10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Slameto 2010:2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa akibat dari belajar adalah
perubahan tingkah laku secara keseluruhannya yang ditimbulkan adanya pengalaman. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Nini 2012:85
bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses tertentu. Namun demikian tidak semua perubahan tingkah
laku itu disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga dikarenakan oleh proses alamiah atau keadaan sementara pada diri seseorang.
Syah 2010:90 menjelaskan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku dalam hal ini merupakan perubahan tingkah laku
secara positif, jadi perubahan tingkah laku secara negative tidak dipandang sebagai proses belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
perubahan sikap maupun tingkah laku yang dilakukan oleh individu melalui proses tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.2 Teori-Teori Belajar
Menurut Syah 2010:103-110 terdapat 4 teori-teori pokok belajar. Teori- teori tersebut antara lain:
1 Koneksionisme Teori ini berawal dari percobaan Edward Thorndike yang dilakukan
pada seekor kucing untuk mengetahui fenomena tentang belajar. Dari hasil percobaan itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah hubungan
antara stimulus dan respon. Teori ini juga dikenal juga denga sebutan “Trial and Error Learning”. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Thorndike, ditemukan bahwa jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan maka hubungan antara stimulus dan respon juga
akan semakin kuat, sebaliknya semakin tidak memuaskan mengganggu efek yang dicapai respon semakin lemah hubungan
stimulus dan respon tersebut. 2 Pembiasaan klasik Classical Conditioning
Teori ini dikembangkan oleh seorang ilmuan Rusia bernama Ivan Pavlov. Pada eksperimen yang ia lakukan Ian Pavlov menggunakan
anjing untuk eksperimen.Teori ini hampir sama dengan teori koneksionisme, dalam teori ini dikemukakan bahwa apabila stimulus
yang diadakan selalu disertai dengan stimulus penguat, stimulus tadi cepat atau lambat akan menimbulkan respon atau perubahan.
3 Pembiasaan perilaku respon Respon dalam teori ini terjadi tanpa didahului oleh stimulus,
melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforce. Reinforce sesungguhnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan
timbulnya sejumlah respon tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya.
4 Teori pendekatan kognitif Teori ini adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang telah
memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi pendidikan. Pendekatan kognitif lebih menekankan arti
penting proses internal mental manusia. Para ahli kognitif berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan
diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya. Sehingga belajar pada
asasnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang bersifat jasmaniah.
2.1.3 Jenis-Jenis Belajar