Polioksietilen-20-Sorbitan Monolaurat PEMLASTIS

pemlastis disebabkan oleh terbentuknya ikatan hidrogen antara molekul polimer dengan molekul pemlastis. Ikatan hidrogen adalah ikatan lemah yang menghubungkan atom hidrogen pada satu molekul dengan atom elektronegatif pada molekul lain. Ikatan hidrogen terjadi pada molekul yang mengandung atom H yang terikat secara kovalen dengan atom yang sangat elektronegatif seperti F, N, atau O Companion, 1991. Pada ujung rantai PHA terdapat dua gugus OH, dimana atom H pada gugus tersebut berikatan secara kovalen dengan atom O. Atom O merupakan atom dengan elektronegativitas yang sangat tinggi dan karena jarak yang dekat antara atom O dan atom H, maka atom O akan menarik elektron dari atom H. Kondisi inti hidrogen yang hampa elektron, menyebabkan terbentuknya ujung positif dipol yang kuat δ+ dan mencari daerah berkerapatan elektron tinggi seperti misalnya atom elektronegatif mempunyai muatan δ- yang terdapat pada rantai tetangganya. Hasilnya adalah tarik menarik antarrantai yang dinamakan ikatan hidrogen antarmolekul. Menurut Syarifuddin 1994, ikatan hidrogen dapat terbentuk antara atom H pada gugus hidroksil OH dengan atom O pada gugus hidroksil OH maupun gugus karboksil C=O. Sifat yang harus dimiliki suatu pemlastis adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun serta tidak mudah terbakar. Dalam pemilihan pemlastis hal-hal yang harus diperhatikan antara lain kecocokan dengan resin, permanen atau tidaknya pemlastis tersebut dan efisiensi penggunaannya Beeler dan Finney di dalam Anonim, 1982.

2. Polioksietilen-20-Sorbitan Monolaurat

Polioksietilen-20-sorbitan monolaurat atau yang lebih dikenal dengan nama Tween20 merupakan pemlastis dari golongan asam lemak tersubstitusi Figuly, 2004. Zat cair ini merupakan turunan dari PEG polietilen glikol dan sorbitan turunan dari sorbitol yang direaksikan dengan asam lemak Anonim c , 2006. Polioksietilen dihasilkan dari monomer etilen oksida oksietilen melalui reaksi radikal bebas dengan struktur umum -OCH 2 CH 2 n OH. Sorbitan merupakan produk dehidrogenasi dari gula alkohol alami yaitu sorbitol. Sorbitan dapat diesterifikasi langsung dengan asam lemak dan sorbitan ester yang dihasilkan dapat dikondensasikan langsung dengan polioksietilen membentuk polioksietilen-sorbitan-ester Taylor, 1980. Reaksi pembentukan polioksietilen-20-sorbitan monolaurat dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Reaksi pembentukan polioksietilen-20-sorbitan monolaurat Taylor, 1980. Asam laurat penyusun struktur Tween20 umumnya berasal dari minyak kelapa. Struktur molekul Tween20 yaitu C 58 H 114 O 26 , bersifat relatif stabil dan tidak beracun. Tween20 banyak digunakan sebagai emulsifier nonionik maupun stabilizer pada produk-produk kosmetik dan produk farmasi. Emulsifier nonionik adalah senyawa organik yang mempunyai karakteristik hidrofilik pada satu bagian dan karakteristik hidrofobik pada bagian yang lain. Emulsifier tipe ini tidak membentuk reaksi ionik seperti tipe emulsifier lainnya Anonim a ,1982. Menurut World Health Organization WHO, Tween20 aman dikonsumsi manusia dengan batas konsumsi setiap hari sebesar 0-25 mgkg berat tubuh Anonim c , 2006. G. PENGUJIAN KARAKTERISTIK BIOPLASTIK Polimer banyak digunakan di berbagai aplikasi. Tiap aplikasi umumnya membutuhkan karakteristik plastik yang spesifik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap plastik untuk menentukan kelemahan dan kelebihan plastik tersebut Allcock dan Lampe, 1981. Pengujian yang penting dari suatu bahan polimer antara lain densitas, titik leleh T m , glass transition temperature T g , reologi, konduktifitas, kekuatan tarik, permeabilitas gas, ketahanan terhadap radiasi kimia, dan sebagainya Knapczyk dan Simon di dalam Kent, 1992. Fourier tranform infrared spectrofotometer FTIR merupakan analisis penting pada biopolimer untuk mengetahui struktur suatu polimer secara detail. Analisis derajat kristalinitas juga perlu dilakukan karena karakteristik fisik biopolimer seperti PHB sangat dipengaruhi oleh derajat kristalinitasnya Lafferty et al di dalam Rehm dan Reed, 1988.

1. Densitas

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Bahan Pemlastis Tributil Fosfat Pada Media Pendegradasi Padat dan Cair Buatan

0 4 73

Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik dari Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha pada Hidrolisat Pati Sagu dengan Penambahan Dimetil Ftlat (DMF)

0 19 102

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat, Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Dalam Proses Biodegradasi Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Pada Media Air Secara Aerobik

2 35 109

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79