khususnya dalam perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil TPT. Hal ini tergantung dari kemampuan negara tersebut untuk memperbaiki kualitas faktor-
faktor produksinya dan daya saing tekstil di pasar perdagangan yang menjadi dasar kepercayaan negara lain untuk turut dalam perdagangan ASEAN.
1.2 Perumusan Masalah
Pasar bersama
ASEAN merupakan
fokus dalam melaksanakan kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN dalam rangka pencapaian perdagangan yang
efektif dan efisien di dalam negeri. Beberapa negara ASEAN yang menjadi negara eksportir dan importir terbesar TPT berupaya meningkatkan jumlah ekspor dan
impornya dari tahun ke tahun. Perkembangan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil TPT tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil TPT Negara-Negara ASEAN Tahun 2002-2006 dalam juta USD
Negara 2002
2003 2004
2005 2006
Brunei Darussalam
22,177 35,954
52,777 33,323
32,150 Malaysia 37,548
46,641 40,471
39,902 43,078
Indonesia 35,939 44,871
50,066 56,553 51,694
Kamboja 1,319
2,399 1,249
1,261 1,777
Vietnam 0 7,681
9,931 9,391
Myanmar Filipina 3,685
2,165 3,308
2,848 2,455
Thailand 24,473 28,707
34,645 35,439
31,898 Singapura 32,643
44,753 50,526
142,967 156,324
Laos 0 0,067
0,043 0,007
Sumber: ASEAN Secretariat diolah
Tabel 5 memperlihatkan bahwa perkembangan ekspor TPT negara-negara ASEAN dari tahun 2002-2006 mengalami fluktuatif. Akan tetapi, Singapura
sebagai salah satu negara industri yang berkembang memiliki ekspor yang semakin meningkat sepanjang tahun 2002-2006. Ekspor terbesar selama selang
waktu tersebut berada pada tahun 2006, hal ini menunjukkan bahwa posisi strategis pelabuhan laut dan brand TPT Singapura yang cukup terkenal menjadi
faktor pendukung perdagangan TPT negara tersebut. Sementara itu, negara Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, Thailand memiliki ekspor yang fluktuatif
dengan jumlah yang masih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Ekspor terbesar sepanjang tahun 2002-2006 berada pada tahun 2004 untuk negara Brunei
Darussalam yaitu sebesar 52,777 juta USD, tahun 2003 untuk Malaysia sebesar 46,641 juta USD, tahun 2005 untuk Indonesia dan Thailand berturut-turut sebesar
56,553 juta USD dan 35,439 juta USD. Akan tetapi, negara Myanmar sepanjang tahun 2002-2006 tidak melakukan ekspor TPT yang disebabkan tidak terdapat
kemampuan produksi TPT domestik. Negara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia dan Thailand
sebagai negara eksportir terbesar juga memiliki impor yang besarnya fluktuatif. Kondisi impor negara-negara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 6. Singapura
sebagai negara eksportir TPT terbesar juga memiliki jumlah impor yang cukup besar dan berfluktuasi. Impor terbesar Singapura berada pada tahun 2002 sebesar
690,8025 juta USD
.
Sementara itu, Malaysia memiliki impor terbesar pada tahun 2004 yaitu sebesar 13,9945 juta USD dimana pada tahun yang sama terjadi
penurunan ekspor TPT Malasyia yang berarti bahwa Malaysia harus memenuhi peningkatan kebutuhan TPT domestik pada tahun tersebut. Penurunan impor TPT
terjadi di Brunei Darussalam dari tahun 2002-2004. Sementara, pada tahun tersebut negara Brunei Darussalam mengalami peningkatan ekspor TPT ke
negara-negara ASEAN. Untuk Indonesia dan Thailand, impor TPT berfluktuasi sepanjang periode 2002-2005.
