35 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan
portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian,
tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolio peserta didik dapat mengetahui
kemampuan, keterampilan, dan minatnya.
2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara
peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing
atau loker masing-masing di sekolah. 4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara
penilaian kualitas karya para peserta didik. 6. Minta peser ta didik menilai kar yanya secara
berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini
dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan
untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai
jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan
diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi
anaknya.
36 Kelas VI SD
F. Lingkup Kompetensi Kelas VI
Peserta didik kelas VI yang berada di rentang usia 11-12 tahun seringkali tergolong usia kritis, usia berkelompok, dan usia
penyesuaian diri. Hal ini bisa kita lihat bahwa anak-anak usia ini seringkali disebut anak yang selalu bertanya dan kadang tidak
pernah puas dengan sebuah jawaban singkat dan pendek. Anak usia ini juga dikenal sangat menikmati kegiatan berkelompok
sehingga terbentuklah kelompok-kelompok karena satu kelas, satu wilayah tempat tinggal, senang dengan olah raga, memiliki
kegemaran, idola yang sama, dan sebagainya.
Penjelasan awal tentang karakteristik peserta didik kelas VI ini diperlukan untuk memikirkan topik-topik dan merancang
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mengacu pada tujuan PAK seperti tersebut di atas, maka
perumusan KD untuk kelas VI dimulai dengan upaya untuk memahami ibadah yang dikehendaki Allah. Manusia cenderung
memahami ibadah sebagai ritus atau ritual saja, padahal makna, motivasi, dan tujuan beribadah jauh lebih penting dari sekadar
ritus yang dijalani. Meskipun hal ini ditegaskan bukan untuk mengecilkan peran ritual peribadahan dalam kehidupan seorang
Kristen. Itulah sebabnya, peserta didik perlu memahami apa arti ibadah dan bagaimana melakukannya.
Pelajaran di kelas ini juga akan membicarakan tentang upaya membiasakan diri untuk beribadah sebagai wujud hubungan yang
akrab dengan Allah. Ibadah adalah bentuk aktivitas yang relevan untuk berbicara tentang hubungan manusia dengan Allah. Ibadah
adalah aktivitas yang paling mudah diamati untuk menujukkan kualitas relasi manusia dengan Allah, meskipun itu bukan aktivitas
satu-satunya.
Kemudian, lebih dalam lagi. Pelajaran-pelajaran pada buku ini juga berbicara tentang melayani sesama sebagai wujud ibadah.
Dalam pemahaman iman Kristiani, ibadah yang sejati terwujud dalam perbuatan sehari-hari, yakni melayani sesama. Allah tidak
menghendaki doa-doa atau ritual-ritual peribadahan yang tidak berkorelasi dengan kehidupan sehari-hari. Allah menginginkan
umat yang beribadah kepada-Nya adalah umat yang melayani
37 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
sesama dengan mengusahakan keadilan, keamanan, kesejahteraan, belas kasih, dan pemberdayaan masyarakat yang
dianggap lemah dan tersisih.
Dan pada akhirnya, ibadah yang seutuhnya adalah seluruh sikap hidup manusia. Bagian ini menjadi bagian akhir buku ini. Kegiatan
seperti belajar dan bermain juga mencerminkan keyakinan kita yang kuat terhadap Tuhan. Sikap-sikap hidup dalam aktivitas
tersebut akan menggambarkan bagaimana pemahaman peserta didik terhadap peran dan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
G. Judul Buku
Buku pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SD kelas VI adalah Hidup Bersyukur, artinya manusia dalam hidupnya
selalu bersyukur. Kita diundang untuk menghayati hidup dengan penuh syukur, karena Allah selalu hadir dalam kehidupan ini baik
dalam keadaan susah maupun senang. Dan sebagai respons manusia diharapkan menunjukkan sikap itu dalam ibadah maupun
aktivitas sehari-hari.