8
Buku Guru Kelas III SD
4. Meragamkan Cara Mengajar
“Seorang junzi mengerti apa yang sulit dan yang mudah dalam proses belajar, dan mengerti kebaikan dan
keburukan kualitas peserta didiknya, dengan demikian dapat meragamkan cara mengasuhnya. Bila ia dapat meragamkan
cara mengasuh, barulah kemudian ia benar-benar mampu menjadi pendidik. Bila ia benar-benar mampu menjadi
pendidik, barulah kemudian ia mampu menjadi kepala departemen. Bila ia benar-benar mampu menjadi kepala,
barulah kemudian ia mampu menjadi pimpinan Negara. Demikianlah, karena pendidik orang dapat belajar menjadi
pemimpin. Maka, memilih guru tidak boleh tidak hati-hati. Di dalam catatan tersurat, “Tiga raja dari keempat dinasti itu
semuanya karena guru, “ini kiranya memaksudkan hal itu.”
Li Ji XVI: 16 “Orang yang memahami ajaran lama dan dapat
menerapkannya pada yang baru, ia boleh dijadikan guru.” Lunyu II: 11
5. Lima Cara Mengajar
Seorang junzi mempunyai lima macam cara mengajar: a. Ada kalanya ia memberi pelajaran seperti menanam di
saat musim hujan. b. Ada kalanya ia menyempurnakan kebajikan muridnya.
c. Ada kalanya ia membantu perkembangan bakat muridnya.
d. Ada kalanya ia bersoal jawab. e. Ada kalanya ia membangkitkan usaha murid itu sendiri.”
Mengzi VII A: 40
6. Kesungguhan
Untuk segala hal, persoalan utamanya bukanlah mampu atau tidak mampu, tetapi kesungguhanlah yang akan
menentukan sebuah keberhasilan. Zi Gong bersanjak, “Betapa indah bunga Tang Di. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku
9
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.” Mendengar itu Nabi Kongzi bersabda, “Sesungguhnya engkau
tidak memikirkannya benar-benar. Kalau benar-benar apa artinya jauh.” Lunyu. IX: 31
Di dalam Kang Gao tertulis, “Berlakulah seumpama merawat bayi, bila dengan sebulat hati mengusahakannya,
meski tidak tepat benar, niscaya tidak jauh dari yang seharusnya. Sesungguhnya tiada yang harus lebih dahulu,
belajar merawat bayi baru boleh menikah. Daxue. Bab IX: 2
Zi Zhang berkata, “Seorang yang memegang kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan jalan suci
tetapi tidak sungguh-sungguh; ia ada, tidak menambah, dan tidak adapun tidak mengurangi.” Lunyu. XIX: 2