Tabel 6. Impor Tekstil dan Produk Tekstil TPT Negara-negara ASEAN Tahun 2002-2006 dalam juta USD
Negara 2002
2003 2004
2005 2006
Brunei Darussalam 10,4457
9,9069 9,9966
10,2151 10,7539
Malaysia 9,4128 12,8886
13,9945 12,4387
11,2922 Indonesia 1,0277
2,7760 6,2075
3,9574 2,9027
Kamboja 0,2156 0,4476
0,3457 0,7087
0,1893 Vietnam 0
2,2157 2,4184
4,1053 Myanmar 1,2220
0,9469 0,3609
0,1836 0,0835
Filipina 1,7258 3,0637
3,9363 4,8764 4,8139
Thailand 2,4456 3,4574
5,3918 6,7792
9,3566 Singapura 690,8025
594,3988 583,9496
647,1218 674,6957
Laos 0 0,7260
0,3138 0,2775
Sumber: ASEAN Secretariat diolah
Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil TPT didominasi oleh negara Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam. Fluktuasi
perdagangan yang terjadi di lima negara ASEAN tersebut tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti negara Thailand, peningkatan perdagangan TPT
terjadi pada selang waktu 2002-2005 yaitu sebesar 26,9196 juta USD untuk tahun 2002, 32,1651 juta USD untuk tahun 2003, 40,0373 juta USD untuk tahun 2004,
dan sebesar 42,2187 juta USD untuk tahun 2005. Tetapi, pada tahun 2006 perdagangan TPT negara Thailand mengalami penurunan menjadi 41,2551 juta
USD. Penurunan tersebut tidak jauh berbeda dari jumlah tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berarti negara Thailand masih mampu untuk meningkatkan perdagangan
TPT dalam negeri. Demikian halnya dengan negara Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam yang menunjukkan tren volume perdagangan yang
berfluktuasi sepanjang tahun 2002-2006. Sementara itu, negara Singapura memiliki total perdagangan total trade yang semakin meningkat sepanjang
tahun 2003-2006 yaitu sebesar 639,1520 juta USD untuk tahun 2003 meningkat menjadi 831,0202 juta USD pada tahun 2006.
Tabel 7. Total Perdagangan Total Trade Tekstil dan Produk Tekstil
Negara-Negara ASEAN Tahun 2002-2006 dalam juta USD
Negara 2002
2003 2004
2005 2006
Brunei Darussalam
32,6237 45,8611 62,7741
43,5390 42,9047
Malaysia 46,9612 59,5295
54,4658 52,3404
54,3705 Indonesia 36,9671
47,6472 56,2735
60,5106 54,5963
Thailand 26,9196 32,1651
40,0373 42,2187
41,2551 Singapura 723,4462 639,1520
634,4758 790,0889
831,0202 Sumber: ASEAN Secretariat diolah
Salah satu faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan suatu negara yaitu besarnya GDP. Besarnya perkembangan GDP suatu negara menjadi faktor
penting yang menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu negara. GDP juga menggambarkan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu produk.
Semakin besar GDP maka semakin besar pula produk yang diproduksi sehingga dapat meningkatkan supply serta ekspor negara tersebut cateris paribus
Napitupulu, 2007. Tabel 8 menunjukkan besarnya GDP negara-negara ASEAN pada tahun 2002-2006. Peningkatan GDP Brunei Darussalam pada tahun 2002-
2006 menunjukkan bahwa aliran perdagangan Brunei Darussalam ke negara- negara ASEAN lainnya semakin meningkat baik itu dari sisi impor maupun
ekspornya. Demikian halnya, negara Malaysia, Singapura, Thailand dan Indonesia yang memperlihatkan bahwa GDP menjadi faktor yang berperan penting bagi
perdagangan masing-masing negara tersebut. Peningkatan GDP negara Singapura
sepanjang tahun 2002-2006 diikuti aliran perdagangan baik ekspor dan impor TPT Singapura yang semakin meningkat sepanjang tahun yang sama.
Tabel 8. GDP Negara-negara ASEAN Tahun 2002-2006 Milyar USD
Negara 2002
2003 2004
2005 2006
Brunei Darussalam 6,03
6,71 8,12
9,53 11,93
Kamboja 4,01 4,65
5,29 6,25
7,34 Indonesia 203,78
237,88 231,05
282,23 371,26
Laos 1,72 2,11
2,48 2,86
3,31 Malaysia 95,27
103,99 124,75
137,42 162,13
Myanmar 0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 Filipina 74,58
77,68 86,58
102,47 122,47
Singapura 90,81 94,60
111,12 116,72
136,93 Thailand 126,31
149,46 166,15
172,74 216,88
Vietnam 34,80 39,30
45,45 52,78
60,52 Sumber: ASEAN Statistical Yearbook beragam tahun
Kenaikan dan penurunan nilai tukar juga menjadi instrumen penting dalam menentukan aliran perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil TPT. Nilai tukar
merepresentasikan harga domestik relatif terhadap harga dunia. Apresiasi dan depresiasi mata uang domestik terhadap USD mempengaruhi besar ekspor dan
impor komoditi suatu negara. Bagi Tekstil dan Produk tekstil TPT, nilai tukar memberikan dampak bagi ekspor dan impor bagi negara-negara ASEAN.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1. Bagaimana keragaan Tekstil dan Produk Tekstil TPT intra-ASEAN?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aliran perdagangan Tekstil dan
Produk Tekstil TPT intra- ASEAN?
1.3 Tujuan Penelitian