2004 yang menyatakan bahwa pemlastis yang ditambahkan dapat menurunkan titik leleh komposisi. Penurunan titik leleh inilah yang diinginkan setelah penambahan pemlastis karena dengan titik leleh yang lebih rendah pemrosesan bioplastik dengan metode pelelehan dapat dilakukan karena rentang antara suhu pelelehan dengan suhu degradasi bioplastiknya semakin jauh. Hasil analisa termal DSC baik pada bioplastik 0 Tween20 maupun bioplastik 5 Tween20 tidak memperlihatkan adanya suhu transisi gelas T g . Hal ini disebabkan karena bioplastik PHA merupakan jenis polimer semikristalin yang memiliki daerah kristalin maupun daerah amorf. Jenis polimer yang benar-benar kristalin tidak memiliki daerah amorf tidak mempunyai suhu T g . Jenis polimer yang benar-benar amorf tidak memiliki daerah kristalin, suhu T g -nya dapat terukur dengan jelas. Namun pada polimer semikristalin, suhu T g tidak dapat diukur dengan jelas karena suhu T g hanya terukur pada daerah amorf pada polimer semikristalin tersebut Rabek, 1983.

g. Derajat kristalinitas

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Bahan Pemlastis Tributil Fosfat Pada Media Pendegradasi Padat dan Cair Buatan

0 4 73

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat, Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Dalam Proses Biodegradasi Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Pada Media Air Secara Aerobik

2 35 109

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79