Pembelajaran PAK Kelas 06 SD Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Guru

20 Kelas VI SD pembelajaran, menghargai keanekaragaman peserta didik, memberi tempat bagi peranan Roh Kudus. Dalam proses seperti ini, kebutuhan peserta didik merupakan kebutuhan utama yang harus terakomodir dalam proses pembelajaran. Proses Pembelajaran PAK adalah proses pembelajaran yang mengupayakan peserta didik mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh Guru. Penjabaran kompetensi dalam pembelajaran PAK dirancang sedemikian rupa sehingga proses dan hasil pembelajaran PAK memiliki bentuk- bentuk karya, unjuk kerja dan perilaku atau sikap yang merupakan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dapat diukur melalui penilaian sesuai kriteria pencapaian.

D. Pembelajaran PAK di Buku Teks Pelajaran

Pembahasan di buku teks pelajaran dimulai dengan pengantar di mana pada bagian pengantar peserta didik diarahkan untuk masuk ke dalam materi pembahasan, kemudian penjelasan bahan Alkitab, uraian materi, kegiatan pembelajaran dan penilaian. D.1. Pengantar Pengantar merupakan pintu masuk bagi uraian pembelajaran secara lengkap, bagian pengantar bisa berupa naratif tapi juga aktivitas yang dipadukan dengan materi. D.2. Penjelasan Bahan Alkitab Penjelasan ini diperlukan untuk membantu guru-guru memahami referensi Alkitab yang dipakai. Melalui penjelasan bahan Alkitab, guru memperoleh pengetahuan mengenai latar belakang nars Alkitab yang diambil kemudian dapat menarik relevansinya dengan topik yang dibahas. Penjelasan bahan Alkitab hanya untuk guru dan tidak untuk diajarkan pada peserta didik. D.3. Uraian Materi Penjelasan bahan pelajaran secara utuh disampaikan oleh guru. Materi yang ada dalam buku guru lebih lengkap dibandingkan dengan yang ada dalam buku teks pelajaran. Guru perlu mengetahui lebih banyak mengenai materi yang dibahas sehingga dapat memilih materi yang paling 21 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti penting untuk diberikan pada peserta didik. Guru harus teliti menggabungkan materi yang ada dalam buku teks pelajaran dengan yang ada dalam buku guru. Hendaknya diingat bahwa yang menjadi target capaian adalah kompetensi dan bukan materi, jadi guru tidak perlu menjejali peserta didik dengan materi ajar yang terlalu banyak. Jika dilihat model yang ada dalam buku teks pelajaran, maka nampak jelas proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Hal ini menguntungkan guru karena guru tidak harus menunggu selesai proses belajar baru diadakan penilaian, tetapi dalam setiap langkah kegiatan ada penalaran materi dan ada juga penilaian. Sejak bertahun-tahun kita terjebak dalam bentuk penilaian pengetahuan yang tidak menguntungkan peserta didik terutama melalui model ujian pilihan ganda dan model penilaian yang kurang membantu peserta didik mencapai transformasi atau perubahan perilaku. Karena itu, sudah saatnya guru berubah, dalam pembelajaran ini akan lebih banyak fokus pada diri peserta didik, selalu dimulai dari peserta didik dan berakhir pada peserta didik, demikian pula bentuk penilaian lebih banyak bersifat penilaian diri sendiri sehingga peserta didik dapat melihat apakah ada perubahan dalam hidupnya. D.4. Penilaian Penilaian membahas ketercapaian Kompetensi Dasar. Dalam penjelasan pokok materi pembelajaran, dapat dibaca perubahan cara penilaian yang ada dalam kurikulum 2013, yaitu proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama- sama. Jadi, proses penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai dan bentuk penilaian cukup variatif mengenai skala sikap, penilaian diri, tes tertulis, penilaian produk, proyek, observasi dll. Guru harus berani membuat perubahan dalam bentuk penilaian. Memang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini bertentangan dengan jiwa kurikulum 2013, khususnya kurikulum PAK yang memang terfokus pada perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan