34 terutama suhu kota, terkendalikan dengan baik yang diakibatkan oleh keber-
adaan vegetasi yang jumlahnya banyak dan tersebar dalam kota.
3.3. Kependudukan
Kota Bogor dihuni oleh ± 675 201 jiwa, dan pada tahun 2005 diproyeksikan akan menjadi ± 1 000 000 jiwa Nurdin 1999. Tabel 1 memperlihatkan data jum-
lah dan kepadatan penduduk, dan Tabel 2 memperlihatkan keragaman beberapa faktor sosial ekonominya.
Tabel 1. Jumlah dan kepadatan penduduk kota
Luas Penduduk Jiwa
Kepadatan Jiwaha No
Kecamatan ha
1997 2005
1997 2005
1. Bogor Selatan
3 081 26
132 695 155 696
43 51
2. Bogor Barat
3 285 28
150 088 178 622
46 54
3. Bogor Utara
1 772 15
101 463 130 842
57 74
4. Bogor Timur
1 015 8
67 263 87 066
66 86
5. Bogor Tengah
813 7
103 973 140 639
128 173
6. Tanah Sareal
1 884 16
119 719 147 196
64 78
Jumlah 11 850
100 675 201
840 101 Rata-rata
57 71
Sumber: Nurdin 1999, Data untuk tahun 1997 dan untuk proyeksi tahun 2005.
Tabel 2. Ragam sosial ekonomi penduduk kota, 1996
No. Parameter
Kategori Jumlah
Total 1.
Jenis kelamin 1. Laki-laki
337 921 50.38 2. Perempuan
332 707 49.62 2.
Umur 1. 0 - 4 tahun
69 268 10.62 2. 5 - 9 tahun
75 157 11.52 3. 10 - 14 tahun
70 446 10.80 4. 15 - 19 tahun
64 877 9.95 5. 20 - 44 tahun
239 364 36.70 6. 45 - 64 tahun
106 647 16.35 7. 65 tahun
26 525 4.07 3.
Pendidikan 1. Tidak sekolah
26 340 6.42 2. Lulus SDsederajat
138 645 33.79 3 Lulus SLTPsederajat
107 286 26.15 4. Lulus SLTAsederajat
112 670 27.46 5. Akademi
14 301 3.49 6. Perguruan Tinggi
11 034 2.69 4.
Mata pencaharian 1. Buruh tani + tukang
26 429 11.30 2. Jasa + perdagangan
58 399 24.96 3. Pegawai + ABRI
135 709 58.01 4. Pensiunan
13 392 5.72 Sumber: Pemerintah Kotamadya Dati II Bogor 1996, diolah kembali
35 Kecamatan Bogor Tengah mempunyai areal yang lebih kecil dibandingkan
bagian kota lainnya, tetapi jumlah penduduk dan kepadatannya jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena peruntukan dan fungsinya yang dominan, sejak awal
perkembangan kota, yaitu sebagai areal perdagangan. Sebaliknya, Kecamatan Bogor Barat dan Selatan yang dialokasikan terutama sebagai kawasan per-
mukiman merupakan bagian kota yang sulit untuk dikembangkan karena lahan yang berbukit, dan hal ini terlihat dari jumlah penduduknya yang relatif kecil.
Kota Bogor ini direncanakan akan menjadi Kota Permukiman Dormitory town, disamping fungsi-fungsi lain yaitu sebagai Kota Perdagangan Regional,
Kota Pariwisata, dan Kota Ilmu. Fungsi terakhir ini didukung oleh keberadaan berbagai lembaga ilmiah, terutama yang berkaitan dengan bidang pertanian dan
lingkungan.
3.4. Penggunaan Lahan.