sambung-menyambung dari waktu-kewaktu. Evaluasi belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan dimaksudkan agar evaluator
guru, dosen, dan lain-lain dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan
kebijaksanaan yang perlu diambiluntuk masa selanjutnya.
3. Prinsip Objektivitas. Prinsip ini mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subejektif.
2.2.3 Ciri-Ciri Evaluasi Hasil Belajar.
Agar evaluasi belajar yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang maksimal maka saat melaksanakan evaluasi hasil belajar harus memperhatikan
ciri-ciri evaluasi hasi belajar.Menurut Sudijono 2009:33-38 terdapat lima ciri- ciri evaluasi hasil belajar, yaitu:
1. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar siswa, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung.
2. Pengukuran dilakuakan dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa dan pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat
kuantitatif atau lebih sering menggunakan symbol-simbol angka. 3. Kegiatan evaluasi hasil belajar pada umumnya menggunakan unit atau
satuan yang tetap. 4. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari waktu adalah bersifat
relatif. Hal ini berarti bahawa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar siswa itu pada umumnya tidak selalu menunjukka
kesamaan atau keajegan.
5. Pada kegiatan evaluasi hasil belajar sulit untuk dihindarkan terjadinya kekeliruan pengukuran.
2.2.4 Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Saat melaksanakan evaluasi, yang tidak kalah penting adalah teknik dalam melakaukan evaluasi hasil belajar. Pemilihan teknik yang digunakan dapat
mempengaruhi hasil dari evaluasi hasil belajar yang dilakukan. Teknik evaluasi hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu, teknik tes dan teknik non tes.
A. Teknik Tes Menurut Sudijono 2009-66, tes adalah cara yang dapat
dipergunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah- perintah. Serta dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi. Secara umum tes memiliki dua macam fungsi,yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap siswa, dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tetentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhaslan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, atau telah dicapai. B. Teknik Non Tes
Menurut Sudijono 2009:76-90 teknik non tes terdiri dari 4 teknik, yaitu:
1. Pengamatan observasi, adalah cara menghimpun bahan-
bahan keterangan data yng dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan.
2. Wawancara, adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditentukan. 3.
Angket, juga dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Angket ini lebih mudah dilakukan daripada wawancara,
hanya saja jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai dengan jawaban yang sebenarnya. Apalagi jika pertanyaa-
pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk memberikan
jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada pihak penilai.
4. Pemeriksaan dokumen.
2.3 Kepercayaan Diri