Penelitian mengenai Perdagangan Intra ASEAN Penelitian mengenai Gravity Model

memiliki nilai multiplier tenaga kerja yang besar sehingga lebih mampu mempengaruhi peningkatan penyerapan tenaga kerja.

2.4.2 Penelitian mengenai Perdagangan Intra ASEAN

Napitupulu 2007 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan beras Intra ASEAN. Hasil yang diperoleh dari usaha pengumpulan informasi secara deskriptif bahwa beras menjadi bahan pangan utama disetiap negara ASEAN dan pemerinntah setempat merumuskan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mencapai kondis ketahanan pangan. Swasembada beras dicapai Indonesia pada tahun 1984, Vietnam pada tahun 1987, Filipina pada tahun 1978, dan Kamboja pada tahun 1995. Thailand, Indonesia, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Filipina memiliki produksi beras yang lebih besar daripada konsumsi domestiknya. Sedangkan Brunei Darussalam dan Malasyia mengalami defisit. Dari hasil chow test, analisis gravity model menggunakan metode fixed effect dengan estimasi GLS. R 2 yang diperoleh 49,57 persen. Faktor yang berpengaruh nyata pada taraf 5 persen yaitu GDP negara asal impor, populasi negara tujuan impor, konsumsi beras negara asal impor, konsumsi beras negara tujuan impor dan nilai tukar terhadap USD negara tujuan impor. Selanjutnya, Anisa 2004 juga menganalisis mengenai faktor yang mempengaruhi perdagangan bilateral intra ASEAN dengan menggunakan gravity model khususnya pada enam negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malasyia, Singapura, Filipina dan Thailand. Hasil yang diperoleh dari analisis bersama seluruh anggota adalah variabel GDP, populasi, dan jarak mempengaruhi perdagangan bilateral negara-negara anggota ASEAN. Hasil uji Chow test memberikan hasil bahwa pada periode sebelum dan sesudah krisis pengaruh faktor-faktor tersebut pada perdagangan bilateral intra-ASEAN berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Meskipun faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing negara berbeda, secara simultan seluruh faktor- faktor tersebut berpengaruh pada perdagangan bilaterla intra-ASEAN masing- masing negara.

2.4.3. Penelitian mengenai Gravity Model

Analisis aliran perdagangan komoditas karet alam Indonesia dan faktor- faktor yang mempengaruhinya di negara tujuan kasus lima negara tujuan ekspor utama diteliti oleh Sinaga 2007 dengan menggunakan Gravity model sebagai model kuantitatif. Dalam penelitian tersebut, disusun enam variabel penduga yaitu GDP negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak dengan negara tujuan, nilai tukar USD terhadap mata uang negara tujuan, konsumsi karet sintesis negara tujuan, dan nilai ekspor produk ban negara tujuan. Hasil yang diperoleh dari negara tujuan utama adalah sektor industri negara tujuan berperan besar dalam pembentukan GDP negara tersebut. Hal ini terlihat dari pemasukan sektor industri negara tujuan terhadap GDP yaitu: Amerika Serikat sebesar 20,4 persen, Jepang sebesar 25,8 persen, Cina sebesar 47,8 persen, Singapura sebesar 33,9 persen dan Jerman sebesar 29,6 persen. Nilai R 2 yang menunjukkan goodness of fit dari gravity model yang dibentuk adalah sebesar 66,8 persen yang berarti faktor terbesar yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia ke negara tujuan adalah variabel GDP negara tujuan dan nilai ekspor produk ban negara tujuan. Yunita 2006 selanjutnya meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia dengan menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal. Variabel dependen yang digunakan adalah volume ekspor biji kakao Indonesia menurut negara tujuan, sedangkan variabel independen meliputi GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga biji kakao Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan kualitas biji kakao Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh R-Sq adj sebesar 69,1 persen, yang berarti bahwa 69,1 persen perubahan volume ekspor biji kakao Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah bebas dalam model, sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Dengan kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor biji kakao Indonesia ke negara- negara tujuan. Pulungan 2006 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan arang tempurung kelapa Indonesia. Analisis ini menggunakan metode kuantitatif denga menggunakan gravity model dengan persamaan tunggal. Berdasarkan hasil regresi terhadap gravity model yang disusun diperoleh koefisien determinasi R 2 sebesar 72,8 persen yang berarti 72,8 persen perubahan volume ekspor arang tempurung kelapa Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah- peubah bebas dalam model, sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa hanya ada tiga variabel yang berpengaruh nyata pada taraf 5 persen atau signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen terhadap volume ekspor arang tempurung kelapa Indonesia. III. KERANGKA PEMIKIRAN Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini dalam sub bab kerangka pemikiran teoritis dan alur pemikiran penulis mengenai topik penelitian ini dalam sub bab kerangka pemikiran operasional. Pada bab ini juga akan diulas mengenai hipotesis-hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, dimana hipotesis tersebut menjadi jawaban sementara dari permasalahan yang kebenarannya akan diuji secara empiris.

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis