5
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri
masyarakat yang bajik dan bijak, dan dapat memahami mereka yang jauh, ini cukup untuk menggerakkan rakyat, tetapi belum
cukup untuk mengubah rakyat. Bila ingin mengubah rakyat dan menyempurnakan adat istiadatnya, dapatkah kita tidak harus
melalui pendidikan?” Li Ji. XVI: 1
D. Pendidikan yang Baik
Setelah memahami benar akan pentingnya pendidikan untuk mengubah masyarakat dan menyempurnakan adat istiadatnya,
tugas kita selanjutnya adalah bagaimana menyediakan ‘Pendidikan yang baik’. Jika pendidikan itu penting, tetapi tidak tersedia
pendidikan yang baik, sama artinya kita tidak mementingkan sesuatu yang penting. Para guru harus memahami bagaimana
pendidikan yang baik itu dapat terselenggara.
Seorang yang mengerti apa yang menjadikan pendidikan berhasil dan berkembang, dan mengerti apa yang menjadikan
pendidikan hancur, ia boleh menjadi pendidik bagi orang lain. Maka cara seorang yang bijaksana memberikan pendidikan
adalah Ia membimbing berjalan dan tidak menyeret sehingga menumbuhkan keharmonisan; ia menguatkan dan tidak
menjerakan, itu berarti memberi kemudahan; ia membuka jalan tetapi tidak menuntun sampai akhir pencapaian, menjadikan
orang berpikir. Hal ini menimbulkan keharmonisan, memberi kemudahan dan menjadikan orang berpikir, itu pendidikan yang
baik.”
“Hukum di dalam Da Xue mencegah sebelum sesuatu timbul, itulah dinamai memberi kemudahan; yang wajib
dan diperkenankan, itulah dinamai cocok waktu; yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang diberikan, itulah dinamai
selaras keadaan; saling memperhatikan demi kebaikan itulah dinamai saling menggosok. Empat hal inilah yang perlu diikuti
demi berhasil dan berkembangnya pendidikan.”
“Setelah permasalahan timbul, baru diadakan larangan akan mendatangkan perlawanan, itu akan menyebabkan
ketidakberhasilan. Setelah lewat waktu baru memberi pelajaran akan menyebabkan payah, pahit, dan mengalami kesulitan untuk
berhasil sempurna. Pemberian pelajaran yang lepas tak jelas
6
Buku Guru Kelas III SD
dan tidak sesuai akan mengakibatkan kerusakan dan kekacauan sehingga tidak terbina. Belajar sendirian dan tanpa sahabat
menyebabkan orang merasa sebatang kara dan tidak berkembang karena kekurangan informasi. Berkawan dalam berhura-hura
menjadikan orang melawan guru. Dan, berkawan dalam ber- maksiat akan menghancurkan pelajaran. Enam hal inilah yang
menjadikan pendidikan cenderung gagal.”
E. Guru yang Baik
1. Pengabdian dan Totalitas
Mengingat pentingnya pendidikan, maka harus tersedia seorang pendidik yang baik, yang akan menjalankan
pendidikan. Proses pendidikan akan dijalankan oleh seorang guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan.
Guru yang memandang profesinya sebagai panggilan nun jauh di sudut nuraninya, dia merasa terpanggil untuk
mendidik sesama dengan penuh pengabdian. Dengan begitu, maka ia akan mampu menginspirasi banyak peserta didik.
Kata-katanya akan diingat sepanjang masa oleh mereka yang menjadi peserta didiknya. Sikap dan perilakunya akan
menuntun dan mengarahkan mereka dalam mengarungi perjalanan menuju kehidupan sukses dan bermakna.
Dengan segala totalitas, kecintaan dan dedikasi, guru akan menjadi pelita bagi berjuta jiwa, jiwa para pembelajar. Kalau
saja setiap guru mampu terus berbenah diri, terus menjadi lebih baik dan lebih mengerti dari hari ke hari, niscaya generasi
mendatang juga akan jauh lebih membanggakan.
Mengajar tidak sekedar masuk kelas, bertemu peserta didik, menyuruh ini-itu, atau melarang ini-itu, semua orang dapat
melakukannya. Pandanglah ini sebagai suatu yang lebih dari sekedar mentransfer informasi dan ‘penjejalan’ pengetahuan.
Namun hadirkanlah kasih sayang dan kepedulian dengan segala rasa pengabdian, komitmen, kerendahan hati,
kreativitas, keikhlasan, dan karakter-karakter unggul di dalamnya. Mengajarlah dengan hati, membimbing dengan