3 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
3. Memberikan gagasan contoh pembelajaran PAK yang mengaktifkan peserta didik melalui berbagai ragam metode
dan pendekatan pembelajaran dan penilaian; 4. Mengembangkan metode yang dapat memotivasi peserta didik
untuk selalu menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
C. Ruang Lingkup
Buku guru ini diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada buku
teks pelajaran SD kelas VI. Selain itu buku guru ini dapat memberi wawasan bagi guru tentang prinsip pengembangan kurikulum,
kurikulum 2013, fungsi dan tujuan PAK, cara pembelajaran dan penilaian PAK serta penjelasan kegiatan guru pada setiap bab
yang ada pada buku teks pelajaran.
4 Kelas VI SD
Arah penyelenggaraan pendidikan tidak sekadar meningkatkan kualitas
diri, melainkan untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu membangun
kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang lebih baik.
Dengan demikian terdapat dimensi peningkatan kualitas personal anak
didik, dan di sisi lain terdapat dimensi peningkatan kualitas kehidupan
sosial.
5 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
A. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi peserta didik
di sekolah. Dalam kurikulum ini terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan. Kurikulum disusun oleh para ahli
pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan
peserta didik mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh peserta didik, keluarga, dan masyarakat. Kelas merupakan tempat untuk
melaksanakan dan menguji kurikulum. Di dalamnya semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan
guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Pewujudan konsep, prinsip, dan aspek-
aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru.
Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. Guru adalah perencana, pelaksana,
penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan, menjadi
pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat.
Bab 2
Pengembangan Kurikulum 2013
6 Kelas VI SD
Prinsip-prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.
Pertama, prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi ke luar dan relevansi di dalam
kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan
dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam, yaitu ada
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yakni antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan
penilaian. Relevansi di dalam ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
Prinsip kedua adalah fleksibilitas. Kurikulum hendaknya
memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang,
di sini dan di tempat lain, bagi peserta didik yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan kondisi daerah waktu maupun kemampuan, dan latar belakang peserta didik.
Prinsip ketiga adalah kesinambungan. Perkembangan dan proses
belajar peserta didik berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu
dilakukan bersama-sama, dan selalu diperlukan komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum SD, SMP, SMA
SMK, dan Perguruan Tinggi.
Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan,
menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan
idealnya suatu kurikulum, kalau penggunaannya menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal
biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar